Bakar Lemak di Pulau Padar, Bersua Komodo, Ditutup Snorkeling di Pink Beach
EKSOTIS: Panorama perbukitan dan pantai nan indah di Pulau Padar, Labuan Bajo, NTT, menghasilkan visual yang memanjakan mata. (HILMI SETIAWAN/JAWA POS)
10:07
19 Mei 2024

Bakar Lemak di Pulau Padar, Bersua Komodo, Ditutup Snorkeling di Pink Beach

Taman Nasional Komodo terdiri atas gugusan pulau-pulau indah. Tiga pulau terbesarnya adalah Padar, Komodo, dan Rinca. Bila waktu atau bujet terbatas, wisatawan bisa mengikuti tur singkat setengah hari untuk menjelajahinya.

KAMIS (9/5) pagi itu suasana di Marina Labuan Bajo sudah terlihat sibuk. Puluhan kapal dengan berbagai ukuran bersandar rapi. Siap mengantar wisatawan untuk menjelajah Taman Nasional Komodo.

Saat itu Jawa Pos berkesempatan mengikuti tur singkat bersama rombongan LPPOM MUI, di sela kegiatan Festival Syawal 1445 H yang dipusatkan di Labuan Bajo. Dari Marina Labuan Bajo, perjalanan menuju Pulau Padar dengan speedboat sekitar dua jam.

Selama perjalanan, mata dimanjakan dengan gugusan pulau-pulau kecil nan menawan. Beberapa wisatawan, khususnya yang kali pertama ke Labuan Bajo, mengira di Pulau Padar juga bakal bertemu komodo. ”Di Pulau Padar ada komodonya, tetapi sedikit dan kecil-kecil,” kata Godefridus Resa, pemandu wisata.

EKSOTIS: Sejumlah wisatawan tidak melewatakn snorkling di Pink Beach, Pulau Komodo. (HILMI SETIAWAN/JAWA POS)

Meskipun begitu, bukan berarti keindahan Pulau Padar bisa dilewatkan begitu saja. Wisatawan sebaiknya mampir di pulau seluas 173 ribu hektare itu dulu.

Untuk bisa menikmati keindahan Pulau Padar, dibutuhkan usaha ekstra. Yaitu menaiki anak tangga. Total ada 835 anak tangga. Untuk bisa sampai puncak, wisatawan melewati beberapa pos pemberhentian. ”Istirahat dulu sambil menikmati pemandangan yang indah,” sambung Epit, sapaan Godefridus. Lekukan Pulau Padar terlihat jelas dari ketinggian.

Beberapa wisatawan asing membawa anak-anaknya untuk mendaki sampai puncak. Mereka terlihat gesit berjalan sampai ke atas. Epit menyatakan bahwa penjualan tiket masuk untuk naik ke Pulau Padar menggunakan sistem buka tutup. Sekitar pukul 10.00, atau saat wisatawan di atas masih padat, penjualan tiket dihentikan sementara. Pengoperasian Pulau Padar dibuka sampai menjelang petang.

PERLU PERJUANGAN: Untuk menikmati view dari puncak Pulau Padar, harus menikmati lebih dari 800 anak tangga. Semangat. (HILMI SETIAWAN/JAWA POS)

Setelah dari Pulau Padar, perjalanan dilanjutkan ke Pulau Komodo. Secara sederhana, posisi Pulau Komodo ada di sisi barat Pulau Padar. Perjalanan dari Pulau Padar menuju Pulau Komodo hanya memerlukan waktu tidak sampai satu jam dengan speedboat.

Sesuai namanya, populasi komodo di Pulau Komodo merupakan yang terbanyak. Disusul kemudian di Pulau Rinca. Di pulau itu beberapa ranger sudah siap menyambut wisatawan. Mereka bertugas mengawal wisatawan menyusuri Pulau Komodo untuk melihat komodo.

”Pulau ini juga disebut Loh Liang,” kata M. Kristian, seorang ranger yang memandu perjalanan. Saat itu rombongan dipandu tiga ranger. Pertimbangannya, isi rombongan cukup banyak. Ada yang mengawal di depan, belakang, dan tengah-tengah.

Kristian menceritakan, pulau itu disebut Loh Liang karena Liang itu adalah sarang komodo. Tempat bertelurnya komodo. Komodo di sana benar-benar hidup liar tanpa ada intervensi apa pun.

SELALU RAMAI: Suasana Marina Labuan Bajo, pintu gerbang menuju Taman Nasional Komodo dan pulau-pulau sekitarnya. (HILMI SETIAWAN/JAWA POS)

Menurut data terkini, jumlah komodo di Pulau Komodo 1.656 ekor. Tidak percaya? Silakan hitung sendiri.

Komodo jantan bisa hidup antara 50 sampai 60 tahun. Sementara itu, komodo betina hanya sampai 30 tahun. Komodo betina mulai bisa bertelur pada umur 5 tahun. Kristian menyatakan, mereka tidak bisa menggaransi bahwa selama perjalanan wisatawan dapat melihat komodo. ”Kadang sudah jalan berjam-jam, tetapi zonk,” tuturnya.

Untung, saat itu baru berjalan beberapa meter dari gerbang masuk Pulau Komodo, rombongan sudah bertemu satu ekor komodo. Ukurannya masih kecil, sekitar 1 meter. Saat itu komodo tersebut sedang masuk ke tong di samping pusat penjualan oleh-oleh. Sepertinya ia berusaha mencari makan. Sejurus kemudian kepalanya muncul, lalu kabur ke semak belukar.

Komodo berikutnya ditemukan tidak jauh dari rumah penjaga taman nasional. Kali ini ukuran komodonya jauh lebih besar. Lebih dari 2 meter. ”Komodo ini pandai manipulasi,” katanya. Komodo seukuran mobil itu terlihat tidur. Sama sekali tidak bergerak meskipun dikerumuni wisatawan.

Cara seperti itu biasanya digunakan komodo untuk mengelabui mangsa. Supaya mangsa mengira komodo mati, padahal hidup. Dan siap menerkam. Benar saja. Saat itu komodo yang terlihat tidur tiba-tiba mendongak. Lalu berjalan cepat ke kolong rumah. Untung, rombongan sempat mengabadikan momen bersama saat komodo masih leyeh-leyeh.

Kristian selama perjalanan menyampaikan beberapa pesan. Di antaranya, selama perjalanan menyusuri Pulau Komodo, wisatawan tidak boleh jauh-jauh dari ranger. Kemudian, tidak boleh pisah dari rombongan. Selalu waspada. Ada komodo yang hinggap di pohon, tetapi biasanya yang berukuran kecil.

Misi untuk bertemu komodo tercapai. Tidak sampai satu jam, rombongan kembali ke speedboat. Jangan lewatkan pusat penjualan oleh-oleh. Ada kaus, gantungan kunci, patung komodo dari kayu, dan sejenisnya.

Perjalanan wisata singkat siang itu ditutup dengan kunjungan ke Pink Beach yang masih berada di area Pulau Komodo. Ditempuh dengan speedboat sekitar 30 menit.

Warna pink muncul ketika ada deburan ombak yang menyapu pantai. Beberapa wisatawan menikmati snorkeling. Menurut penjaga pantai, tidak jauh dari pantai terdapat terumbu karang yang indah. Snorkeling menjadi salah satu aktivitas favorit wisatawan di Pink Beach. (wan/c12/nor)

 

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #bakar #lemak #pulau #padar #bersua #komodo #ditutup #snorkeling #pink #beach

KOMENTAR