Pengusaha: Danantara Akan Jadi Badan Pengelola Investasi Terkuat dan Terbesar di Dunia
Ketua Umum BPP Hipmi Akbar Himawan Buchari saat acara HUT ke-52 Hipmi di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (10/6/2024).(KOMPAS.com/Isna Rifka Sri Rahayu)
05:44
26 Februari 2025

Pengusaha: Danantara Akan Jadi Badan Pengelola Investasi Terkuat dan Terbesar di Dunia

- Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara digadang menjadi badan pengelola investasi terkuat dan terbesar di dunia. Dengan dana yang dikelola mencapai 900 miliar dollar AS atau hampir Rp 15.000 triliun, Danantara diharapkan mampu menjadi mesin utama penggerak ekonomi Indonesia.  

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi), Akbar Himawan Buchari, optimistis Danantara akan membawa dampak besar bagi Indonesia. 

“Dari segi kelembagaan, Danantara akan menjadi badan pengelola investasi terkuat dan terbesar di ASEAN, bahkan dunia. Ini karena aset yang akan dikelola mencapai ribuan triliun rupiah,” ujar Akbar dalam keterangan tertulisnya ke Kompas.com, Selasa (25/2/2025).  

Akbar menekankan bahwa Danantara bukan sekadar bisnis, melainkan instrumen pembangunan nasional yang juga mengusung nilai nasionalisme. 

“Pembentukan Danantara tidak hanya menjadi pengelola investasi yang sekadar meraup keuntungan. Ternyata, Pak Prabowo juga menanamkan 'jiwa nasionalisme' di tubuh Danantara untuk kemajuan Indonesia,” tambahnya.  

Dari sisi tata kelola, Danantara mengusung sistem pengawasan berlapis untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas. Menteri BUMN Erick Thohir ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengawas, didampingi Muliaman Hadad sebagai Wakil Ketua. 

Selain itu, Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi), juga akan menjadi penasihat Danantara. Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani dipercaya sebagai Chief Executive Officer (CEO). 

“Selain diisi oleh orang-orang profesional, Danantara juga memiliki tingkat pengawasan yang tinggi. Jadi, jangan khawatir soal pengelolaannya,” tegas Akbar. 

Bahkan, Presiden Prabowo Subianto berpesan agar Danantara bisa diaudit kapan pun oleh siapa pun, demi memastikan tata kelola yang transparan.  

Akbar juga berharap keberadaan Danantara akan memberikan dampak positif pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan adanya multiplier effect, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan bisa mencapai 8 persen.  

Pada tahap awal, investasi Danantara akan mencapai 20 miliar dollar AS atau sekitar Rp 326 triliun, yang akan difokuskan pada sektor-sektor strategis yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.  

Dengan pengelolaan yang profesional, transparan, dan berorientasi pada pembangunan nasional, Danantara siap membawa Indonesia menuju kemandirian ekonomi dan menjadikannya kekuatan investasi global.  

Apa beda Danantara dengan Indonesia Investment Authority (INA) sebagai SWF? 

Masyarakat masih mengalami kebingungan mengenai perbedaan antara Indonesia Investment Authority (INA) sebagai pengelola dana abadi Sovereign Wealth Funds (SWF) dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

PwC mendefinisikan Sovereign Wealth Fund (SWF) sebagai kumpulan aset yang dimiliki dan dikelola secara langsung atau tidak langsung oleh pemerintah untuk mencapai tujuan nasional.

Sementara U Saefudin Noer dalam bukunya yang berjudul "Sovereign Wealth Funds (SWF)" terbitan Penerbit Buku Kompas (2023) menjelaskan bahwa Dana Kekayaan Negara atau SWF pada dasarnya adalah bentuk investasi pemerintah. 

SWF biasanya mengakumulasi dana dari pajak atas ekstraksi privat terhadap sumber daya tidak terbarukan dan keuntungan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terlibat dalam bisnis tersebut.

Lantas, apa beda Danantara dengan INA? 

Wakil Kepala BP Danantara, Kaharuddin Djenod, menjelaskan Danantara memiliki fungsi yang lebih luas dan komprehensif dibandingkan INA. 

"Ini INA yang di-expand, INA yang dibesarkan, INA yang dilengkapi. Jauh lebih besar," kata Kaharuddin tahun lalu. 

Kaharuddin juga menambahkan bahwa ide konsolidasi penggabungan perusahaan pelat merah dengan lembaga investasi ke dalam satu badan muncul dengan melihat dua entitas investasi Singapura, GIC dan Temasek. 

"Temasek dengan GIC itu digabungkan menjadi satu bentuk besar, raksasa yang dinamakan Danantara, di mana ide ini adalah ide presiden langsung," tuturnya.

Editor: Yohana Artha Uly

Tag:  #pengusaha #danantara #akan #jadi #badan #pengelola #investasi #terkuat #terbesar #dunia

KOMENTAR