80
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) (Entrepreneur )
10:44
3 Februari 2024
Terapkan AI, E-commerce Ini Klaim Bantu UMKM Naik Kelas
- Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan diprediksi akan menjadi salah satu sorotan dalam dunia bisnis di 2024 ini. Meski, awalnya teknologi ini dikhawatirkan menggantikan peran manusia, tapi kenyataannya kecerdasan buatan ini bisa membantu pekerjaan hingga operasional bisnis agar lebih efisien dan optimal, termasuk dalam bisnis toko online. Bahkan, kecerdasan buatan bisa membantu pemilik toko online mencatatkan kenaikan omzet signifikan. Beberapa manfaat AI untuk bisnis antara seperti mengurangi risiko kesalahan untuk proses administrasi atau aktivitas yang berulang, menangani big data dengan lancar, membantu rekomendasi untuk pengambilan keputusan lebih cepat, hingga asisten digital seperti membantu sebagai customer service untuk menjawab pertanyaan konsumen yang umum. Begitu juga dalam bisnis toko online di marketplace, keberadaan AI juga bisa membantu dalam proses pengolahan big data sehingga bisa membantu dalam strategi marketing hingga melayani pertanyaan konsumen hingga mengatur produk rekomendasi yang sesuai dengan perilaku konsumen. Seperti, pengguna Shopee yang rutin melihat produk apparel olahraga, nantinya ketika membuka aplikasi akan ditampilkan di menu rekomendasinya, yakni deretan produk apparel olahraga yang dianggap relevan dengan kebutuhan konsumen. Rekomendasi itu diberikan berdasarkan data yang diolah oleh AI dari perilaku pengguna untuk menampilkan produk yang relevan dengan kebutuhan. Harapannya, potensi menjadi konversi penjualan semakin tinggi. Selain itu, penggunaan AI juga digunakan dalam proses logistik pengiriman barang dari toko online ke konsumen. Seperti, Alibaba menggunakan AI untuk proses pengiriman barang yang dibeli konsumen agar bisa sampai lebih cepat dan biaya pengiriman lebih efisien. Caranya, dengan memetakan jalur yang paling dekat untuk proses pengiriman. Anak usaha Alibaba di bidang logistik Cainiao itu pun mencatat efisiensi penggunaan kendaraan sebesar 10 % dan pemangkasan jarak tempuh sebesar 30 %. Beberapa marketplace seperti Lazada dan Shopee juga sudah menggunakan kecerdasan buatan seperti membuat tampilan produk di website dan aplikasi yang punya peluang menarik pembeli. Misalnya, kecerdasan buatan di Lazada dan Shopee akan membantu menentukan produk apa saja yang perlu ditampilkan di posisi banner yang lebih mencolok perhatian pengguna. Semua itu menggunakan kecerdasan buatan yang diatur berdasarkan algoritma. Selain platform marketplace, e-commerce enabler pun sudah menggunakan teknologi AI. Seperti, Aha Commerce sebagai e-commerce enabler pertama yang menggunakan AI, mengoptimalkan layanannya dengan kecerdasan buatan untuk mendukung brand yang dikelolanya agar bisa mendapatkan pertumbuhan omzet yang optimal. Aha Commerce menggunakan AI yang dinamakan Ahabot, yang sudah dirintis sejak 2017. Penggunaan AI diklaim bisa membantu para pemilik toko online untuk bisa menggunakan strategi marketing hingga customer relation paling optimal dan efisien. CEO Aha Commerce, Stephen Lawrence menilai salah satu masalah terbesar yang dihadapi para penjual toko online adalah kesulitan memproses keputusan marketing yang rumit dan memakan waktu lama, seperti memantau kinerja iklan hingga penentuan produk yang cocok untuk diberikan promosi, dan sebagainya. "Padahal, jika ada kesalahan dalam membaca strategi marketing itu, para pebisnis toko online bisa mencatatkan kerugian signifikan, seperti over-marketing cost," jelasnya di Jakarta belum lama ini. Untuk itu, Aha membangun sistem AI yang mengumpulkan data bisnis untuk dianalisis dan diolah. Hasil olahan data itu akan dikalkulasikan untuk membantu membuat keputusan marketing yang tepat untuk semua toko online yang dikelola oleh AHA. Sampai saat ini, dengan bantuan AI, Ahabot mengklaim sudah bisa mengelola lebih dari 30.000 stock keeping unit (SKU) dengan update data setiap hari. Di mana, jika mengelola 30.000 SKU secara manual perlu puluhan orang dan membutuhkan waktu cukup lama untuk melakukan kalkulasinya. Salah satu layanan yang ditawarkan Aha dengan teknologi AI-nya itu antara lain, layanan Management Official Store Only (MOSO), yang menawarkan pengelolaan strategi marketing hingga customer service dengan dukungan dari AHAbot. Ahabot dikatakan punya peran penting dalam menganalisis strategi marketing yang optimal. Dalam prosesnya, Ahabot akan mengambil beberapa data yang siap diolah seperti traffik pengunjung, data omzet, data tingkat konversi, hingga Average Order Value (AOV), serta banyak metrik lainnya. "Setelah mengumpulkan data-data tersebut, bot akan membuat analisis strateginya. Misalnya, ada produk A yang punya pengunjung 1.000 per hari, tapi tingkat konversi hanya 3 %. Lalu, ada produk B dengan kategori serupa yang punya pengunjung 500, tapi konversi 4 %," imbuh Stephen. Bot selanjutnya akan menganalisis, produk pertama punya tingkat traffik yang tinggi karena jumlah pengunjungnya di atas rata-rata dari kedua produk tersebut, yakni 750 pengunjung. Namun, produk pertama punya tingkat konversi yang lebih rendah hanya 3 persen. Di sini, bot akan membantu menyiapkan strategi untuk meningkatkan konversi seperti, membuat aktivasi dan strategi lainnya yang berpotensi mendulang konversi. Di sisi lain, produk B dari segi konversi oke sebesar 4 persen, tapi pengunjungnya di bawah rata-rata. Di sini, bot akan memberikan rekomendasi poin-poin yang perlu dioptimalkan lagi seperti kata kunci, dan alokasi budget iklan pencarian pada produk tersebut sehingga dapat meningkatkan jumlah calon pembeli untuk mengunjungi produk tersebut. Dengan begitu, ada potensi jumlah pengunjung produk B bisa mencapai di atas rata-rata 750 pengunjung juga. Dengan menggunakan analisis dan rekomendasi dari bot ini, cost marketing yang dikeluarkan diyakini akan lebih optimal dibandingkan memberikan diskon kepada seluruh produk tanpa strategi detail yang ujung-ujungnya berpotensi menjadi rugi. Salah satu contohnya, brand peralatan olahraga yang menggunakan layanan MOSO Aha Commerce ini mencatatkan pertumbuhan omzet bulanan naik lebih dari 100 % setelah dioptimalkan dengan bot. Sebelumnya, brand peralatan olah raga ini mencatatkan omzet bulanan sekitar Rp180 juta pada 2022. Setelah 2 bulan dikelola oleh Aha Commerce, omzetnya naik 190% menjadi Rp 522 juta. Posisi nilai omzet bulanan setelah dikelola 2 bulan dengan layanan MOSO itu pun menjadi rata-rata bulanan tertinggi sepanjang 2022. Bahkan, tren pertumbuhan omzet brand tersebut naik hingga 555 % menjadi Rp1,18 miliar per bulan pada September 2023. Selain meningkatkan omzet, salah satu brand di industri peralatan rumah tangga yang menggunakan layanan MOSO juga mampu mencatatkan penghematan iklan secara signifikan, seperti tingkat return on investment (ROI) iklan naik menjadi 8,4 kali dibandingkan dengan 3,6 kali sebelum dikelola oleh Aha. Dengan kenaikan ROI itu, brand tersebut mampu menghemat biaya iklan hingga Rp 9,5 juta per bulan, berarti kalau dirata-rata dalam setahun bisa hemat Rp 114 juta dalam setahun. Dengan biaya iklan yang lebih hemat, tingkat profitabilitas pun menjadi lebih baik juga. "Adapun, tingkat akurasi prediksi AHAbot akan disesuaikan dengan seberapa lama AI dari AHA ini sudah mengelola sebuah toko online. Semakin lama AHAbot mengelola toko online, kecerdasan buatan ini bisa memberikan prediksi yang lebih tepat. Soalnya, bot sudah mempelajari pola-pola dan data historis yang lebih komprehensif dari toko tersebut," pungkas Stephen. (*)
Editor: Dinarsa Kurniawan