Harga RAM PC Gaming Desember Sudah Setara Motor, Mending Rakit PC atau Rakit Motor?
- Harga RAM DDR5 di Indonesia pada Desember 2025 benar-benar bikin geleng kepala. Komponen yang dulu jadi salah satu bagian paling “aman” dalam anggaran rakit PC, kini justru naik kelas setara bahkan melampaui harga motor matic entry-level.
Bagi banyak orang, idiom populer “mending rakit PC” tiba-tiba terasa berbeda maknanya. Dengan harga RAM yang melesat seperti ini, jadinya mending rakit PC atau sekalian rakit motor?
Hasil penelusuran JawaPos.com di beberapa toko besar di Tokopedia dan Shopee pada Jumat (5/12/2025) memperlihatkan tren yang tak main-main.
Corsair Vengeance RGB 32GB (6000MHz C30) kini berada di Rp 6.549.000, sementara Corsair Dominator Titanium RGB 32GB (7200MHz C34) sudah menyentuh Rp 7.709.000. Kategori 64GB lebih ekstrem lagi: ada yang di kisaran Rp 12–13 juta, dan untuk kelas entusiast 128GB, harganya bisa tembus Rp 28.919.000.
Angka itu secara harfiah sudah sejajar dengan motor-motor entry seperti Honda Beat atau Yamaha Mio. Bahkan beberapa kit RAM malahan lebih mahal dari beberapa motor mid-range.
Yang membuat fenomena ini semakin terasa tidak masuk akal adalah kenyataan bahwa baru tahun lalu, harga RAM masih normal-normal saja. Pada Agustus 2024, misalnya, Corsair Dominator Titanium 32GB 6600MHz C32 masih bisa dibeli di angka Rp 3,5 juta.
Dalam waktu kurang dari satu setengah tahun, harga untuk kelas serupa berlipat ganda. Untuk kapasitas 64–128GB, kenaikannya bahkan mencapai dua sampai tiga kali lipat. Jarang sekali pasar komponen PC bergerak seagresif ini.
Jika hanya melihat kondisi Indonesia, lonjakan ini mungkin terasa seperti ulah penjual di marketplace semata. Namun tren global menunjukkan cerita yang sama, bahkan lebih besar. Sepanjang 2025, harga kontrak DRAM tercatat naik lebih dari 170 persen secara year-over-year. Ini bukan sekadar tren PC atau efek musiman, melainkan dampak langsung dari ledakan industri AI.
Produsen memori seperti Samsung, SK Hynix, dan Micron kini mengalihkan porsi produksi mereka untuk memenuhi permintaan HBM (high-bandwidth memory) dan modul DDR5 server, dua jenis memori yang sangat dibutuhkan pusat data AI.
Permintaan dari sektor ini begitu besar dan margin keuntungannya jauh lebih tinggi daripada modul DDR5 konsumer, sehingga pasar PC desktop otomatis jadi nomor sekian. Produksi untuk konsumen menyusut, pasokan menipis, sementara permintaan tetap ada. Kombinasi inilah yang mendorong harga naik tanpa rem.
Keputusan Micron untuk menghentikan lini memori konsumer Crucial pada akhir 2025 semakin mempersempit suplai. Dengan berkurangnya pemain besar di pasar modul retail, tekanan harga makin terasa. Beberapa analis menyebut periode ini sebagai memory super-cycle. Fase ketika harga memori naik terus dalam jangka panjang, bukan sekadar fluktuasi sesaat.
Di tengah kondisi itu, wajar jika warganet mulai membandingkan harga RAM dengan harga motor. Pertanyaannya memang menggelitik: kalau satu kit RAM 128GB harganya hampir Rp 30 juta, apakah masih mending rakit PC atau lebih masuk akal membeli kendaraan baru yang bisa dipakai bertahun-tahun?
Bagi kreator konten, editor video, 3D artist, atau pekerja teknis lain yang membutuhkan RAM besar, situasi ini jelas menyulitkan. Banyak yang akhirnya menunda upgrade meski workflow sudah mentok.
Sementara untuk gamer atau pengguna rumahan, kenaikan harga RAM memaksa sebagian orang mengubah rencana rakit PC 2025–2026. Anggaran yang dulu cukup untuk merakit PC kelas menengah, kini bisa habis hanya untuk satu modul memori premium.
Lalu, kapan harga RAM akan turun? Sayangnya, sampai akhir 2025, belum ada sinyal kuat bahwa pasar akan segera stabil. Permintaan untuk AI diprediksi masih terus meningkat tahun depan, sementara ekspansi kapasitas pabrik memori butuh waktu lama. Para analis memperkirakan harga baru akan mereda setelah 2026, ketika produksi HBM dan modul server mulai mengejar permintaan.
Tag: #harga #gaming #desember #sudah #setara #motor #mending #rakit #atau #rakit #motor