Eks Kabareskrim Polri Sebut Beking Sindikat Penjahat Rental Mobil
Pada Kamis 6 Juni 2024 lalu, seorang pengusaha rental mobil asal Jakarta tewas dikeroyok warga saat mengambil kendaraan rentalnya di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Kasus ini memantik perhatian publik karena video pengusaha tewas dikeroyok viral di media sosial.
Kasus rental mobil yang menewaskan pemiliknya kembali terjadi.
Terbaru, Kamis 2 Januari 2025, bos rental mobil asal Tangerang Ilyas Abdurrahman tewas ditembak para penjahat rental mobil di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak, Banten.
Sindikat Penjahat Rental Mobil
Dalam penembakan bos rental mobil di KM 45 Tol Tangerang-Merak, ternyata ada dua oknum anggota TNI AL yang diduga terlibat.
Saat ini kedua oknum TNI AL tersebut sudah diamankan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Puspomal).
Kasi Humas Polresta Tangerang, Ipda Purbawa mengatakan ada empat orang yang terlibat di balik peristiwa penembakan bos rental mobil tersebut.
Keempatnya kini sudah diamankan aparat berwajib.
Dari empat pelaku di antaranya dua warga sipil yakni Ajat Supriatna alias AS dan pria berinisial I.
Sementara 2 pelaku lainnya berasal dari oknum prajurit TNI AL yang saat ini ditangani Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal).
"Dua lagi diduga oknum TNI, kita koordinasi dengan Puspom yang melakukan proses penyelidikan," kata Purbawa kepada wartawan, Sabtu (4/1/2024).
Penangkapan terhadap pelaku berlangsung pada Jumat (3/1/2025).
Pelaku, Ajat Suprianta, ditangkap di kontrakan saudaranya yang berada di Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Meski pelaku Ajat tidak ada di lokasi saat penembakan di rest area, ia merupakan penyewa pertama mobil milik bos rental yang tewas ditembak di rest area Tol Tangerang - Merak, KM 45.
Ajat diduga berperan mencari mobil sewaan untuk kemudian dibawa kabur dan memberikan mobil tersebut ke penadah.
Keterlibatan seorang oknum TNI AL memang bermula dari pengakuan anak korban yang menyebut pihak yang kedapatan membawa kabur mobil mengaku tentara dan mengancam menggunakan senjata api.
Ketua Umum Asosiasi Rental Mobil Indonesia, Anton Junaidi, menyebut usaha rental mobil memang banyak dijadikan target para penjahat.
Modusnya bermacam-macam, salah satunya adalah memindah tangankan mobil yang disewa kepada pihak lain.
"Itu risiko usaha kami. Sekarang ini jaman penjahat rental. Modusnya jual gadai atau jual putus saat sewa mobil," ujar dia.
Ada Bekingnya
Maraknya penjahat rental mobil menutut Kabarekkrim Polri periode 2009-2011, Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi, tak lepas dari keberadaan sindikat.
Dikutip dari Kompas.TV, Ito Sumardi mengatakan banyak pelaku yang berani membawa kabur mobil rental karena memiliki beking orang kuat di institusi Polri, TNI, maupun ormas.
"Si pelaku sindikat ini merasa karena ada bekingnya ya. Mungkin juga ada kelompok ormas tertentu yang buat si pemilik rental kesulitan," ujar dia.
Keluarga Korban Minta Perlindungan LPSK
Keluarga Ramli (59), korban selamat penembakan bos rental di rest area KM 45 Tangerang minta perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Hal ini diungkapkan oleh Anita, istri Ramli yang menyebut pihak keluarga tengah mengajukan perlindungan.
“Sekarang lagi diurus (permohonan ke LPSK) untuk pendampingan. Insya Allah ada hasil,” ucapnya saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon, Sabtu (4/1/2025).
Anita pun berharap permohonan perlindungan terhadap Ramli dapat diterima oleh pihak LPSK sehingga biaya pengobatan sang suami bisa ditanggung oleh negara.
Pasalnya sampai saat ini pihak keluarga yang masih menanggung pengobatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
“Pembiayaan kami dari pihak keluarga, cuma dari rumah sakit menyarankan untuk mengurus ke LPSK,” tuturnya.
Menurut rencana, permohonan perlindungan itu bakal diajukan pihak keluarga pada Senin (6/1/2025) mendatang.
“Anak saya sekarang lagi ngurus surat-surat untuk ke LPSK Senin besok,” kata Anita.
Ikut Jadi Korban Penembakan
Ramli (59), turut menjadi korban penembakan di rest area KM 45 Tangerang saat membantu temannya, Ilyas (48) yang mengejar mobil rental yang dicuri pada Kamis (2/1/2025) dini hari kemarin.
Kondisinya sempat kritis akibat luka tembak pada bagian lengan yang tembus hingga perut.
Ramli pun sempat dibawa ke RSUD Balaraja untuk mendapatkan pertolongan pertama.
“Kami ditelepon bapak katanya ketembak dan posisinya sudah di rumah sakit di Balaraja,” ucap Anita, istri dari Ramli saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon, Sabtu (4/1/2025).
Setelah mendengar kabar tersebut, Anita bersama anaknya langsung bergegas menuju RSUD Balaraja untuk menemui Ramli.
Sesampainya di sana, Anita diberi informasi bahwa pihak rumah sakit tak mampu memberikan perawatan intensif sehingga Ramli harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang memiliki alat-alat lebih lengkap.
Pihak keluarga pun sempat kebingungan lantaran Ramli sempat ditolak oleh sejumlah rumah sakit.
Bahkan, Ramli yang merupakan korban tindak kejahatan tak diterima di RS Polri.
Saat itu pihak RS Polri berdalih sedang penuh sehingga tak bisa menerima pasien baru.
“Dari rumah sakit Balaraja tak sanggup, sehingga harus dirujuk ke rumah sakit yang punya alat lebih lengkap. Waktu itu RS Polri penuh, rumah sakit lain juga penuh,” ujarnya.
Beruntung saat itu, Ramli langsung diterima untuk diterima di Rumah Sakit Cipto Mangunkusuma.
Begitu tiba di rumah sakit yang terletak di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Ramli langsung mendapat perawatan intensif dari dokter.
“Saat sampai di sini, langsung ditangani, langsung ke ruang operasi,” tuturnya.
Setelah sempat mendapat perawatan intensif, Ramli pun berhasil lolos dari masa kritis.
Meski demikian, sampai saat ini Ramli belum sadarkan diri dan proyeksi peluru yang bersarang di tubuhnya belum berhasil diambil.
“Kemarin ada pendarahan di paru, masih pendarahan. Lalu dioperasi untuk membenarkan dulu bekas jalan pelurunya,” tuturnya.
“Dari dokter baru ngabarin keadaan pasien baik dan sekarang menunggu tindakan kedua,” sambungnya.
Sumber: Kompas.TV/Tribun Jakarta
Tag: #kabareskrim #polri #sebut #beking #sindikat #penjahat #rental #mobil