Wawancara Khusus Kurniawan Dwi Yulianto: Dari Magelang, Como 1907 dan Promosi Serie A
Kurniawan Dwi Yulianto Resmi Jadi Asisten Pelatih FC Como (@kurniawanqana)
21:18
27 Mei 2024

Wawancara Khusus Kurniawan Dwi Yulianto: Dari Magelang, Como 1907 dan Promosi Serie A

Como 1907 FC telah memastikan satu tiket promosi ke kompetisi kasta tertinggi sepak bola Italia, Serie A musim depan.

Klub yang dimiliki orang Indonesia, Hartono bersaudara itu promosi setelah finis sebagai runner-up Serie B 2023-2024.

Legenda Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto pun ikut merasakan kebahagiaan itu. Mengingat dia menjabat sebagai salah satu pelatih tim Primavera.

Kurniawan sudah sekitar dua setengah tahun bergabung dengan Como 1907 dan menjabat sebagai asisten pelatih tim primavera, tepatnya tim U-19 yang berkompetisi di Campionato Primavera 2. Selain itu, 'Si Kurus', sapaan dia saat masih aktif bermain juga membantu di tim U-17.

Baca Juga:5 Pemain BRI Liga 1 di Skuad Filipina Hadapi Timnas Indonesia, Sudah Tahu Sama Tahu

Tentu saja, sosok kelahiran Magelang, Jawa Tengah itu bangga atas capaian klub yang bermarkas di Stadion Giuseppe Sinigaglia tersebut.

pun berkesempatan wawancara khusus dengan eks pemain Pelita Jaya, PSPS Pekanbaru, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta hingga PSM Makassar itu.

Selamat coach atas prestasi Como musim ini, dan bagaimana Anda merasakan ikut jadi bagian di dalamnya?

Pasti banggalah dan bersyukur menjadi saksi sejarah juga yang mengakhiri penantian 21 tahun untuk promosi ke Serie A. Lebih membanggakan lagi, owner klub ini adalah orang Indonesia.

Saya benar-benar meraskan bagaimana keseriusan mereka, mulai berangkat dari Serie D, konsiten dan dukungan dari manajemen ke tim Como itu luar biasa. Tidak hanya untuk first teamnya, tapi juga secara keseluruhan. Manajemen benar-benar mnelakukan perbaikan di semua sektor, termasuk untuk tim junior.

Baca Juga:Shayne Pattynama Ungkap Rencana Tripnya setelah dari Bali, Kunjungi Tanah Leluhur

Bentuk keseriusan Como di bawah manajemen baru seperti apa? Termasuk mampu membangun tim hingga promosi ke Serie A?

Ya kita tahulah, dengan target promosi ke Serie A bisa aja tim ini obral dengan membeli pemain-pemain top. Tapi di sini kita tidak seperti itu. Kami benar-benar menciptakan pondasi yang kuat, karena owner membeli tim ini kan awalnya dalam posisi yang parah.

Jadi tidak hanya dalam sisi sepak bolanya, tapi benar-benar dibuat dan dipikirkan secara matang agar tumbuh secara keseluruhan. Dampaknya menang luar biasa. Mereka membangun training ground, lalu dipikirkan juga seperi UMKMnya seperti apa, kerjasama seperti apa.

Jadi tidak hanya semata-mata di bolanya, tapi istilahnya membangun pondasi yang kuat. Rasanya tahun ini benar-benar sudah saatnya siaplah ke Serie A.

Bagaimana dengan keberhasilan Como secara general, termasuk setelah adanya sosok Cesc Fabregas yang masuk ke tim utama?

Masuknya Fabregas ke tim dari sebelumnya Primavera itu mengubah metodelogi dan filosofi cara bermain. Filosofi dia itu how to score gol bagaimana cara mencetak gol dan memenangkan pertandingan itu dulu.

Hal itu memang agak berbeda dengan pelatih sebelumnya yang mungkin hal pertama adalah tidak kebobolan dulu. Perubahan filosifi dan metodelogi ini yang membawa kesegaran di tim.

Apalagi beliau (Fabrebas) kan legend ya juara dunia, pasti punya standar yang tinggi. Sehingga ketika masuk ke tim utama, dia sudah meletakkan standar yang tinggi. Mau tidak mau pemain ahrus survive dengan itu, dan terbukti berhasil.

Kedua dukungan dari manajemen ketika ada transfer window pertengahan musim atau Januari itu benar-benar luar biasa. Bahkan pemain yang didatangkan di putaran kedua walaupun bukan yang punya nama besar, tapi seusai dengan kebutuhan.

Sehingga tim Como ini adalah salah satu tim yang memiliki kedalaman skuad terbaik di Serie B. Ketika ada rotasi aray pergantian pemain itu tidak ada bedanya dengan pemain starting. Bahkan beberpaa kali tim kita bisa comeback di menit-menit terakhir, atau 15-20 menit terakhir untuk memenangkan pertandingan.

Klub milik pengusaha Indonesia, Como berhasil promosi. (Instagram/@comofootball)Klub milik pengusaha Indonesia, Como berhasil promosi. (Instagram/@comofootball)

Lalu, bagaimana dengan sistem di tim Primevera sendiri?

Tim U-17 dan U-19 itu sudah menuju ke coty paste tim utama, karena kita latihan di tempat yang sama dan memang sudah diarahkan ke sana. Baik secara mentaliti, secara kompetitif antarpemain. Karena pemain-pemain yang dianggap layak akan naik dan berlatih di tim utama. Mereka sudah dididk 'Loe bakal seperti ini nih kalau sudah di tim utama'. Apalagi U-19 Primavera adalah batas akhir mereka untuk mendapatkan kontrak profesional.

Artinya banyak juga pemain Como U-19 yang dipromosikan ke tim senior?

Tahun dari awal musim sampai tambahan di transfer window musim dingin itu adaa sekitar empat sampai lima pemain yang tanda-tangan dengna tim utama. Ini menciptakan kompetitif yang sehat bagi pemain. Fabreagas selalu mengatakan ke pemain bahwa seperti ujian juga bagi pemain Primavera bisa tidak naik ke utama. Karena dia kan juga mengawasi kita latihan, lalu ikut analisa video pertandingan. Itu dipantau oleh tim utama.

Pelajaran paling utama yang coach dapatkan selama bergabung dengan Como hingga saat ini? Bisa diceritakan?

Saya ini termasuk beruntung, karena diberi kesempatan untuk bergabung dan belajar di Como. Karena saya selain di tim U-19 juga kadang-kadang ikut ke U-17 kalau tidak ada kegiatan. Jadi saya merasa ada yang salah ini di sepak bola kita (Indonesia) dan pelajaran itu yang banyak saya dapatkan.

Terutama bagaimana youth development di sini. Ini sekelas Como di Serie B bagi saya sudah luar biasa. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana di tim yang lebih besar.

Artinya youth development itu diterapkan sejak usia dini?

Dari usia 8 sampai 19 tahun. Mereka itu berkompetisi secara reguler full komeptisi penuh. Ini yang membedakan dan bisa jadi pelajaran sepak bola di Indonesia.

Mereka para pemain itu istilahnya sudah berjuang dari umur 8 bermain bola hanya untuk mendapatkan kontrak profesional di usia 19 tahun. Makanya fokus mereka, passion mereka di sepak bola, dan tidak mau memikirkan hal-hal yang menimbulkan distract.

Kalau boleh lihat, semua pemain muda itu di sosial media pasti postingan kosong. Saya tanya mereka katanya tidak mau kedistract dan perjuangan pengorbanan selama ini untuk kontrak prforenesional sia-sia. Karena kalau sampai usia 19 tahun nggak dapat kontrak profesional, paling ke liga amatir, tim sekolah gitu.

Mentalitas dan Mindset jadi faktor penting yang ditanamkan sejak usia dini di Como?

Bayangkan saja, mereka yang di Italia seperti ini saja belum tentu bisa beprestasi misalnya juara dunia. Dengan metode dan sistem ini pun fifty-fifty juga hasilnya.

Tapi mentalitas itu dibangun dari umur 8 tahun dan benar-benar fokus sepak bola. Saya ada contoh kecil yang saya perhatikan. Setiap away game itu di bus pemain dilihat itu ya sepak bola, cek Instagram ya tentang sepak bola. Itu contoh kecil dan itu terbawa sampai dewasa. Bahkan kayak makan itu tidak perlu diingatkan lagi. Nah itu yang saya lihat di sini, tidak mengadaada. Bisa dibayangkan di tim lain yang lebih besar.

Editor: Ronald Seger Prabowo

Tag:  #wawancara #khusus #kurniawan #yulianto #dari #magelang #como #1907 #promosi #serie

KOMENTAR