Segmen Nasabah Payroll jadi Prioritas Penyaluran Pembiayaan
Ilustrasi logo Bank Indonesia. (Dok. JawaPos.com)
19:09
16 Juni 2025

Segmen Nasabah Payroll jadi Prioritas Penyaluran Pembiayaan

Pembiayaan konsumer perbankan syariah tumbuh positif di tengah pelemahan daya beli. Nasabah payroll menjadi segmen prioritas dalam penyaluran pembiayaan.

Indeks penjualan riil (IPR) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) pada Maret 2025 menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama pada Maret 2024. Melemah dari 9,3 persen menjadi 5,5 persen secara tahunan. Mencerminkan tekanan dari daya beli masyarakat di tengah kondisi ekonomi yang menantang.

Sinyal pelemahan daya beli juga tecermin pada kinerja industri perbankan. Khususnya dalam penyaluran kredit konsumsi yang mengalami perlambatan. Per April 2025, kredit konsumsi perbankan hanya tumbuh 9,5 persen year-on-year (YoY). Lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 10 persen YoY.

Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah (BMS) Raksa Jatnika Budi mengapresiasi upaya pemerintah dalam menstimulasi daya beli dan konsumsi rumah tangga. "Kondisi saat ini menuntut industri perbankan untuk lebih adaptif dalam menghadapi dinamika pasar dengan menghadirkan produk yang lebih kompetitif dan sesuai kebutuhan nasabah. Selain itu, inovasi digital menjadi semakin penting untuk memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan kenyamanan nasabah," ungkapnya, Senin (16/6). 

Di tengah berbagai tantangan, lanjut dia, penyaluran pembiayaan konsumer BMS mencapai Rp 482 miliar. Tumbuh double digit sebesar 37,3 persen YoY per Mei 2025. Fokus pada penguatan produk unggulan konsumer, khususnya pada produk pembiayaan tanpa agunan untuk nasabah payroll

Penyaluran pembiayaan ke nasabah payroll berkontribusi sebesar 16,44 persen dari total portofolio konsumer. Memiliki plafon hingga Rp 200 juta dengan tenor maksimal 60 bulan dan angsuran tetap setiap bulan. Salah satu strategi yang tengah dijalankan BMS adalah memperkuat keberadaan area officer consumer (AOC). Termasuk mempercepat proses rekrutmen AOC.

"Kami melihat peluang di bisnis Flexi Mitra yang diharapkan dapat terus bertumbuh. Karena berbasis payroll. Juga memiliki risiko yang lebih rendah karena nasabah memiliki pendapatan tetap," terang Raksa.

Untuk pembiayaan konsumer non-payroll, didorong oleh pembiayaan pemilikan rumah dan multiguna. Jumlahnya mencapai lebih dari Rp 284 miliar atau lebih dari 58 persen dari total pembiayaan konsumer. Pembiayaan rumah subsidi menyumbang 9,6 persen.

"Untuk pembiayaan kendaraan bermotor dan pembiayaan haji khusus mencapai lebih dari 7,9 persen," katanya. 

Sementara itu, pembiayaan perumahan Bank Syariah Indonesia (BSI) tumbuh 8,63 persen YoY menjadi Rp 58,03 triliun per kuartal I 2025. Didominasi pembiayaan rumah baru indent maupun renovasi rumah. Di sisi lain, juga menggenjot penghimpunan dana murah alias current account saving account (CASA) dengan memperluas penetrasi tabungan wadiah berbasis payroll atau rekening gaji. 

"Strategi ini menjadi salah satu upaya utama perusahaan dalam memperkuat efisiensi biaya dana sekaligus memperluas jangkauan literasi keuangan syariah di Indonesia," ucap Direktur Sales and Distribution BSI Anton Sukarna.

Menurut dia, ekosistem payroll menjadi pintu masuk strategis dalam memperkenalkan layanan keuangan syariah. Per Mei 2025, BSI mencatat telah mengelola lebih dari 1,2 juta rekening payroll. Tumbuh 4,39 persen secara tahunan.

Basis nasabah payroll BSI berasal dari beragam institusi mulai dari BUMN, aparatur sipil negara (ASN), kementerian/lembaga, hingga sektor swasta. Termasuk mengelola payroll ASN sebanyak 253 ribu rekening dalam pembayaran gaji ASN.

BSI juga menargetkan perluasan layanan kepada nasabah payroll dari perusahaan dan korporasi besar. Per kuartal I 2025, kinerja payroll mendongkrak pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 319,34 triliun. Tumbuh 7,40 persen dibandingkan posisi Maret 2024 sebesar Rp 297,33 triliun.

Payroll menjadi awal keterhubungan nasabah dengan berbagai layanan keuangan lainnya. Meliputi, pembiayaan konsumer, tabungan emas, cicil emas, hingga investasi syariah. Di tengah kondisi likuiditas yang kompetitif, payroll adalah strategi efektif untuk mengelola DPK secara terkontrol, aman, dan berkelanjutan.

"Nasabah payroll juga menjadi segmen prioritas dalam pembiayaan konsumer berkat profil risiko yang sehat dan terukur," jelas Anton.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #segmen #nasabah #payroll #jadi #prioritas #penyaluran #pembiayaan

KOMENTAR