



Menperin: AI Berpotensi Sumbang 366 Miliar Dollar AS ke Ekonomi Indonesia
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut Indonesia berpotensi menjadi kontributor utama ekonomi berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di Asia Tenggara.
Berdasarkan studi AT Kearney, potensi nilai ekonomi dari penerapan AI di Indonesia bisa mencapai 366 miliar dollar AS atau sekitar 12 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada 2030.
Dalam laporan yang sama, kawasan ASEAN diproyeksikan memperoleh tambahan nilai ekonomi hingga 13 persen dari rata-rata PDB negara-negara anggotanya. Indonesia menempati posisi tertinggi dengan potensi 366 miliar dollar AS, diikuti Thailand dengan 117 miliar dollar AS, dan Malaysia sebesar 115 miliar dollar AS.
“Untuk mewujudkan potensi besar kontribusi ekonomi dari penerapan AI di Indonesia, kita perlu memahami secara mendalam faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan implementasinya,” ujar Agus dalam acara Kumparan AI For Indonesia di Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Ia menjelaskan, berdasarkan riset AI Radar Survey 2025 dari Boston Consulting Group, keberhasilan penerapan AI lebih banyak ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia (SDM) dan proses bisnis, bukan hanya oleh teknologi.
Dari total kebutuhan kapabilitas organisasi, kontribusi terbesar datang dari faktor manusia dan proses bisnis sebesar 70 persen. Sementara teknologi menyumbang 20 persen, dan algoritma 10 persen.
“Temuan ini menunjukkan bahwa keberhasilan transformasi berbasis AI tidak hanya ditentukan oleh kecantikan teknologi atau oleh kualitas algoritma, tetapi lebih pada kesiapan sumber daya manusia, budaya organisasi yang mendukung inovasi, serta tata kelola proses bisnis yang efektif dan adaptif,” paparnya.
Agus menilai penguatan SDM dan tata kelola industri menjadi langkah utama agar penerapan AI memberi dampak nyata bagi perekonomian. Ia menekankan pentingnya peningkatan kompetensi dan kapasitas talenta digital di seluruh sektor manufaktur dan industri.
Selain itu, manajemen perubahan atau change management perlu dijalankan secara konsisten dan berorientasi hasil agar transformasi digital berdampak pada produktivitas dan efisiensi industri.
Strategi proses bisnis juga perlu diperbarui agar sejalan dengan perkembangan teknologi. Menurut Agus, ketiga aspek tersebut menjadi kunci agar penerapan AI tidak sekadar proyek teknologi, tetapi juga menjadi kekuatan ekonomi baru yang memperkuat daya saing nasional di era digital.
Tag: #menperin #berpotensi #sumbang #miliar #dollar #ekonomi #indonesia