



RI Target Tambah Listrik Hijau 52,9 GW, PLN IP Kejar Pengembangan EBT
- PLN Indonesia Power (PLN IP) terus menggenjot pengembangan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT), mulai dari pemanfaatan energi surya, panas bumi, dan air atau hidro.
Hal ini menjadi bagian dari upaya mencapai target penambahan kapasitas listrik hijau sebesar 52,9 GW yang ditetapka dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.
Secara rinci, ditargetkan pembangunan pembangkit tenaga surya sebesar 17,1 GW, hidro 11,7 GW, angin 7,2 GW, panas bumi 5,2 GW, bioenergi 0,9 GW, nuklir 0,5 GW, serta alokasi khusus storage 10,3 GW.
Direktur Utama PLN IP Edwin Nugraha Putra mengatakan, pihaknya telah merancang langkah strategis jangka menengah hingga panjang dalam mendukung implementasi RUPTL.Ini termasuk pembangunan pembangkit EBT, pemanfaatan biomassa untuk cofiring di PLTU eksisting, serta ekspansi program energi surya dari hulu ke hilir.
"Kami siap menjadi pemain kunci dalam mengimplementasikan RUPTL 2025-2034 dengan pendekatan yang inovatif dan kolaboratif. Kami percaya, keberlanjutan adalah masa depan bisnis kelistrikan," ujar Edwin dalam keterangannya, Jumat (6/6/2025).
Ia menuturkan, Indonesia yang hanya memiliki dua musim, memungkinkan pemanfaatan sinar matahari sepanjang tahun untuk pembangkit listrik berbasis surya atau PLTS. Adapun potensi tenaga surya di Indonesia mencapai 3.295 GW.
"Oleh karena itu, kami mengambil langkah strategis dengan membangun industri PLTS dari hulu hingga hilir, sekaligus mempercepat transisi energi menuju net zero emission pada 2060," kata dia.
Di sisi hulu, PLN IP melalui PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI), perusahaan patungan PLN Indonesia Power Renewables, Trina Solar Co. Ltd dan PT Dian Swastatika Sentosa, telah membangun pabrik panel surya terintegrasi pertama di Indonesia.
Ilustrasi panel surya, panel surya atap. Pabrik ini memproduksi sel dan modul surya di satu lokasi dengan teknologi Tunnel Oxide Passivated Contact (TOPCon) yang memiliki efisiensi hingga 23,2 persen.
"Teknologi N-type TOPCon yang kami gunakan telah memenuhi standar bankability AAA dari BNEF, menjadikan produk kami efisien dan andal," kata dia.
Di sisi midstream dan downstream, melalui anak usahanya PLN Indonesia Power Services dilakukan pembangunan, instalasi, dan pemeliharaan PLTS. Beberapa proyek strategis telah dilaksanakan melibatkan sektor swasta, seperti PLTS PT AIIA dan PT ADSMIN dengan kapasitas total 900 kWp.
PLN IP juga memperkuat portofolio EBT melalui PLN Indonesia Geothermal, yang tidak hanya mengembangkan pembangkit panas bumi, tetapi juga proyek PLTS dengan total kapasitas 21,5 Megawatt Peak (MWp) di berbagai wilayah seperti TMMIN, YIMM, dan AICC.
“Selama lima tahun terakhir, PLN Indonesia Geothermal juga telah menghasilkan energi hijau sebesar 5,6 GWh, setara dengan pengurangan emisi karbon sebanyak 4.760 ton CO?e,” jelas Edwin.
Selain surya dan panas bumi, PLN IP juga siap mengembangkan berbagai potensi energi baru terbarukan lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan sumber energi terbarukan lainnya.
"Melalui program Hijaunesia dan Hydronesia, PLN IP juga membuka peluang kolaborasi dengan investor nasional dan global untuk mempercepat pembangunan pembangkit berbasis surya dan hidro di seluruh Indonesia," pungkasnya.