



Mengenal Santo Louis Martin dan Santa Marie-Azelie Guerin, Pasangan Suami Istri yang Menjadi Pelindung Orang Tua
- Orang-orang awam atau bahkan umat agama Katolik sendiri sering mengira bahwa orang-orang suci yang diangkat menjadi santo atau santa adalah mereka yang bergabung ke seminari atau hidup melajang. Namun, ternyata ada banyak sekali orang-orang yang menikah dan membangun keluarga yang diangkat menjadi santo dan santa.
Salah satunya adalah pasangan suami istri Santo Louis Martin dan Santa Marie-Azelie Guerin, orang tua dari Santa Theresia dari Lisieux.
Louis Martin
Dilansir dari biografinya, Louis Joseph Aloys Stanislaus Martin lahir pada 22 Agustus 1823 ke dalam keluarga militer. Pada umur tujuh tahun, ia dan keluarganya pindah ke Alencon, dimana ia menyempurnakan ilmu agamanya di Brothers of Christian Schools.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, bukannya bergabung ke militer seperti ayahnya, ia memilih untuk menjadi pembuat jam.
Walaupun begitu, Louis sangat ingin bergabung ke dalam seminari dan menjadi biarawan. Maka dari itu pada 1845 ia pergi Pegunungan Alpen di Swiss dengan niat untuk bergabung ke Kongregasi Santo Bernard.
Di sana ia menjalankan tugas pertamanya, yaitu mempelajari Bahasa Latin. Akan tetapi ia tidak dapat menguasainya dengan baik dan memutuskan untuk mengundurkan diri. Ia kemudian menyelesaikan ilmu membuat jamnya di Rennes dan Strasbourg, lalu kembali ke Alencon.
Marie-Azelie Guerin
Marie-Azelie Guerin lahir di Gandelain pada 23 Desember 1831 dengan nama panggilan Zelie. Ayahnya juga seorang tentara, yang pada 1844 pensiun dari posisinya dan membawa keluarganya pindah ke Alencon.
Di sana ia bersekolah di bawah naungan Sisters of Perpetual Adoration dan mendapatkan keahlian sebagai pembuat renda. Tidak hanya itu, ia juga adalah yang menciptakan renda Alencon, atau point d’Alencon. Meski begitu, ia juga berniat untuk menjadi biarawati seperti saudara perempuannya, Marie-Louise.
Namun, setelah berdiskusi dengan Ibu Kepala Superior Putri-Putri Amal Santo Vincent de Paul di rumah sakit Alencon, ia menerima bahwa ia tidak ditakdirkan menjadi biarawati.
Pernikahan dan kehidupan berumah tangga
Zelie jatuh hati kepada Louis ketika mereka berpapasan di Jembatan Santo Leonard. Tak lama kemudian, keduanya saling mengenal dan semakin dekat.
Tidak menunggu waktu lama, mereka menikah pada 13 Juli 1858, di Basilika Notre Dame Alencon, tiga bulan setelah berkenalan. Walaupun menikah, mereka memutuskan untuk hidup suci dan tidak bersetubuh.
Tak lama kemudian mereka mengangkat seorang anak laki-laki yang orang tuanya kesusahan untuk membesarkan 11 anak.Kemudian, setelah berdiskusi serta saran dari pendeta yang merupakan kawan mereka, Louis dan Zelie memutuskan untuk memiliki banyak anak.
Seiring mereka membangun keluarga mereka, suami istri Martin tetap melakukan donasi kepada orang-orang yang miskin dan sakit.
Louis dan Zelie dikaruniai 9 anak, namun hanya 5 darinya dapat tumbuh besar. Dan kelimanya adalah putri-putri mereka yang semuanya menjadi biarawati.
Pada akhir tahun 1876, Zelie mendapati ia menderita kanker payudara. Dan karena terlambat untuk melakukan pengobatan serta kurangnya pengetahuan mengenai penyakit tersebut pada masa itu, Zelie tak lama meninggal pada 28 Agustus 1877.
Tak lama kemudian, Louis menjual bisnis renda yang ia jalankan bersama istrinya dan membawa anak-anaknya ke Lisieux agar dapat tinggal lebih dekat dengan saudara iparnya, Isidore Guerin, demi kebaikan anak-anaknya. Tak lama kemudian, kelima anak perempuannya menjadi biarawati. Empat bergabung dengan Susteran Karmel di Lisieux dan satu Biarawati Visitandine di Caen.
Louis dengan senang hati mempersembahkan anak-anaknya kepada Tuhan dan menjalani hidup membiara.
Pada penghujung hidupnya, Louis menderita cerebral arteriosclerosis dan menjalani perawatan selama tiga tahun di Suaka Bon Sauveur sejak 1889. Lalu ia kembali ke Lisieux pada 1892 dengan keadaan lumpuh dan tidak dapat berbicara. Di sana ia dirawat oleh dua anaknya hingga ia meninggal pada 29 Juli 1894 di kastil milik saudara iparnya dekat Exreux.
Proses kanonisasi
Kisah Louis dan Zelie baru meluas setelah otobiografi milik Santa Theresia dari Lisieux yang berjudul Story of a Soul dipublikasikan. Proses beatifikasi Louis dan Zelie dimulai pada sekitar tahun 1925, dimana para pastur dan orang awam juga ikut terlibat.
Suster Genevieve atau Marie Celine, anak dari Louis dan Zelie terakhir yang masih hidup dengan senang hati menjadi saksi untuk proses tersebut.
Pada 29 Juni 2002, bayi Pietro Schiliro mengalami mukjizat dimana ia sembuh dari penyakit paru-paru yang serius. Kesembuhan tersebut terjadi tak terduga setelah doa novena kepada Hamba-Hamba Allah yang Terhormat Louis dan Zelie.
Proses pemeriksaan ini dilakukan hingga 17 Januari 2008 dinyatakan tidak dapat dijelaskan secara saintifik oleh Komisi Medis Kongregasi Santo-Santa.
Mukjizat kedua terjadi pada 2008, dimana seorang gadis bernama Carmen tiba-tiba sembuh dari penyakitnya yang tidak dapat disembuhkan empat hari sebelum Louis dan Zelie dibeatifikasi.
Pada 21 Mei 2013, pengadilan ini ditutup dan berkas-berkas mengenai Louis dan Zelie dikirimkan ke kongregasi. Dan pada 3 Maret 2015, Louis dan Zelie akhirnya akan dikanonisasi menjadi santo dan santa dengan persetujuan Paus Fransiskus.
Tag: #mengenal #santo #louis #martin #santa #marie #azelie #guerin #pasangan #suami #istri #yang #menjadi #pelindung #orang