Wamen Investasi Bahas Pengolahan Etanol dengan Toyota, Apa Hasilnya?
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu agenda Business Forum di Jakarta pada Rabu (19/11/2025).(KOMPAS.com/DEBRINATA RIZKY)
15:40
19 November 2025

Wamen Investasi Bahas Pengolahan Etanol dengan Toyota, Apa Hasilnya?

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu mengaku telah melakukan pertemuan dengan CEO of Asia Region, Toyota Motor Corporation Masahiko Maeda untuk membahas teknologi pengolahan etanol.

Produsen otomotif asal Jepang itu menawarkan teknologi bioetanol berbasis limbah pertanian yang dinilai relevan untuk mendukung kebijakan mandatory blending bioetanol dalam bensin sebesar 10 persen (E10) yang akan mulai diterapkan pada tahun 2027

"Minggu lalu saya sama Pak Handi ini, surprise nih, kami dibawa ke Jepang dan ketemu dengan grup Toyota. Dan teknologinya mereka ini sudah masuk second generation," kata Todotua dalam agenda Business Forum di Jakarta pada Rabu (19/11/2025).

Ilustrasi BBM mengandung etanol. Freepik/jcomp Ilustrasi BBM mengandung etanol.

Todotua menjelaskan, Toyota saat ini telah mengembangkan teknologi pemrosesan etanol generasi kedua yang mampu mengonversi ampas tebu, sorgum, hingga batang dan ampas padi menjadi bahan bakar.

Menurutnya, teknologi ini cocok dengan karakter Indonesia yang kaya biomassa dan tengah mengejar kemandirian energi.

Tak hanya itu, Pemerintah menargetkan kebutuhan etanol mencapai sekitar 4 juta kiloliter per tahun saat E10 diwajibkan pada 2027, seiring konsumsi nasional bensin yang mencapai 40 juta kiloliter.

“Saat ini kebutuhan bahan bakar di dalam negeri mencapai lebih dari 40 juta kiloliter per tahun, dengan kewajiban E10 maka setidaknya Indonesia membutuhkan sekitar 4 juta kiloliter bioetanol di 2027.” tambah Todotua.

Karena itu, kerja sama dengan mitra teknologi internasional menjadi penting agar kapasitas produksi bisa dipercepat dan tidak mengulang ketergantungan impor seperti yang terjadi pada program biodiesel B40.

Ilustrasi pencampuran bahan bakar nabati jenis biodiesel ke dalam bahan bakar minyak jenis solar 40 persen atau B40dok.KementerianESDM Ilustrasi pencampuran bahan bakar nabati jenis biodiesel ke dalam bahan bakar minyak jenis solar 40 persen atau B40

Ia menambahkan Toyota dipandang sebagai mitra kunci karena 60 hingga 70 persen populasi kendaraan bermotor, khususnya mobil di Indonesia merupakan buatan Jepang.

Untuk tahap awal, pemerintah mempertimbangkan wilayah Lampung sebagai salah satu lokasi rencana pabrik etanol Toyota.

Sebelumnya, kata Todotua, beberapa negara seperti Brazil bahkan sedang mengkaji kebijakan E100 yang artinya 100 persen bahan bakar berasal dari bioetanol.

Kebijakan serupa juga diambil oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat, China, India, Perancis, Thailand, dan Fipina yang sudah menerapkan kebijakan E10 dan E20.

Toyota sendiri mengklaim telah berhasil memiliki teknologi mesin kendaraan yang efisien dan ramah lingkungan dengan penggunaan bahan bakar E20, bahkan dari riset yang dikembangkan bahan bakar hijau tersebut telah diujicobakan dalam mobil balap Super Formula.

Tag:  #wamen #investasi #bahas #pengolahan #etanol #dengan #toyota #hasilnya

KOMENTAR