Kemenperin: RI Butuh 700.000 Hektare Lahan untuk Bisa Swasembada Gula
Tanaman tebu(Shutterstock/Operation Shootinga)
16:04
29 Oktober 2025

Kemenperin: RI Butuh 700.000 Hektare Lahan untuk Bisa Swasembada Gula

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indonesia hanya membutuhkan tambahan 700.000 hektare (ha) lahan tebu untuk mencapai target swasembada gula nasional.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, mengatakan saat ini pemerintah tengah mengerjakan perluasan lahan tersebut, salah satunya di Merauke, Papua, yang menjadi proyek strategis pengembangan tebu nasional.

Perluasan lahan juga berlangsung di beberapa daerah lain seperti Blitar, Jawa Timur (Jatim).

Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, sebut RI butuh 700.000 ha lahan tambahan untuk swasembada gulaKOMPAS.com/SUPARJO RAMALAN Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, sebut RI butuh 700.000 ha lahan tambahan untuk swasembada gula

“Kita lihat ininya, nah sebenarnya kita itu perlu cuma lagi 700.000 hektare, kita sudah bisa swasembada gula,” ujar Putu di sela-sela pameran industri agro yang digelar di gedung Kemenperin, Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2025).

"Nah ini yang sedang dikerjakan di Merauke, dan di samping Merauke itu ada juga daerah-daerah yang dikembangkan. Seperti umpamanya di Jawa Timur, Blitar, itu juga peningkatan penggunaannya sangat luas,” paparnya.

Di wilayah Tegal, Jawa Tengah (Jateng) dan sekitarnya juga mulai muncul investasi baru untuk pembangunan pabrik gula untuk memperkuat rantai pasok industri gula nasional.

“Sekarang ada di Tegal dan sekitarnya, itu juga ada investasi untuk pabrik gula,” beber Putu.

Menurutnya, peningkatan produksi gula dari tebu dalam beberapa tahun terakhir sudah signifikan. Jika sebelumnya produksi berada di angka 2,3 juta ton, kini telah mencapai sekitar 2,8 juta ton.

Sejumlah daerah juga diklaim mengalami produktivitas gula yang tinggi. Di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatatkan rendemen tebu hingga 12 persen, sedangkan di lahan rawa Sumatera Selatan, produktivitas bisa mencapai 100 ton per hektare dengan rendemen yang terus naik dari 5,7 persen menuju 8 persen.

Tanaman tebu mendominasi lahan perbukitan di kawasan hutan yang gundul di wilayah Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, Kamis (3/8/2023)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Tanaman tebu mendominasi lahan perbukitan di kawasan hutan yang gundul di wilayah Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, Kamis (3/8/2023)

Capaian tersebut menunjukkan kinerja positif di sektor perkebunan tebu dan menjadi sinyal positif bahwa target swasembada gula nasional bisa terwujud.

Program swasembada gula tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan konsumsi nasional, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan industri hilir, termasuk bioetanol.

Puti menyebut, swasembada gula tidak hanya akan meningkatkan produksi gula nasional, tetapi juga memberikan dampak turunan yang besar, salah satunya pada peningkatan produksi molasses atau tetes tebu.

Molasses memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan menjadi bahan baku biofuel, sehingga mendukung program energi hijau.

Selain itu, pemerintah juga tengah mengembangkan pemanfaatan biomassa, seperti tandan kosong kelapa sawit, yang dapat diproses atau di fraksionasi menjadi berbagai produk bernilai tambah.

Dari bahan tersebut bisa dihasilkan bioetanol hingga hemiselulosa yang memiliki potensi ekonomi besar dan mendukung pengembangan industri berbasis energi terbarukan di dalam negeri.

“Nah tebu juga, ini kan di-swasembada gula, itu molasses-nya akan meningkat hasilnya, sehingga ini juga akan sangat potensial untuk masuk ke biofuel. Di samping itu juga kita juga sedang, memilahkan dari biomassa. Biomassa itu tandan kosong, tandan kosong kelapa sawit itu di fraksionasi, dipilah-pilahkan, itu nanti bisa menjadi bioetanol, bisa hemiselulosa, jadi banyaklah bahan-bahan yang bisa dihasilkan,” katanya.

Tag:  #kemenperin #butuh #700000 #hektare #lahan #untuk #bisa #swasembada #gula

KOMENTAR