



Peluang Sektor Konsumer Dorong Kinerja di Tengah Stabilitas Kurs Rupiah
Industri ritel disebut menghadapi tantangan yang besar di tengah gejolak ekonomi global.
Bisnis penjualan produk ke konsumen ini dihadapkan pada tren penurunan daya beli masyarakat dan efek turunan dari perang dagang.
Head of Research and Chief Economist Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menuturkan, sektor konsumer dan ritel memiliki peluang peningkatan kinerja di tengah penurunan dollar AS.
Adanya stabilitas nilai tukar rupiah dan melemahnya dollar AS diharapkan dapat menguntungkan sektor ritel dan konsumer.
"Karena mereka juga melakukan impor, harus impor bahan baku, juga dalam dollar AS," kata dia ketika ditemui di Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Ia menambahkan, beberapa emiten yang dapat menjadi sorotan investor dan pealku apsar misalnya adalah Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO).
"SIDO karena dia juga ada impor, tapi kalau kami lihat kan sekarang curah hujannya lumayan tinggi kan?" imbuh dia.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, indeks konsumer dan ritel yang tergabung dalam sektor non cyclical mengalami koreksi 0,50 persen hingga pukul 14.28 WIB hari ini.
Saham Diamond Food Indonesia (DMND) turun 2,61 persen di level 745. Kemudian, saham Indofood Sukses Makmur (INDF) turun 3,24 persen ke level 8.250. Lalu saham Mayora Indah (MYOR) turun 2,31 persen ke level 2.110.
Adapun, melansir data Bloomberg, pukul 09.06 WIB rupiah berada pada level Rp 16.243 per dollar AS atau menguat 17 poin (0,10 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.260 per dollar AS.
Tag: #peluang #sektor #konsumer #dorong #kinerja #tengah #stabilitas #kurs #rupiah