



Sajak Hujan Senangtiasa
Hujan Senangtiasa
jika hujan dikatakan sangsi
bagaimanakah hujan yang pasti?
jika hujan dikatakan separuh hati
bagaimanakah hujan yang sepenuh hati?
jika hujan dikatakan ada dan tiada
bagaimanakah hujan yang nyata?
hujan tiada pernah malu-malu
kita yang senantiasa mau tak mau
hujan senantiasa sukarela
kita yang senantiasa sukasangka
hujan senangtiasa
kita senangmurka
2021
---
Bulir Hujan
masuk ke sebulir hujan
seperti masuk ke rimbun hutan
hutan yang bening
hutan yang hening
masuk ke sebulir hujan
seperti masuk ke dada telaga
telaga yang bidang
telaga yang tenang
masuk ke sebulir hujan
seperti pergi ke sebuah liburan
liburan yang menyenangkan
liburan yang mengenyangkan
masuk ke sebulir hujan
seperti merasuk ke khusyuk sembahyang
sembahyang yang menyadarkan
sembahyang yang menyandarkan
2020
---
Sakaratul Sebulir Hujan
sesampai ia di ujung daun
tercapai sudah seluruh keinginannya
perjalanannya sejak akar terendah
sampai awan penghabisan
pengalamannya sejak buaian tanah
sampai buraian langit-raya
ia tak pernah tahu akan berakhir di waktu mana
ia tak pernah tahu berakhir di cara bagaimana
ia cuma mengerti tiap yang pergi bakal kembali
ia cuma mengerti tiap yang koloni berakhir sendiri
maka sesaat setelah jatuh ke pohon rimbun
ia rayakan sukacita
maka sesaat setelah bergulir ke ujung daun
ia siapkan kematian yang sederhana
dalam ajalnya yang tinggal sekali tetes lagi saja
sabda tetas-menetes dari bibirnya
rute keberangkatan tak lebih dari gambar panah
yang melingkar ke arah semula
2021
---
HASAN AL BANNA, Lahir di Padangsidimpuan dan kini tinggaldi Medan. Bekerja sebagai pengkaji bahasadi Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara. Buku puisinya yang bertajuk Kopi dan Kepo masuk tiga besar buku Sastra Pilihan Tempo 2023.
Tag: #sajak #hujan #senangtiasa