Sektor Ritel Kembali Pulih Seperti Sebelum Pandemi
Sektor ritel atau pusat perbelanjaan tahun 2023 dinilai telah kembali pulih seperti saat sebelum pandemi Covid-19.
Hal ini ditunjukkan oleh tingkat hunian yang mencapai angka 90,4 persen atau tumbuh 0,21 poin dibanding tahun 2022.
Namun, seiring dengan pasokan baru pada tahun 2024 seluas 161.725 meter persegi, tingkat hunian diprediksi akan tertekan.
Sementara, laporan sepanjang 2023 menurut Associate Director Research and Consultancy Leads Property Services Indonesia Martin Samuel Hutapea mengatakan, sektor ritel di Jakarta sepi dari tambahan pasokan.
"Sehingga pasokan kumulatif tetap ada pada posisi 3,47 juta meter persegi," ungkap Martin dalam keterangannya kepada Kompas.com, Kamis (10/1/2023).
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya pertumbuhan pasokan di Jakarta adalah moratorium sejak 2011 lalu, keterbatasan lahan dengan luas yang besar serta mahalnya nilai lahan komersial yang tidak begitu menarik bagi investor.
Meski demikian, tetap ada permintaan ruang ritel yang pada Kuartal IV-2023 mencapai 7.318 meter persegi. Tetapi angka ini termasuk kecil untuk pasar ritel yang besar seperti Jakarta.
Tren permintaan kecenderungannya berasal dari replacement penyewa sebelumnya yang sempat tutup karena tidak bisa bertahan hingga saat ini.
"Namun ada beberapa peritel yang melakukan ekspansi tetapi tidak besar luasannya. Dalam hal tipe peritel, masih didominasi oleh makanan-minuman, produk-produk busana dan sepatu olah raga serta busana anak-anak yang masih mampu melakukan ekspansi di tengah-tengah persaingan ritel," tutur Martin.
Pergerakan harga sewa
Sementara itu, untuk harga sewa dasar, terdapat pergerakan tipis ke angka Rp 440.000 per meter persegi per bulan pada Kuartal IV-2023 atau relatif stabil dari kuartal sebelumnya.
Namun secara tahunan, angkanya sedikit meningkat sebesar 1,1 persen. Secara spesifik, harga sewa dasar di Jakarta CBD mencapai Rp 578.500 per meter persegi per bulan dan untuk luar CBD sebesar Rp 381.800 per meter persegi per bulan.
Meskipun akan ada Pemilu di tahun 2024, namun diperkirakan sektor ritel tidak begitu terimbas karena lebih dipengaruhi oleh gaya hidup dan daya beli serta merupakan kebutuhan hidup manusia.
Mal konvensional juga akan tetap menjadi primadona bagi para peritel untuk ekspansi. Namun, diperkirakan tingkat hunian akan tertekan ke angka 88 persen hingga 89 persen karena adanya pasokan tambahan.
Harga sewa akan tetap kompetitif khususnya bagi mal-mal dengan tingkat kekosongan ruang yang tinggi. Namun, mal dengan tingkat hunian tinggi akan memiliki daya tawar yang kuat dan lebih berpotensi meningkatkan harga sewa.
Secara paralel, tren perkembangan ritel akan bergeser ke Bodetabek untuk melayani penduduk di kawasan-kawasan perumahan atau township.
Tag: #sektor #ritel #kembali #pulih #seperti #sebelum #pandemi