Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04 Persen pada Kuartal III-2025, Ditopang Konsumsi dan Ekspor
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 5,04 persen secara tahunan (year-on-year) pada triwulan III-2025, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,95 persen.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, mengatakan pertumbuhan ekonomi secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) mencapai 1,43 persen, yang merupakan pola musiman seperti tahun-tahun sebelumnya, di mana pertumbuhan di kuartal III biasanya lebih rendah dibandingkan triwulan II di tahun yang sama.
“Secara QTQ, pertumbuhan ekonomi triwulan III-2025 tumbuh sebesar 1,43 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara QTQ ini sejalan dengan pola musiman seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan QTQ di triwulan III selalu lebih rendah daripada triwulan II,” ujar Edy saat konferensi pers, rilis data BPS terkait pertumbuhan ekonomi nasional, Rabu (5/11/2025).
Dari sisi lapangan usaha, hampir seluruh sektor mencatat pertumbuhan positif. Lima sektor utama yang menopang sekitar 65,02 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) yakni industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi tercatat pada jasa pendidikan yang tumbuh 10,59 persen, didorong oleh dimulainya tahun ajaran baru dan meningkatnya belanja fungsi pendidikan.
Sektor jasa perusahaan dan jasa lainnya juga menunjukkan pertumbuhan tinggi masing-masing 9,94 persen dan 9,92 persen.
“Total share keempat lapangan usaha tersebut mencapai sekitar 65,02 persen dari PDB. Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah jasa pendidikan yang tumbuh 10,59 persen didorong oleh dimulainya tahun ajaran baru dan peningkatan belanja fungsi pendidikan,” paparnya.
Sumber pertumbuhan terbesar berasal dari industri pengolahan dengan kontribusi 1,13 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sektor ini ditopang oleh permintaan domestik dan ekspor, terutama pada industri makanan dan minuman yang tumbuh 6,49 persen, serta industri logam dasar yang melonjak 18,62 persen seiring peningkatan permintaan global atas produk besi dan baja.
Sementara industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh 11,65 persen, didorong oleh peningkatan kebutuhan bahan kimia domestik dan luar negeri.
Sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh solid berkat meningkatnya pasokan dan transaksi barang-barang domestik, termasuk lonjakan aktivitas perdagangan online serta penggunaan kartu kredit dan uang elektronik.
Sektor informasi dan komunikasi juga mencatat pertumbuhan signifikan akibat peningkatan traffic data dan transaksi digital.
Di sisi lain, BPS melaporkan bahwa sektor pertanian tumbuh kuat didukung peningkatan permintaan domestik. Tanaman pangan tumbuh 9,94 persen, terutama karena produktivitas padi yang meningkat.
Sementara subsektor peternakan tumbuh 6,51 persen, ditopang program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mendorong konsumsi daging ayam dan telur.
Dari sisi pengeluaran, seluruh komponen juga tumbuh positif. Konsumsi rumah tangga masih menjadi tulang punggung ekonomi dengan kontribusi 53,14 persen terhadap PDB, tumbuh 4,89 persen pada kuartal III-2025.
Selain itu, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), yang mencerminkan investasi, menyumbang 29,09 persen terhadap PDB. Artinya, konsumsi rumah tangga dan investasi secara bersama menyumbang lebih dari 82,23 persen perekonomian nasional.
“Selain itu, komponen PMTB juga memberikan kontribusi yang besar terhadap PDB triwulan III-2025 sebesar 29,09 persen. Dengan demikian, 82,23 persen PDB triwulan III berasal dari konsumsi rumah tangga dan PMTB,” bebernya.
Lebih jauh, komponen ekspor menjadi yang tumbuh paling tinggi, mencapai 9,91 persen, didorong oleh kenaikan nilai dan volume ekspor barang nonmigas dan jasa.
Dari sisi sumber pertumbuhan, konsumsi rumah tangga berkontribusi 2,54 persen, diikuti ekspor 2,15 persen dan PMTB 1,59 persen.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama didorong oleh transportasi dan komunikasi yang tumbuh 6,41 persen berkat meningkatnya mobilitas masyarakat, serta restoran dan hotel yang tumbuh 6,32 persen seiring naiknya jumlah wisatawan Nusantara.
Dari sisi investasi, sub komponen mesin dan perlengkapan tumbuh 17 persen, serta kendaraan 6,24 persen, ditopang peningkatan investasi domestik dan impor barang modal. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga mencatat realisasi investasi pada triwulan III-2025 tumbuh 13,89 persen.
Sementara dari sisi ekspor, peningkatan signifikan terjadi pada komoditas utama seperti lemak dan minyak nabati, besi dan baja, mesin dan peralatan listrik, serta kendaraan dan komponennya.
“Ekspor jasa juga tumbuh didorong oleh peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara,” ucap Edy.
Kombinasi kuatnya konsumsi domestik, lonjakan ekspor, dan meningkatnya investasi membuat ekonomi Indonesia di kuartal III-2025 tetap berada di jalur positif.
Capaian ini menunjukkan ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global, sekaligus memperkuat optimisme bahwa pertumbuhan tahunan 2025 dapat bertahan di atas 5 persen.
Tag: #ekonomi #indonesia #tumbuh #persen #pada #kuartal #2025 #ditopang #konsumsi #ekspor