Grab dan Gojek Dikabarkan Kembali Bahas Merger, Target Rampung 2025?
- Kabar penggabungan atau merger dua perusahaan raksasa ride hailing di Asia Tenggara, Grab dan Gojek kembali mencuat pada awal Februari ini.
Menurut laporan dari Bloomberg, Grab Holdings asal Singapura dan GoTo Group Indonesia (induk Gojek) telah mempercepat pembicaraan merger dan menargetkan kesepakatan penggabungan rampung pada 2025.
Merger keduanya konon bertujuan untuk mengurangi biaya operasional, mengakhiri kerugian, serta menekan tekanan persaingan di wilayah Asia Tenggara.
Menurut sumber yang mengetahui isu ini, pembahasan merger Grab dan rivalnya, Gojek, semakin intensif dalam beberapa minggu terakhir. Kedua perusahaan disebut melihat 2025 sebagai tahun yang tepat untuk mencapai kesepakatan.
Menurut laporan Bloomberg, ada beberapa skenario yang dibahas dalam rencana merger Grab-GoTo (Gojek).
Salah satu skenario yang dibahas adalah pembelian seluruh saham GoTo dengan harga Rp 100 rupiah per saham, menurut sumber yang mengetahui situasi tersebut.
Jika skenario ini terealisasi, maka harga pembelian tersebut akan lebih tinggi sekitar 20 persen dari harga saham GoTo saat ini yang berada di level sekitar Rp 87.
Pengambilalihan tersebut disebut akan menghasilkan valuasi lebih dari senilai 7 miliar dollar AS.
Skenario lainnya, pembahasan ini mungkin tidak mengarah pada transaksi merger sama sekali, kata sumber yang familiar dengan isu ini.
Ini bukan pertama kalinya kabar merger antara Grab dan Gojek mencuat. Pasalnya, sejak tahun 2020 kabar merger antara perusahaan ride hailing asal Singapura dan Indonesia itu sudah terdengar sejak 2020.
Pada tahun-tahun sebelumnya, rintangan merger dikabarkan mencakup ketidaksepakatan antara para pihak, serta potensi hambatan anti-monopoli yang disebabkan oleh dominasi perusahaan di pasar seperti Indonesia dan Singapura.
Namun, jika penggabungan Grab-GoTo terealisasi, keduanya dilaporkan akan dapat mengurangi biaya dan tekanan persaingan di wilayah dengan lebih dari 650 juta konsumen.
Penggabungan dapat menghasilkan penghematan biaya, karena perusahaan akan dapat mengurangi subsidi pengguna dan mengintegrasikan sistem back-end mereka. Hal ini diungkap oleh analis Citigroup termasuk Alicia Yap dan Ferry Wong.
"Mereka juga akan dapat berinvestasi kembali ke manajemen riders dan merchant untuk melakukan penjualan silang penawaran layanan keuangan dan meningkatkan pendapatan iklan," kata para analis, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Bloomberg, Rabu (5/2/2025).
GoTo membantah
Ilustrasi aplikasi GoTo. Grab tidak memberikan komentar soal kabar merger dengan Gojek ini.
Sementara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) membantah terkait beredarnya kabar akan diakuisisi oleh Grab Holdings Ltd (Grab).
Sekretaris Perusahaan GoTo RA Koesoemohadiani menyampaikan bahwa tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa.
"Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir, dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi," ujar R A Koesoemohadiani, di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (4/2/2025).
Koesoemohadiani memastikan bahwa dampak kejadian informasi terhadap berita yang beredar di media massa tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha perseroan.
Tag: #grab #gojek #dikabarkan #kembali #bahas #merger #target #rampung #2025