



Mengenal Perayaan Minggu Palma: Hari Minggu Menuju Pekan Paskah, Arti di Balik Perayaan dan Sejarahnya
- Minggu (13/4) lalu, semua umat Katolik dan Kristen sedunia merayakan Minggu Palma, hari pertama dalam pekan suci menuju Hari Raya Paskah.
Pada hari tersebut, kita akan sering melihat orang-orang berdatangan ke gereja sambil membawa atau pulang dengan daun palma yang akan mereka pajang dekat salib hingga Rabu Abu tahun berikutnya.
Dilansir dari Ensiklopedia Britannica, Minggu Palma adalah hari untuk mengingat bagaimana meriahnya Tuhan Yesus disambut di Yerusalem beberapa hari sebelum ia disalibkan.
Gereja-gereja mengasosiasikan perayaan ini dengan hari penuh berkat dan prosesi pengarakan dengan daun palma.
Menurut buku catatan Peregrinatio Etheriae (Ziarah Etheria), upacara-upacara khusus ini berlangsung hingga akhir abad ke 4 di Yerusalem. Di Barat, bukti dokumentasi tertua dapat ditemukan pada Bobbio Sacramentary pada abad ke delapan.
Sekarang perayaan ini tidak memiliki tanggal yang pasti, namun akan selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Hari Paskah.
Kebanyakan gereja-gereja Kristen denominasi besar, seperti Ortodoks, Katolik, Lutheran, Methodist, Anglikan, Moravian, dan lainnya akan membagikan daun-daun palma kepada para umat untuk merayakan Minggu Palma.
Makna Keledai
Dilansir dari Christianity.com, satu lagi keunikan pada perayaan ini adalah Yesus memilih untuk mengendarai seekor keledai ketika memasuki Kota Yerusalem.
Kitab Zakharia 9:9 menuliskan "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion bersorak-sorailah, hari puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
Dengan memilih untuk mengendarai seekor keledai, Yesus mendeklarasikan bahwa Ia-lah mesias yang telah dinanti-nantikan.
Aksi Tuhan Yesus tidaklah hanya untuk memenuhi nubuat Zakharia, namun ada pula makna simbolisnya.
Pada zaman dahulu, para raja selalu menunggangi kuda-kuda perang ketika mereka datang untuk menaklukan kerajaan lain. Akan tetapi, mereka juga akan mengendarai keledai sebagai tanda bahwa mereka datang dalam damai.
Dari sini kita dapat melihat bahwa Yesus tidak datang untuk menjatuhkan Kekaisaran Roma, namun Ia datang sebagai Raja Damai yang membawakan kerendahhatian dan pengorbanan.
Tidak hanya itu, keledai merupakan hewan yang sederhana dan sering digunakan oleh orang-orang awam atau rakyat jelata. Dengan begitu, dapat diartikan bahwa Yesus datang bukan untuk urusan politik atau militer.
Tradisi Gereja
Pada abad pertengahan, prosesi upacara Minggu Palma cukup rumit. Prosesi dimulai di satu gereja, lalu kita akan berpindah ke gereja lain dimana daun palma diberkati, setelah itu kembali ke gereja pertama untuk melanjutkan liturgi.
Dalam liturgi ini akan dilaksanakan nyanyian oleh tiga diakon mengenai Kisah Sengsara Yesus Kristus (Matius 26:36-27:54).
Namun setelah reformasi liturgi oleh gereja Katolik Roma pada tahun 1955-1969, prosesi ini disederhanakan untuk memfokuskan pada penderitaan dan kematian Kristus.
Dalam gereja Bizantium, ekaristi Minggu Palma akan diikuti oleh prosesi dimana pendeta membawa ikon yang mewakili peristiwa yang diperingati.
Gereja-gereja Anglikan pun juga menghidupkan kembali upacara-upacara tradisional ini sejak abad ke 19.
Tapi gereja-gereja Protestan biasanya tidak akan merayakan hari ini dengan prosesi ritual, namun lebih ke merayakan daun-daun palma.
Tag: #mengenal #perayaan #minggu #palma #hari #minggu #menuju #pekan #paskah #arti #balik #perayaan #sejarahnya