Masuki Musim Kemarau, 8 Wilayah di Jatim ini Terancam Kekeringan dan Gagal Panen
Kekeringan mulai melanda beberapa wilayah di Jawa Timur (Jatim). Hal ini berdampak pula pada tandasnya lahan pertanian di beberapa titik daerah.
Diketahui, kondisi ini menyebabkan sejumlah tanaman pertanian di beberapa wilayah itu puso atau gagal panen. Dikutip dari Radar Surabaya (JawaPos Grup), Sabtu (7/9), per bulan Agustus 2024 kemarin, tanaman padi terdampak paling banyak dibandingkan tanaman lainnya.
Total areal tanaman padi yang terdampak kekeringan diketahui luasnya mencapai 31.588,94 hektare dengan puso seluas 7.666,80 hektare, rinciannya sebagai berikut:
1. Kabupaten Lamongan, yakni seluas 11.736,0 hektare dengan puso 5.335,50 hektare.
2. Kabupaten Gresik, luasnya mencapai 5.954,5 hektare dengan puso 1.477 hektare.
3. Kabupaten Pacitan, dengan luas 5.785,50 hektare dan tidak terjadi puso.
4. Kabupaten Bojonegoro seluas 5.713,0 hektare dengan puso 92 hektare.
5. Kabupaten Tuban seluas 1.089,4 hektare, dengan puso seluas 239,40 hektare.
6. Kabupaten Nganjuk, luasnya mencapai 698,0 hektare dengan puso 204 hektare.
7. Kabupaten Mojokerto seluas 268,5 hektare dengan puso 257,5 hektare.
8. Kabupaten Jombang, luas lahan sebesar 130 hektare dengan puso 20 hektare.
Meski terkena dampak akibat kekeringan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumber Daya Air (SDA) Baju Trihaksoro mengatakan bahwa, ketahanan pangan Jawa Timur untuk beras sudah melampaui target.
"Tapi diharapkan untuk membantu provinsi lain dengan program pompanisasi. Saat ini sudah ada sekitar 6000 pompanisasi. Namun rata-rata masih kewenangan pusat. Yakni di Sungai Brantas dan Bengawan Solo," katanya, Kamis (5/9).
Bahkan, menurutnya provinsi Jatim masih menjadi lumbung pangan hingga saat ini, dan harus terus dijaga.
"Pastinya bukan hanya menjadi tugas petani. Namun juga peran seluruh petugas irigasi yang menjaga kelancaran pengairan lahan pertanian. Tujuannya agar kedaulatan pangan bisa terjaga," ungkapnya.
Baju juga berharap, wilayah yang dulunya bisa dua kali panen beras, dengan program pompanisasi ini tentunya bisa tiga atau empat kali panen beras. "Bisa meningkat jumlah panennya, termasuk yang tidak bisa panen bisa panen," katanya.
Dalam pelaksaannya nanti, Baju mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengoptimalkan beberapa upaya untuk mengatasi kekeringan, yakni konservasi air, pendayagunaan air, dan pengendalian usaha air. "Masalah air adalah masalah bersama. Karena itu, kami berkoordinasi dengan berbagai dinas terkait agar bisa diminimalisir," katanya.
Terakhir, menurutnya pemerintah Jatim juga mempunyai tanggung jawab untuk mempertahankan Jawa Timur sebagai salah satu lumbung pangan terbesar di Indonesia. Oleh sebab itu, dia mengaku pihaknua akan berusaha keras supaya sistem irigasi tetap bisa berjalan dengan lancar dalam situasi apapun.
Tag: #masuki #musim #kemarau #wilayah #jatim #terancam #kekeringan #gagal #panen