Harga Minyak Dunia Anjlok Setelah Iran-Israel Gencatan Senjata
Ilustrasi minyak bumi(Shutterstock)
08:52
25 Juni 2025

Harga Minyak Dunia Anjlok Setelah Iran-Israel Gencatan Senjata

- Harga minyak mentah dunia anjlok 6 persen pada akhir perdagangan Selasa (24/6/2025) waktu setempat atau Rabu (25/6/2025) pagi WIB, di tengah mencuatnya kabar gencatan senjata antara Iran dan Israel.

Pasar berekspektasi gencatan senjata Iran dan Israel akan meredakan risiko gangguan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent anjlok 6,1 persen atau 4,34 dollar AS ke level 67,14 dollar AS per barrel. Sementara minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS anjlok 6 persen atau 4,14 dollar AS ke level 64,37 dollar AS per barrel.

"Premi risiko geopolitik yang terbentuk sejak serangan pertama Israel terhadap Iran hampir dua minggu lalu, telah sepenuhnya lenyap," kata Tamas Varga, Analis Senior PVM Oil Associates.

Pada akhir perdagangan Senin kemarin, kedua kontrak minyak bahkan ditutup merosot lebih dari 7 persen, setelah harga minyak sempat mengalami reli usai Amerika Serikat (AS) menyerang fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan kemarin.

Harga minyak mentah Brent sempat menyentuh level tertinggi dalam lima bulan di 78,93 dollar AS per barrel, hampir menembus levell 80 dollar AS per barrel.

Keterlibatan langsung AS dalam perang Israel-Iran tersebut membuat investor khawatir tentang Selat Hormuz yang akan ditutup Iran, jalur pelayaran bagi pengangkutan minyak mentah dan bahan bakar minyak sebanyak 18-19 juta barrel per hari (bph), hampir seperlima dari konsumsi global.

Namun seiring Presiden AS Donald Trump mengeklaim adanya kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel, harga minyak dunia pun kembali turun ke kisaran level 67 dollar AS per barrel.

Harga minyak dunia juga turun karena Trump mengatakan bahwa China, negara importir minyak terbesar di dunia, masih dapat melanjutkan pembelian minyak dari Iran.

Selain faktor geopolitik, tekanan terhadap harga minyak juga didukung peningkatan pasokan.

Perusahaan energi nasional Kazakhstan, KazMunayGaz, meningkatkan proyeksi produksi minyak di ladang Tengiz yang dikelola Chevron menjadi sebesar 35,7 juta ton metrik pada 2025, naik dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 34,8 juta ton.

Kazakhstan adalah anggota OPEC+, kelompok negara produsen yang mencakup Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya. Beberapa anggota OPEC+ lainnya juga telah meningkatkan produksi.

Di Guyana, produksi minyak naik menjadi 667.000 barrel per hari pada Mei 2025 dari 611.000 barrel per hari pada April 2025, didorong peningkatan output dua dari tiga fasilitas produksi yang dioperasikan oleh Exxon Mobil.

Penurunan tak terduga pada indeks kepercayaan konsumen AS bulan ini, turut menjadi sentimen negatif yang mempengaruhi penurunan harga minyak dunia.

Rumah tangga AS semakin khawatir tentang ketersediaan pekerjaan dan ketidakpastian ekonomi dari kebijakan tarif Trump.

Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams mengatakan, pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan melambat dengan laju inflasi yang lebih tinggi tahun ini akibabt tarif perdagangan.

Hal ini sekaligus mengindikasikan bank sentral AS, Federal Reserve tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga dalam waktu dekat, meskipun langkah ini dapat membantu meningkatkan permintaan minyak.

Data persediaan minyak AS pun akan dirilis pekan ini oleh American Petroleum Institute (API) dan Energy Information Administration (EIA).

Analis memperkirakan cadangan minyak mentah AS turun sekitar 800.000 barrel selama sepekan yang berakhir pada 20 Juni 2025. Jika perkiraan ini benar, maka menjadi penurunan stok selama lima minggu berturut-turut sejak Januari 2025.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode sama di tahun lalu yang mengalami peningkatan stok 3,6 juta barrel, sementara rata-rata penurunan lima tahun terakhir mencapai 2,5 juta barrel.

Tag:  #harga #minyak #dunia #anjlok #setelah #iran #israel #gencatan #senjata

KOMENTAR