Kualitas Udara Jakarta Urutan Sepuluh Besar Terburuk di Dunia
Ilustrasi kondisi udara di Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat. ( M Riezko Bima Elko Prasetyo/Antara)
06:16
6 Mei 2024

Kualitas Udara Jakarta Urutan Sepuluh Besar Terburuk di Dunia

Kualitas udara di Jakarta pada Senin (6/5) pagi ini tidak sehat bagi kelompok sensitif. Menduduki urutan sepuluh besar sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Berdasar data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.45 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-8 dengan angka 132. Masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 48 mikrogram per meter kubik.

Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif. Sebab, dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Sedangkan kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan, ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50. Kategori sedang yakni kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

Kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udara dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama yaitu Delhi, India, di angka 182; urutan kedua Chiang Mai, Thailand, di angka 167; urutan ketiga Kathmandu, Nepal, di angka 165; urutan keempat Lahore, Pakistan, di angka 163; dan urutan kelima Kota Ho Chi Minh, Vietnam, di angka 158.

Lalu urutan keenam Beijing, Tiongkok, di angka 156; urutan ketujuh Chengdu, Tiongkok, di angka 137; urutan ke sembilan setelah Jakarta yakni Bangkok, Thailand, di angka 123; dan urutan ke sepuluh Dhaka, Bangladesh, di angka 120.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan, tetap menggencarkan pemasangan generator bertekanan tinggi untuk menyemprotkan butiran air (water mist generator) ke udara meskipun memasuki musim hujan.

”Ya tetap saja (pasang water mist), tidak ada perubahan penanganan polusi, tahun depan kan masih ada berulang musim panas,” kata Heru seperti dilansir dari Antara.

Pemasangan water mist generator menjadi salah satu upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menekan polusi udara. Menurut Heru, seharusnya pemasangan terus ditambah sebagai persiapan saat musim kemarau.

”Kan tetap saja tahun depan masih ada berulang musim panas. Justru saya meminta pada kesempatan ini water mist ditambah sehingga nanti saat musim kemarau (tiba) musim depan itu sudah (banyak). Setiap gedung tinggi harus ada water mist,” ujar Heru.

Juru Bicara Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara (Satgas PPU) Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati menyebutkan, hingga 17 November 2023 jumlah water mist generator yang terpasang sebanyak 177 unit di 143 gedung-gedung pemerintah maupun swasta.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #kualitas #udara #jakarta #urutan #sepuluh #besar #terburuk #dunia

KOMENTAR