Peluang Obligasi Muncul di Tengah Meredanya Ketegangan Perdagangan
Ilustrasi obligasi. (SHUTTERSTOCK/OK-PRODUCT STUDIO)
14:40
20 Juni 2025

Peluang Obligasi Muncul di Tengah Meredanya Ketegangan Perdagangan

– Sentimen positif mulai menyelimuti pasar keuangan global setelah ketegangan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China menunjukkan tanda-tanda mereda. Perkembangan ini dinilai membuka peluang investasi di pasar obligasi, termasuk di kawasan Asia dan Indonesia.

Laras Febriany, Portfolio Manager Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), mengungkapkan bahwa pasar global kini lebih optimistis, meski tetap berhati-hati.

“Perkembangan negosiasi tarif perdagangan menopang sentimen pasar dan mengurangi kekhawatiran terhadap risiko resesi ekonomi,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (20/6/2025).

Menurut Laras, meredanya ketegangan antara AS dan China, ditambah kesepakatan antara AS-Inggris dan perpanjangan masa negosiasi AS-Uni Eropa, menjadi faktor utama yang mendorong sentimen pasar membaik. Meski demikian, pasar tetap waspada terhadap perubahan kebijakan AS yang dinilai sering tak terduga.

Laras juga menyoroti tren “Sell America” yang kini tengah mencuat di kalangan investor global. “Ini bukan berarti investor sepenuhnya keluar dari AS, melainkan alokasi investasi jangka panjang ke kawasan lain cenderung meningkat, terutama Asia,” kata dia.

Asia dinilai memiliki kekuatan tersendiri sebagai jagat investasi yang unik dan beragam. Sektor seperti teknologi, energi baru terbarukan, rantai pasok kendaraan listrik, layanan IT, otomasi robotik, kecerdasan buatan, hingga farmasi menjadi andalan kawasan ini untuk menyerap arus dana investasi global.

“Kalau bicara Asia, berarti bicara soal swasembada domestik sekaligus rantai pasok teknologi global,” ujar Laras.

Namun, di tengah peluang kawasan Asia, perekonomian Indonesia justru masih menghadapi tantangan. Pertumbuhan kuartal I 2025 melambat akibat konsumsi rumah tangga yang lemah serta realokasi belanja pemerintah yang membuat pengeluaran negara menyusut.

“Kami berharap pada kuartal kedua, belanja pemerintah akan lebih efektif menopang ekonomi. Ditambah dengan potensi penurunan BI rate dan stimulus lanjutan, diharapkan konsumsi dan daya beli masyarakat mulai pulih di semester kedua,” kata Laras.

Dari sisi pasar obligasi, stabilitas nilai tukar Rupiah dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi dua indikator krusial. Laras memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS akan berada di kisaran 16.200 – 16.900 hingga akhir 2025, setara Rp 267.300 – Rp 278.850 per 1.000 dollar AS (asumsi kurs Rp 16.500 per dollar AS).

Sementara itu, BI rate diperkirakan masih berpeluang turun menjadi 5,25 persen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Penurunan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 100 basis poin diharapkan menambah likuiditas hingga sekitar Rp 90 triliun.

Likuiditas pasar juga akan ditopang jatuh tempo Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp 273 triliun di kuartal ketiga dan Rp 224 triliun di kuartal keempat.

“Dengan ekspektasi penurunan suku bunga global dan domestik, obligasi tenor pendek dengan durasi rendah saat ini menjadi opsi paling menarik karena peluang capital gain lebih besar,” jelas Laras.

Meski demikian, sejumlah risiko masih membayangi, antara lain kelanjutan perang tarif AS-China dan volatilitas imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury). Dari dalam negeri, risiko muncul jika stimulus pemerintah tidak tepat sasaran sehingga konsumsi masyarakat belum pulih optimal.

“Katalis positif yang diharapkan antara lain terjaganya pasokan obligasi Rupiah serta ekspektasi penurunan penerbitan SRBI ke depan. Ini dapat meningkatkan likuiditas pasar obligasi,” tambahnya.

Untuk strategi investasi, MAMI tetap mempertahankan pengelolaan portofolio aktif dan dinamis, dengan fokus pada manajemen durasi serta pemilihan efek obligasi yang memiliki valuasi menarik.

“Kami selalu menjaga keseimbangan antara defensif dan agresif, serta memperhatikan likuiditas pasar dan diversifikasi portofolio untuk memitigasi risiko,” pungkas Laras.

Tag:  #peluang #obligasi #muncul #tengah #meredanya #ketegangan #perdagangan

KOMENTAR