Investor Beralih ke Bitcoin Saat Harga Emas Terkoreksi dan The Fed Tahan Suku Bunga
Ilustrasi bitcoin.(UNSPLASH/KANCHANARA)
22:04
20 Juni 2025

Investor Beralih ke Bitcoin Saat Harga Emas Terkoreksi dan The Fed Tahan Suku Bunga

- Di tengah memanasnya konflik Iran dan Israel serta kebijakan moneter ketat dari bank sentral AS Federal Reserve (The Fed), harga bitcoin tetap bertahan di level 104.000 dollar AS.

Sementara itu, harga emas dunia tergelincir dari 3.420 dollar AS pada 13 Juni 2025 ke 3.335 pada Jumat (20/6/2025).

Harga emas turun setelah The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga tinggi dan memperlambat laju pemangkasan dalam beberapa tahun ke depan.

Ilustrasi Bitcoin.DOK. Shutterstock. Ilustrasi Bitcoin.

Di tengah ketidakpastian, pelaku pasar cenderung mencari aset alternatif yang mampu bertahan dari tekanan makro. Namun, harga emas yang selama ini dikenal sebagai instrumen lindung nilai justru melemah.

Hal ini terjadi setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuan dan memberi sinyal penurunan suku bunga akan dilakukan secara bertahap hingga 2027, tergantung perkembangan data ekonomi dan inflasi.

Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa inflasi masih memiliki potensi meningkat dalam beberapa bulan ke depan, dan ruang pemangkasan suku bunga bisa sangat terbatas. Sikap ini menekan minat terhadap logam mulia, termasuk emas, yang selama ini menjadi rujukan utama saat risiko global meningkat.

Vice President Indodax Antony Kusuma mengatakan, ketahanan bitcoin dalam situasi penuh tekanan ini menunjukkan transformasi besar dalam pola pikir investor global terhadap aset digital.

“Ini bukan sekadar soal harga. Ini tentang bagaimana pasar global kini mulai menempatkan Bitcoin sebagai salah satu poros dalam peta strategi aset dunia. Ketika bank sentral semakin bersikap ketat dan geopolitik makin tidak pasti, investor mencari instrumen yang netral secara politik, terbuka, dan tidak bisa dimanipulasi. Bitcoin menjawab semua itu,” ujar Antony dalam keterangannya, Jumat.

 

Mata uang kripto paling mahal di dunia.UNSPLASH/KANCHANARA Mata uang kripto paling mahal di dunia.

Ia menambahkan, tren investasi bitcoin kini mulai menunjukkan pendekatan yang lebih matang.

“Kami melihat adanya peningkatan minat dari investor, termasuk sebagian institusi, yang tidak lagi hanya melihat bitcoin sebagai instrumen spekulatif, tetapi juga sebagai alternatif lindung nilai di tengah ketidakpastian global,” jelasnya.

Antony juga menjelaskan, salah satu kekuatan bitcoin terletak pada ketidakbergantungannya terhadap otoritas pusat dalam pengelolaan pasokan.

“Bitcoin tidak dikendalikan oleh bank sentral dan tidak bisa dicetak ulang seperti mata uang fiat. Jumlahnya terbatas hanya 21 juta koin, dan hal ini diatur langsung oleh protokolnya. Sifat yang terbatas dan desentralisasi ini membuatnya unik dalam lanskap investasi modern,” ujarnya.

Meski begitu, ia menekankan bahwa harga bitcoin tetap bisa dipengaruhi oleh sentimen pasar yang muncul akibat kebijakan moneter global atau ketegangan geopolitik.

“Namun, berbeda dengan mata uang fiat yang peredarannya bisa ditambah sesuai keputusan bank sentral, suplai bitcoin bersifat tetap, sehingga memberi nilai protektif terhadap inflasi jangka panjang,” tambahnya.

Menurutnya, kondisi saat ini memperlihatkan realita bahwa instrumen-instrumen tradisional seperti emas bisa tertekan oleh kebijakan suku bunga, sementara bitcoin justru mampu menunjukkan ketahanan dalam tekanan yang sama.

“Ada realokasi kepercayaan. Aset digital seperti bitcoin memberi akses ke dunia tanpa batas, dengan efisiensi dan transparansi yang belum pernah ada sebelumnya,” lanjut Antony.

Di Indonesia, kata Antony, tren yang sama mulai tampak jelas. Investor muda semakin sadar akan peran bitcoin dalam diversifikasi portofolio jangka panjang.

 

Ilustrasi Bitcoin, mata uang kripto paling bernilai di dunia.Unsplash/michael fortsch Ilustrasi Bitcoin, mata uang kripto paling bernilai di dunia.

“Ada peningkatan minat untuk berinvestasi dengan pendekatan terencana, bukan spekulatif. Strategi seperti Dollar-Cost Averaging (DCA) mulai menjadi pilihan karena memungkinkan akumulasi aset secara disiplin dan stabil di tengah fluktuasi,” papar Antony.

Meski begitu, Antony menekankan bahwa bitcoin dan emas bukanlah pesaing mutlak.

“Keduanya bisa memiliki fungsi pelindung nilai dengan cara berbeda. Emas punya warisan ribuan tahun, sedangkan bitcoin menawarkan nilai strategis dalam ekonomi digital masa depan. Keduanya relevan, tergantung konteks dan kebutuhan investor,” ucapnya.

Ia juga menyambut baik perkembangan regulasi stablecoin di AS, yang dinilai memberi angin segar bagi perkembangan ekosistem kripto global. Termasuk di Indonesia, regulasi yang jelas seperti pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi kepastian bagi pelaku pasar domestik untuk tumbuh secara sehat.

“Indodax terus berkomitmen menyediakan ekosistem perdagangan aset kripto yang aman, legal, dan berstandar global. Dengan dukungan komunitas yang terus tumbuh, Kami percaya kripto dapat memainkan peran strategis dalam ekonomi digital Indonesia,” ujar Antony.

Antony pun mengajak masyarakat untuk mengambil langkah strategis dalam menyikapi perubahan lanskap keuangan global.

“Volatilitas selalu ada, tetapi arah besar dunia menuju digitalisasi tidak bisa dibantah. Bitcoin bukan sekadar tren, ia adalah sinyal perubahan arah sejarah finansial. Yang mengenal dan memahami sekarang, akan memetik manfaat lebih cepat di masa depan,” pungkasnya.

Tag:  #investor #beralih #bitcoin #saat #harga #emas #terkoreksi #tahan #suku #bunga

KOMENTAR