Begini Prakiraan Hilal BMKG yang Menentukan 1 Ramadhan 1445 H, Sudahkah Posisi Bulan Memenuhi Syarat?
Bulan Hilal. (BMKG)
13:56
4 Maret 2024

Begini Prakiraan Hilal BMKG yang Menentukan 1 Ramadhan 1445 H, Sudahkah Posisi Bulan Memenuhi Syarat?

Dalam menentukan awal bulan hijriyah yang menjadi patokan umat Islam dalam menentukan waktu beribadah menggunakan penanggalan yang didasarkan pada usia bulan.

Metode penentuan bulan baru salah satunya melalui rukyat hilal atau melihat hilal atau bulan baru yang menjadi pertanda awal bulan pada penanggalan hijriyah.

Bulan baru dinyatakan jika telah memenuhi kriteria yang ditentukan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Kriteria hilal yang disepakati MABIMS pada 8 Desember 2021, yaitu hilal berada pada ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi bulan matahari 6,4 derajat.

Berdasarkan rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui laman Sistem Informasi Observasi Hilal Indonesia, konjungsi atau ijma’ yang merupakan peristiwa bujur ekliptika bulan sama dengan bujur ekliptika matahari dengan pengamat yang berada di bumi, akan terjadi pada Minggu (10/3) pukul 16.00 WIB.

Sementara itu, kondisi matahari terbenam akan terjadi paling awal di wilayah Indonesia di Waris pukul 17.51 WIT dan paling akhir di Banda Aceh pukul 18.50 WIB.

Dengan kondisi ini, konjungsi terjadi seusai matahari terbenam di sebagian wilayah Indonesia.

Dengan demikian penentuan awal bulan Ramadhan 1445 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah matahari terbenam pada Minggu (10/3) dan Senin (11/3) bagi yang di tempatnya konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam.

BMKG pun menjelaskan, ketinggian hilal saat matahari terbenam pada Minggu (10/3) di wilayah Indonesia berkisar antara -0,33 derajat di Jayapura hingga 0,87 derajat di Tua Pejat, Sumatera Barat.

Sedangkan, pada Senin (11/3) hilal telah berada di ketinggian berkisar 10,75 derajat di Merauke hingga 13,62 derajat di Sabang, Aceh.

Sedangkan elongasi atau jarak sudut antara pusat piringan bulan dengan piringan matahari yang diamati dari permukaan bumi di Indonesia saat matahari terbenam pada Minggu (11/3) berkisar 1,64 derajat di Denpasar, Bali hingga 2,08 derajat di Jayapura. Sementara itu, elongasi di hari berikutnya berkisar antara 13,24 derajat di Jayapura sampai dengan 14,95 derajat di Banda Aceh, Aceh.

Umur bulan saat waktu pengamatan hilal Ramadhan 1445 H berkisar pada -0,15 jam di Waris Papua sampai 2,84 jam di Banda Aceh.

Sementara itu, pada Senin (11/3) berkisar antara 23,84 jam di Waris, Papua sampai dengan 26,84 jam di Banda Aceh, Aceh.

BMKG juga menjelaskan terkait fraksi iluminasi bulan yang merupakan persentase perbandingan antara luas piringan bulan yang tercayai matahari dan menghadap ke bumi.

Fraksi Iluminasi Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret 2024, berkisar antara 0,02 persen di Denpasar, Bali sampai dengan 0,03 persen di Jayapura, Papua.

Adapun fraksi iluminasi bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 11 Maret 2024, berkisar antara 1,33 persen di Jayapura, Papua sampai dengan 1,70 persen di Banda Aceh, Aceh.

BMKG pun memprakirakan adanya objek astronomi lain yang dapat mengacau pemantauan hilal atau bulan baru seperti planet maupun bintang yang memiliki cahaya terang seperti Venus dan Merkurius.

Keberadaan objek tersebut dikhawatirkan dapat dianggap sebagai hilal oleh pengamat.

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #begini #prakiraan #hilal #bmkg #yang #menentukan #ramadhan #1445 #sudahkah #posisi #bulan #memenuhi #syarat

KOMENTAR