



Profil Muhammad Kerry Adrianto Riza dan Perannya dalam Korupsi Pengadaan BBM
Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap dugaan praktik penyimpangan dalam pengadaan bahan bakar minyak (BBM) yang melibatkan PT Pertamina Patra Niaga.
Perusahaan tersebut diduga membeli Pertalite (RON 90) dengan harga Pertamax (RON 92), kemudian melakukan proses "blending" untuk mengubahnya menjadi Pertamax. Padahal, praktik semacam ini tidak diperbolehkan.
Menurut keterangan resmi Kejaksaan Agung yang dirilis pada Selasa (25/2/2025), Tersangka RS selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga diduga melakukan pembayaran untuk pembelian BBM dengan spesifikasi RON 92 (Pertamax), padahal yang dibeli sebenarnya adalah RON 90 (Pertalite) atau bahkan lebih rendah. BBM tersebut kemudian diolah melalui proses blending di fasilitas penyimpanan (storage/depo) untuk mencapai spesifikasi RON 92.
Muhammad Kerry Adrianto Riza, selaku beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa, diduga memperoleh keuntungan dari transaksi ini. Kejaksaan Agung menyatakan bahwa praktik ini berkontribusi pada tingginya komponen harga dasar yang digunakan untuk menetapkan Harga Indeks Pasar (HIP) BBM.
Akibatnya, harga BBM yang dijual kepada masyarakat menjadi lebih mahal, dan hal ini menjadi dasar pemberian kompensasi serta subsidi BBM melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya.
Kasus ini menyebabkan kerugian negara yang diperkirakan mencapai Rp193,7 triliun. Kejaksaan Agung menegaskan bahwa kerugian ini timbul akibat berbagai tindakan melawan hukum yang dilakukan oleh para tersangka.
Profil Muhammad Kerry Adrianto Riza
Muhammad Kerry Adrianto Riza, atau yang lebih dikenal sebagai Kerry, adalah seorang pengusaha yang namanya cukup dikenal di kalangan bisnis Indonesia. Namun, belakangan ini, namanya lebih sering muncul karena keterlibatannya dalam kasus korupsi minyak mentah dan produk kilang Pertamina periode 2018–2023, yang menimbulkan kerugian negara hingga Rp193,7 triliun.
Kerry adalah putra dari pasangan Mohammad Riza Chalid dan Roestriana Adrianti. Ayahnya, Riza Chalid, adalah seorang pengusaha ternama yang bergerak di berbagai sektor, termasuk ritel mode, perkebunan sawit, dan industri minyak bumi. Riza Chalid bahkan dijuluki "Saudagar Minyak" atau "The Gasoline Godfather" karena dominasinya dalam bisnis impor minyak melalui Petral. Ia juga pernah terlibat dalam kasus "Papa Minta Saham" yang menyebabkan mundurnya Setya Novanto dari jabatan Ketua DPR RI.
Pendidikan dan Karier Kerry
Kerry menempuh pendidikan di Jakarta sebelum pindah ke Singapura bersama keluarganya pada tahun 1998. Ia melanjutkan pendidikannya di United World College of South East Asia, Singapura, dan meraih gelar BSc Applied Business Management dari Imperial College, University of London, Inggris, pada tahun 2008.
Dalam karier bisnisnya, Kerry menjabat sebagai:
- Komisaris Utama GAP Capital.
- Presiden Direktur PT Pelayaran Mahameru Kencana Abadi.
- Presiden Direktur PT Navigator Khatulistiwa.
- Presiden Direktur Mandiri Arafura Limited (Inggris), sebelum mengundurkan diri pada 2014.
- Presiden Direktur KidZania Jakarta.
Tidak hanya Kerry, berikut daftar tersangka dalam kasus Korupsi Pertamina:
1. Riva Siahaan (RS), Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga.
2. Yoki Firnandi (YF), Direktur Utama PT Pertamina International Shipping.
3. SDS, Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional.
4. AP, VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional.
5. DW, Komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan Komisaris PT Jenggala Maritim.
6. GRJ, Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak.
Tag: #profil #muhammad #kerry #adrianto #riza #perannya #dalam #korupsi #pengadaan