Indeks Konektivitas Global, Indonesia Alami Penurunan Kualitas: Pemerataan Lebih Penting dari Kecepatan
Jaringan seluler menjadi salah satu tulang punggung telekomunikasi di Indonesia. (BAGAS BIMANTARA/JAWA POS RADAR MADIUN)
17:24
3 Juni 2025

Indeks Konektivitas Global, Indonesia Alami Penurunan Kualitas: Pemerataan Lebih Penting dari Kecepatan

 

- Perusahaan riset telekomunikasi, Opensignal kembali merilis laporan terbarunya. Dalam laporan tersebut, Opensignal menempatkan Indonesia di peringkat ke-58 secara global dalam Global Network Excellence Index untuk kuartal pertama 2025. 

Laporan ini menyoroti kekuatan, tantangan, dan arah kebijakan yang dapat mendorong Indonesia menuju keunggulan digital. Opensignal mencatat bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam konektivitas digital berkat skala pasar, ambisi, dan momentum kebijakan. 

"Namun, perhatian kini perlu bergeser dari sekadar kecepatan ke pembangunan infrastruktur digital yang andal, inklusif, dan tangguh," terang Sylwia Kechiche, analis Opensignal melalui keterangannya.

Dalam aspek ketersediaan jaringan 4G/5G, Indonesia turun empat peringkat ke posisi dua. Hal tersebut menandakan pertumbuhan yang lebih lambat dibanding negara lain. 

Untuk kategori excellent consistent quality atau kualitas konsisten yang sangat baik, Indonesia turun dua peringkat ke posisi 54, dengan skor relatif stabil (-0,1 poin persentase), menunjukkan stagnasi di tengah kemajuan negara lain.

Sementara itu, kecepatan unduh 4G meningkat sebesar 1 Mbps menjadi 25,6 Mbps. Peningkatan ini mendorong Indonesia naik dua peringkat ke posisi 86 dalam kategori kecepatan unduh.

Sebagai negara kepulauan, Opensignal juga menyebut, Indonesia menghadapi tantangan geografis dalam pemerataan akses internet. Menurut GSMA Intelligence, hanya 21 persen populasi memiliki akses broadband tetap, sementara terdapat 121 langganan seluler per 100 penduduk. 

Kondisi tersebut menjadikan jaringan seluler sebagai tumpuan utama akses internet. Program seperti Palapa Ring dan Peta Jalan Digital Indonesia menjadi bagian dari upaya pemerintah memperluas akses digital, terutama di wilayah-wilayah terpencil.

Indonesia sendiri telah memulai peluncuran jaringan 5G dan proses modernisasi infrastruktur telekomunikasi. Namun, terbatasnya alokasi spektrum menjadi kendala utama.

"Saat ini hanya tersedia 360 MHz spektrum mid-band, jauh di bawah rata-rata negara di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, frekuensi 3,5 GHz yang ideal untuk 5G masih digunakan layanan satelit hingga 2027," lanjut Sylwia.

Hal ini menyebabkan Indonesia tertinggal dari negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam dalam adopsi teknologi 5G.

Arah Kebijakan dan Peluang Strategis

Dengan fokus pemerintahan baru pada pembangunan infrastruktur, khususnya di sekitar Ibu Kota Nusantara, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperkuat fondasi digital nasional. Namun, Opensignal menekankan pentingnya kebijakan dalam hal spektrum, perizinan, infrastruktur, dan akses guna mempercepat peningkatan kualitas layanan digital.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #indeks #konektivitas #global #indonesia #alami #penurunan #kualitas #pemerataan #lebih #penting #dari #kecepatan

KOMENTAR