Perdana Menteri China: Ekonomi Bakal Tetap Kuat Meski Model Bisnis Berubah
Perdana Menteri China Li Qiang berpidato dalam Indonesia-China Business Reception 2025 di Jakarta, Sabtu (24/5/2025). Presiden RI Prabowo Subianto juga menghadiri acara tersebut.(XINHUA/LI XIANG)
14:32
25 Juni 2025

Perdana Menteri China: Ekonomi Bakal Tetap Kuat Meski Model Bisnis Berubah

Perdana Menteri China Li Qiang menyatakan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi negaranya.

Ia yakin ekonomi kedua terbesar di dunia ini mampu mempertahankan laju pertumbuhan yang relatif cepat, meski sedang beralih dari model yang bergantung pada manufaktur menuju model yang didorong oleh konsumsi masyarakat.

Pernyataan ini disampaikan Li saat membuka Forum Ekonomi Dunia di Tianjin, Rabu (24/6/2025).

Forum tersebut berlangsung di tengah upaya pemerintah China mengatasi dampak perang dagang dengan Amerika Serikat melalui kebijakan stimulus ekonomi.

Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi para pemimpin China, yang juga harus menjalankan reformasi struktural yang tidak mudah.

Ekonomi China saat ini bernilai sekitar 19 triliun dolar AS atau setara dengan Rp 309.567 triliun (kurs 1 USD = Rp 16.293).

Para analis membagi skenario ekonomi China ke dalam dua jalur utama. Pertama, ekonomi tetap tumbuh dengan laju yang masih relatif tinggi meski melambat, didorong oleh ekspor kuat.

Namun, tren ini diprediksi akan melemah seiring meningkatnya ketegangan perdagangan dengan negara-negara Barat.

Kedua, ekonomi China dapat bertahan dengan pertumbuhan lebih lambat dalam beberapa tahun ke depan sambil melakukan reformasi yang fokus membuka potensi pasar konsumen domestik.

Pasar ini dianggap kunci untuk pertumbuhan jangka panjang.

Namun, pejabat pemerintah China memberikan pandangan lebih optimis. Li Qiang menyatakan yakin pemerintah mampu menggabungkan kedua jalur itu.

"Kami yakin dengan kemampuan kami untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan yang relatif cepat bagi ekonomi China," kata Li dalam pidatonya, Rabu (25/6/2025), seperti dilansir Reuters.

"Ekonomi China menunjukkan peningkatan yang stabil pada kuartal kedua. Terlepas dari bagaimana lingkungan internasional berkembang, ekonomi China secara konsisten mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat," tambahnya.

 

Pemerintah Beijing menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen pada tahun 2025. Namun, sebagian besar analis memperkirakan target ini sulit dicapai tanpa tercapainya gencatan senjata dagang yang berkelanjutan dengan Amerika Serikat.

Oxford Economics memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) China akan menurun.

Rata-rata pertumbuhan tahunan dekade ini diprediksi sebesar 4,5 persen, turun setengah dari rata-rata periode 1999-2019. Pada dekade berikutnya, pertumbuhan diperkirakan akan semakin melambat menjadi 3 persen.

Para ekonom menilai pemerintah perlu memberikan lebih banyak dukungan kebijakan untuk meningkatkan daya beli rumah tangga. Hal ini penting agar transisi ekonomi dari manufaktur ke konsumsi dapat berjalan lancar.

Namun, perubahan ini sensitif secara politik bagi Partai Komunis China, yang selama ini mengaitkan legitimasi pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi. Oleh sebab itu, reformasi serius selama lebih dari satu dekade ini tertunda.

Menurut Rhodium Group, lembaga pemikir asal Amerika Serikat yang fokus pada China, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB China hanya sekitar 39 persen selama dua dekade terakhir.

Angka ini masih jauh di bawah rata-rata negara-negara Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang mencapai 54 persen.

Pada Selasa (23/6/2025), China mengeluarkan pedoman baru untuk menggunakan instrumen keuangan guna mendorong konsumsi masyarakat.

Pemerintah berjanji mendukung lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) tahun lalu menegaskan perlunya reformasi mendalam agar ekonomi China benar-benar bisa bertransformasi menjadi ekonomi berbasis konsumsi.

Langkah yang dibutuhkan termasuk reformasi sistem pensiun dan penguatan jaring pengaman sosial untuk mengurangi kebutuhan masyarakat menabung secara berlebihan sebagai antisipasi risiko.

"Kami bertujuan membantu China bertransisi dari kekuatan manufaktur utama menjadi pasar konsumen yang sangat besar," kata Li.

"Ini akan membuka pasar yang luas dan belum dimanfaatkan bagi bisnis dari banyak negara," sambungnya.

Tag:  #perdana #menteri #china #ekonomi #bakal #tetap #kuat #meski #model #bisnis #berubah

KOMENTAR