



Area Pandangan Pertama Telaga Menjer Tutup Sementara, Kenapa?
- Area Pandangan Pertama, Telaga Menjer Wonosobo, Jawa Tengah ditutup sementara. Para turis yang sudah melakukan reservasi tempat atau berkemah tetap bisa berkunjung.
"Betul, ditutup sementara sampai proses mediasi selesai. Setelah itu baru dilakukan proses ticketing kembali," kata Penggiat Geosite Telaga Menjer sekaligus Direktur Bumdes Sumber Lancar Maron Garung, Wonosobo, Aris kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (11/6/2025).
Penutupan sementara kawasan Pandangan Pertama dilakukan buntut dari viralnya seorang turis yang mengaku dipatok tiket sebesar Rp 45.000 di Telaga Menjer.
Aris mengatakan bahwa nominal tiket sebesar Rp 45.000 tersebut merupakan tarif total dari tiket masuk kawasan dan tarif berkemah per orang di area perkemahan Pandangan Pertama.
"Kalau untuk camping memang di kawasan Telaga Menjer ada penambahan biaya rata-rata Rp 30.000 sampai Rp 35.000 per orang," kata Aris.
Kronologi kejadian
Berdasarkan penjelasan admin instagram @telagamenjer_id yang sudah dikonfirmasi KompasTravel, diketahui turis yang datang ke area Telaga Menjer tiba di lokasi sekitar pukul 00.00 WIB.
Turis tersebut hendak berkemah tetapi tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada pengelola.
"Mas-mas yang datang jam 12 malam, tanpa konfirmasi kalau mau camping di awal, otomatis penjaga loket sudah tidak ada. Pagi harinya karena pengelola melihat ada tenda yang terpasang tapi belum konfirmasi, kemudian ditarik tiket masuk sama sewa lahan camp," tulis akun instagram @telagamenjer_id dalam kolom komentar pada unggahan @pendakilawas.
Menurut penjelasan Aris, untuk berkemah dengan tarif yang sudah ditentukan tersebut, biasanya dilengkapi dengan fasilitas seperti toilet, listrik, dan akses listrik ke tenda.
Persoalannya, sambung Aris, turis yang mengaku dipatok Rp 45.000 tersebut datang pukul 00.00 WIB, sedangkan pintu tiket di kawasan Geosite Telaga Menjer rata-rata buka sampai pukul 17.00 WIB.
Jadi, pada saat wisatawan tersebut tiba di lokasi, tidak ada petugas yang berjaga. Padahal, setiap turis yang datang wajib melakukan reservasi terlebih dahulu kepada pengelola.
Alhasil, turis tersebut dikenai biaya masuk kawasan dan biaya berkemah.
Mengapa ada perbedaan tarif tiket masuk Telaga Menjer?
Ada dua jenis tarif tiket masuk kawasan Telaga Menjer, yaitu harga Rp 5.000 dan harga Rp 10.000.
Tarif tiket Rp 5.000 merupakan tarif resmi yang sesuai dengan peraturan desa. Tarif ini berlaku untuk kawasan Bukit Cinta Campground, Lantai 7 Telaga Menjer, dan Ranukamba Park.
Sementara itu, untuk tarif sebesar Rp 10.000 khusus berlaku untuk masuk kawasan Pandangan Pertama.
Kata Aris, area Pandangan Pertama di Telaga Menjer merupakan area baru. Namun, harga tiket masuknya belum dikoordinasikan dengan pihak Bumdes.
Menjawab alasan mengapa harga tiket sudah berlaku tanpa koordinasi dengan pihak Bumdes, Aris mengatakan bahwa pengelola beralasan karena mereka sudah membangun infrastuktur di sana.
"Pengelola beralasan karena mereka telah membangun akses jalan, beberapa spot foto dan taman bunga," terang Aris.
Aris menjelaskan bahwa Telaga Menjer secara administratif terbagi menjadi dua kepemilikan. Pertama, milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) yang dikelola oleh Dinas Pariwisata.
Kedua, milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Indonesia Power. Khusus kepemilikan BUMN, beberapa titik milik BUMN di Telaga Menjer dikerjasamakan dengan pihak Bumdes.
Namun, untuk pengelolaan beberapa titik tersebut dikelola oleh kelompok masyarakat lokal untuk pemberdayaan ekonomi.
Khusus area yang viral karena dipatok Rp 45.000 oleh pengelola, merupakan area Pandangan Pertama, yang mana merupakan salah satu area di bawah pengelolaan masyarakat lokal.
"Area tersebut memang belum koordinasi dengan Bumdes soal ticketing, tapi keburu viral. Tapi hikmah dengan kejadian tersebut akhirnya semua manajeman administrasi akan ditata oleh Bumdes, pengelola lebih pada mengelola manajemen internal spot wisata masing-masing," kata Aris.
Melihat kejadian ini, sambung Aris, pihak Bumdes telah berkoordinasi dengan kelompok masyarakat lokal. Mereka menyarankan agar pengelola melengkapi perizinan dan fasilitas kemah yang sesuai.
Tidak hanya itu, pihak Bumdes juga menyarankan pengelola untuk melakukan mediasi dengan pihak-pihak terkait.
"Kemaren juga dimediasi Polsek Garung agar semua clear. Intinya tidak ada pungli (pungutan liar), hanya miss komunikasi saja," ujar Aris.
Tag: #area #pandangan #pertama #telaga #menjer #tutup #sementara #kenapa