



Trump Sebut China Bisa Terus Beli Minyak Iran Meski Sanksi AS Berlaku Ketat
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan China masih bisa membeli minyak dari Iran setelah Israel dan Iran menyepakati gencatan senjata.
Pernyataan ini muncul di tengah ketegangan soal sanksi AS terhadap Iran, tetapi Gedung Putih menegaskan hal tersebut bukan tanda pelonggaran sanksi.
"China sekarang dapat terus membeli minyak dari Iran. Mudah-mudahan, mereka juga akan membeli banyak dari AS," kata Trump lewat unggahan di platform Truth Social, Selasa (23/6/2025), seperti dilansir Reuters.
Pernyataan ini disampaikan beberapa hari setelah Trump memerintahkan serangan udara AS ke tiga lokasi nuklir Iran.
Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan kepada Reuters, sejauh ini Iran belum berusaha menutup Selat Hormuz bagi kapal tanker minyak. Penutupan jalur ini akan sulit bagi China, importir minyak Iran terbesar di dunia.
"Presiden terus meminta China dan semua negara untuk mengimpor minyak dari AS daripada membeli minyak Iran yang melanggar sanksi," ujar pejabat itu.
Komentar Trump soal China ini menjadi sinyal penurunan harga minyak. Pada Selasa, harga minyak turun hampir 6 persen.
Setiap pelonggaran sanksi terhadap Iran akan menandai perubahan kebijakan AS. Padahal, pada Februari lalu Trump menyatakan akan kembali menjalankan kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran.
Tujuannya menekan ekspor minyak Iran hingga nol sebagai respon atas program nuklir dan pendanaan kelompok militan di Timur Tengah.
Trump pernah memberlakukan gelombang sanksi pada beberapa kilang minyak dan operator pelabuhan di China yang membeli minyak Iran secara ilegal.
"Lampu hijau Presiden Trump bagi China untuk terus membeli minyak Iran mencerminkan kembalinya standar penegakan yang longgar," kata mantan pejabat Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) sekaligus CEO Rapidan Energy Group, Scott Modell.
Selain tidak menerapkan sanksi, Trump juga bisa menangguhkan atau mencabut sanksi yang dikeluarkan lewat perintah eksekutif atau berdasar wewenang presiden dalam undang-undang Kongres.
Namun, Modell memperkirakan Trump tidak akan mencabut sanksi menjelang putaran perundingan nuklir AS-Iran berikutnya. Kebijakan ini tetap penting mengingat permintaan Iran agar setiap kesepakatan mencakup pencabutan sanksi permanen.
Jeremy Paner, mitra di firma hukum Hughes Hubbard & Reed, menyatakan jika Trump menangguhkan sanksi terkait minyak Iran, prosesnya butuh kerja sama banyak lembaga.
Departemen Keuangan AS harus mengeluarkan izin, dan Departemen Luar Negeri memberi keringanan dengan pemberitahuan terlebih dulu ke Kongres.
Pedagang minyak dan analis di Asia mengatakan komentar Trump tidak akan berpengaruh besar dalam jangka pendek pada pembelian minyak China dari Iran maupun AS.
Minyak Iran menyumbang sekitar 13,6 persen dari total impor minyak China tahun ini.
Harga yang lebih murah memberikan ruang bagi kilang independen yang memiliki margin terbatas. Sementara minyak AS hanya 2 persen dari impor China.
Tarif 10 persen yang diberlakukan Beijing atas minyak AS juga membatasi pembelian lebih banyak.
Tekanan Terhadap China
China sejak lama menentang sanksi sepihak yang disebutnya "penyalahgunaan ilegal" oleh Washington.
Guo Jiakun, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, menyatakan pada Rabu (24/6) bahwa China akan mengambil langkah-langkah keamanan energi yang wajar sesuai kepentingan nasional. Pernyataan ini disampaikan dalam jumpa pers rutin terkait unggahan Trump.
Pembelian minyak Iran dalam jumlah besar oleh China dan negara lain bisa membuat sekutu AS, Arab Saudi, kecewa. Arab Saudi adalah eksportir minyak terbesar dunia.
Namun, sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran terbukti terbatas dampaknya sejak awal pemerintahan Trump, yang lebih keras menindak Iran.
Modell menggambarkan upaya Trump tahun ini seperti "mengeluarkan Glock"—istilah untuk mengancam dengan senjata api—terhadap perusahaan perdagangan dan terminal China. Tapi hasilnya lebih ke tekanan minimal daripada maksimal.
Tammy Bruce, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, menyampaikan kepada wartawan bahwa Trump sudah mengisyaratkan rencana kebijakannya dan pemerintah fokus mewujudkannya. Namun, ia tidak mau menjelaskan proses detailnya.
"Yang jelas kami fokus memastikan arahan Presiden Trump berhasil dan mendorong pemerintahan ini maju. Jadi, kita harus menunggu dan melihat bagaimana kelanjutannya," kata Bruce.
Tag: #trump #sebut #china #bisa #terus #beli #minyak #iran #meski #sanksi #berlaku #ketat