



Agentic AI Bakal Dorong Otomatisasi Bisnis yang Lebih Cepat, Akurat, dan Cerdas
Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) terus berkembang dan kini telah berevolusi ke tahapan yang lebih mutakhir, yakni Agentic AI. Agentic AI merupakan inisiatif berbasis AI yang tidak hanya responsif, tetapi juga proaktif, adaptif, kolaboratif, dan otonom.
Dalam seminar “Unlocking the Power of Agentic AI in Business & Beyond”, Director Enterprise Application Services Business Multipolar Technology Jip Ivan Sutanto mengungkapkan bahwa Agentic AI bukan sekadar alat, melainkan mitra kerja digital bagi perusahaan modern.
“Agentic AI membawa paradigma baru dalam proses otomatisasi dan pengambilan keputusan berbasis AI, yang sangat relevan bagi bisnis modern yang membutuhkan kecepatan, efisiensi, adaptabilitas tinggi, dan mengedepankan pengalaman pelanggan,” jelasnya. “Jika GenAI bisa menghasilkan konten baru, Agentic AI lebih dari itu, yaitu mampu mengambil keputusan sesuai data dan tujuan yang ditetapkan.”
Sistem Agentic AI dapat mengklasifikasi major tasks menjadi minor tasks yang lebih spesifik, beradaptasi terhadap lingkungan, dan berkolaborasi dengan sistem atau manusia yang semuanya dilakukan secara otomatis. Kemampuan ini membantu perusahaan untuk menjalankan proses hingga pengambilan keputusan bisnis dengan lebih cepat, lebih akurat, dan lebih cerdas ketimbang menggunakan cara-cara tradisional.
VisionAnalytics yang dikembangkan oleh Multipolar Technology menjadi salah satu solusi Agentic AI yang dapat membantu perusahaan dari beragam industri untuk melakukan banyak hal. Di ranah chatbot, misalnya, Agentic AI memungkinkan perusahaan pengguna mengeksplorasi dokumen yang kompleks secara singkat, mengambil data sesuai kebutuhan, lalu meringkasnya dengan praktis menjadi bahan rekomendasi bagi pelanggan.
“Di dunia keuangan, dengan Agentic AI, perusahaan dapat mengetahui tren dan pola big data yang ada, lalu mendeteksi anomali dan memperoleh kesimpulan untuk ditindaklanjuti. Di kancah human resources, seorang karyawan bisa menanyakan berapa sisa cuti yang dimiliki, lantas mengajukan pengambilan cuti secara otomatis,” jelas Andrew, Head of Big Data Multipolar Technology, mencontohkan.
Agar dapat mendukung pengoperasian Agentic AI yang dapat diskalakan sesuai kebutuhan tanpa mengabaikan kecepatan dan produktivitas, Cloudera Agent Studio dijalankan di atas platform kontainer Red Hat OpenShift. Andrew menambahkan, selain dapat diskalakan, Red Hat OpenShift juga memungkinkan Agentic AI “berlayar” di atas infrastruktur hybrid-cloud dengan kendali keamanan penuh.
Besarnya manfaat yang didapat dibanding sekadar memanfaatkan GenAI, apalagi Robotic Process Automation (RPA) dan Traditional AI, maka wajar jika permintaan pasar terhadap solusi Agentic AI melonjak. Seperti yang terungkap dalam laporan perusahaan riset pasar Mordor Intelligence1, nilai pasar Agentic AI global diyakini bakal naik dari USD7,28 miliar pada 2025 menjadi USS41,32 miliar pada 2030.
Pada 2024, belum ada 1% perusahaan yang mengimplementasikan Agentic AI, tapi pada 2028 hampir sepertiga perusahaan akan menggunakannya. Survei Cloudera memperkuat prediksi itu. Dari 1.484 pemimpin perusahaan yang disurvei, perusahaan keuangan dan kesehatan berpotensi memanfaatkannya untuk memperkuat sistem keamanan siber, sedangkan perusahaan ritel dan telekomunikasi menjadikannya untuk meningkatkan pengalaman pelanggan2.
Di Indonesia, kebutuhan untuk mengadopsi Agentic AI semakin mendesak. Persaingan bisnis yang kian sengit, yang didorong oleh digitalisasi proses, menjadikan Agentic AI menjadi penentu kemenangan. “Jadi, kalau tidak ingin kalah dari pesaing, gunakan solusi VisionAnalytics powered by Cloudera yang berjalan di atas Red Hat OpenShift untuk menerapkan teknologi Agentic AI,” ujar Jip Ivan.
Tag: #agentic #bakal #dorong #otomatisasi #bisnis #yang #lebih #cepat #akurat #cerdas