Perahu Karet Tabrak Kayu, 2 Rescuer Kantor SAR Medan Ditemukan Meninggal Setelah 8 Hari Pencarian
Dua rescuer Kantor SAR Medan Tengku Rahmatsyah Putra (36) dan Dodi Prananta (38) gugur saat mencari korban hanyut di Sungai Solok. 
09:12
24 Oktober 2024

Perahu Karet Tabrak Kayu, 2 Rescuer Kantor SAR Medan Ditemukan Meninggal Setelah 8 Hari Pencarian

- Setelah delapan hari dalam pencarian, dua rescuer Kantor SAR Medan, Tengku Rahmatsyah Putra (36) dan Dodi Prananta (38), akhirnya berhasil ditemukan Rabu (23/10/2024).

Keduanya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. 

Penemuan jenazah dua rescuer itu diawali dengan pencarian beberapa tim SAR Unit (SRU). 

Tim SRU 1 melaksanakan penyisiran dengan menuruni tebing menuju ke permukaan sungai dengan teknik ascend discend yaitu naik dan turun ke lokasi pencarian dengan menggunakan tali.

Tim tersebut bertujuan mengurai benda-benda tumpukan sampah di ceruk sungai dan bendungan yang dicurigai terdapat korban sesuai koordinat yang telah ditentukan melalui visualisasi drone. 

Tim SRU 2 melaksanakan penyisiran menggunakan drone thermal yang beroperasi di empat sektor area pencarian. 

Tim SRU 3 melaksanakan penyisiran menggunakan perahu Landing Craft Rubber Boat (perahu LCR) dari bendungan PT Wampu Electric Power (WEP) di Desa Rih Tengah Kecamatan Kutabuluh menuju hulu sungai sejauh 2 kilometer.


Tim SRU 4 standby di posko yang ditugaskan sebagai tim mobile dan menunggu permintaan personel dari lapangan. 

Dalam operasi tersebut, tim SAR menghadapi sejumlah kendala di antaranya medan yang terjal serta check point rata-rata dari anchor point ke sungai berjarak 180 sampai 200 meter dengan variasi kemiringan antara 75 – 90 derajat.

Kemudian, arus sungai sangat deras dan banyak sampah di area penyempitan tebing sungai. 

Pencarian menggunakan drone thermal juga terhalang pepohonan yang rimbun dan kencangnya angin di atas sungai. 

Berdasarkan analisis dan evaluasi tim SAR, pencarian hari ke delapan difokuskan di bendungan PT WEP. 

Tim SAR juga membuka bendungan tersebut untuk mengurangi debit air dan mengurai sampah yang ada di permukaan pada pukul 07.00 WIB.

Kemudian pukul 08.45 WIB seluruh tim bergerak sesuai rencana operasi. 

Sekira satu jam kemudian, tim drone menginfokan bahwa debit air telah turun. 

Tim SRU 1 kemudian turun dan mengurai tumpukan sampah yang sebelumnya dicurigai terdapat korban namun hingga pukul 15.00 WIB, hasilnya nihil. 

Kemudian pada pukul 16.00 WIB, tim drone melihat tumpukan sampah telah bergeser kencang ke hilir dan melihat tanda-tanda keberadaan korban dan menyampaikannya ke tim SRU 3 yang menggunakan perahu LCR di bendungan PT WEP.

Tim SRU 3 kemudian mendekat dan menemukan jenazah Tengku Rahmatsyah Putra pada pukul 16.15 WIB. 

Setelahnya korban dievakuasi.

Sekira 35 menit kemudian, Tim SRU 3 kembali menemukan jenazah Dodi Prananta berjarak sekira 50 meter ke arah hulu sungai dari lokasi ditemukannya korban.

Pada pukul 19.00 WIB, kedua korban dievakuasi ke posko selanjutnya dibawa ke RSUD Karo di Kabanjahe untuk dimandikan dan diserahkan ke pihak keluarga untuk disemayamkan.

Atas kejadian tersebut, Kepala Kantor SAR Medan Mustari mengungkapkam rasa duka atas gugurnya keuda rescuer tersebut saat mendampingi jenazah kedua rescuer di RSUD Karo, Kabanjahe.

Dua rescuer Kantor SAR Medan Tengku Rahmatsyah Putra (36) dan Dodi Prananta (38) gugur saat mencari korban hanyut di Sungai Solok. Dua rescuer Kantor SAR Medan Tengku Rahmatsyah Putra (36) dan Dodi Prananta (38) gugur saat mencari korban hanyut di Sungai Solok. (HO)

"Kami menyampaikan rasa duka yang mendalam atas gugurnya dua anggota kami. Mereka adalah pahlawan," ungkap Mustari dalam keterangan tertulis pada Kamis (24/10/2024).

"Mereka gugur secara syahid saat menjalankan tugas mulia. Semoga amal ibadah mereka diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan," sambungnya.

Perahu Karet Tabrak Kayu Besar

Gugurnya dua rescuer tersebut bermula ketika Kantor SAR Medan menerima laporan kondisi membahayakan manusia yaitu orang hanyut di Sungai Solok dari BPBD Kabupaten Karo pada Selasa (15/10/2024) sore sekitar pukul 15.10 WIB pekan lalu.

Korban bernama Jeplenta Sebayang (36) warga Desa Limang, Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo. 

Jeplenta dilaporkan pamit memancing dan berangkat sendirian mengendarai motor Yamaha Jupiter MX ke sungai tersebut pada Senin (14/10/2024) sore. 

Namun hingga menjelang malam, korban tak kunjung pulang sehingga membuat keluarga khawatir mengingat arus sungai saat itu sangat deras dan lokasi sekira memancing masih hutan belantara dan tidak ada sinyal. 

Keluarga korban kemudian berinisiatif mencarinya dan hanya menemukan motor, baju, dan sepatu korban di lokasi.

Keluarga korban dibantu masyarakat terus berupaya mencari hingga esok harinya, namun hingga sore hari hasilnya nihil. 

Mereka kemudian melaporkan hal itu ke Kantor SAR Medan.

Kantor SAR Medan kemudian memberangkatkan enam personel SAR yakni Tengku Rahmatsyah Putra, Dodi Prananta, Robi Daniel, Rocky Manik, dan Hermanto, serta Jery Novanda yang merupakan potensi SAR dari Saka SAR. 

Tim SAR memutuskan untuk istirahat dan menyusun rencana operasi untuk esok harinya Rabu (16/10/2024) mengingat setibanya di lokasi hari sudah malam.

Tim dari Kantor SAR Medan bersama beberapa Potensi SAR kemudian membagi tim dalam dua tim SAR Unit (SRU). 

Tim SRU 1 berisi 6 personel yaitu 3 rescuer dari Kantor SAR Medan yakni nama Tengku Rahmat Syahputra, Dodi Prananta, dan Robi Daniel (29), serta 3 personel Potensi SAR yaitu Rico Barus, Oscar Sebanyang, dan Jeri Novanda. 

Mereka menggunakan rafting atau perahu karet untuk menyusuri area. 

Sedangkan tim SRU 2 melakukan scouting atau penyisiran jalur darat dari lokasi kejadian menuju hilir yang berjarak sekira 4 kilometer. 

Tim SRU 1 kemudian bergerak menyusuri sungai mulai dari lokasi terakhir korban.

Meski cuaca cerah saat itu, namun arus sungai cukup deras.

Dalam jarak sekira 4 kilometer, kondisi sungai yang lebar itu mulai menyempit sehingga aliran sungai semakin deras sementara tepi kanan kiri sungai adalah tebing menjulang dengan ketinggian bervariasi.

Jika dilihat dari udara, maka yang terlihat adalah hutan lebat di mana tebing kanan dan kiri sungai adalah jurang yang dalam. 

Ketika proses pencarian memasuki ceruk sungai yang menyempit dengan arus yang sangat deras, terdapat sebuah kayu besar melintang di jeram. 

Perahu karet kemudian menabrak kayu tersebut yang membuat perahu karet tak terkendali dan akhirnya terbalik. 

Akibatnya, keenam penumpang perahu karet terlempar dan hanyut terbawa arus sungai.

Mereka kemudian berupaya bertahan hidup dengan menerapkan teknik dasar bertahan hidup di permukaan air. 

Mereka mengapung, mengikuti arus, sembari menghindari tubrukan dengan benda-benda sungai seperti batu, tebing di kanan dan kiri sungai, serta sampah hutan berupa kayu-kayuan. 

Selain itu, radio komunikasi yang mereka bawa juga terlempar dan hilang sehingga mereka tidak bisa meminta pertolongan teman-temannya di posko.

Sekitar pukul 17.00 WIB salah satu rescuer yang hanyut, Robbi Daniel, berhasil menyelamatkan diri dan mendapatkan pertolongan dari warga di sekitar Sungai Solok tepatnya di Desa Ujung Deleng, Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo. 

Robbi, kemudian dievakuasi ke Desa Limang, Kecamatan Tigabinanga. 

Tak jauh dari lokasi Robbi, 2 personel dari Potensi SAR yakni Rico Barus dan Oscar Sebayang juga berhasil menyelamatkan diri dan mendapat pertolongan dari masyarakat setempat.

Informasi tersebut menyebar dan mengejutkan seluruh tim SAR yang terlibat dalam operasi SAR tersebut. 

Ratusan personil, peralatan, baik dari internal Kantor SAR Medan maupun dari Potensi SAR dikerahkan untuk mencari ketiga korban dengan penyisiran sungai menggunakan perahu, penyisiran darat, dan mengerahkan drone termal. 

Tim SAR juga mencermati Bendungan PT WEP yang berda di hilir atau sekitar 13 kilometer dari lokasi perahu terbalik. 

Sehari kemudian, pada Kamis (17/10/2024) sekira pukul 09.00 WIB, tim SAR berhasil menemukan Jeri Novanda dalam keadaan lemah di atas perahu rafting SRU 1 yang sebelumnya terbalik di pinggir sungai yang mulai surut itu.

Tim SAR kemudian mengevakuasi Jerri dari pinggir sungai ke atas dengan teknik vertical rescue atau hoisting. 

Sementara itu, tim SAR lainnya terus melakukan pencarian 3 korban, yaitu korban Jeplenta Sebayang dan 2 rescuer yaitu Tengku Rahmat Syahputra dan Dodi Prananta.

Pada Sabtu (19/10/2024) sore sekitar pukul 17.30 WIB, tim SAR berhasil menemukan korban Jeplenta Sebayang dalam keadaan meninggal dunia. 

Operasi pencarian terus dilakukan dengan fokus mencari Tengku Rahmatsyah Putra dan Dodi Prananta

Personel tim SAR dan peralatan yang dikerahkan juga bertambah.

Kantor SAR Medan juga mengerahkan tim SAR dari Pos SAR Mandailing Natal, Pos SAR Tanjung Balai, Pos SAR Danau Toba, dan Pos Kotacane.

Mereka juga mendapat dukungan dari Kantor SAR Aceh, Kantor SAR Jambi, Kantor SAR Bengkulu, Kantor SAR Pekanbaru dan Kantor SAR Padang. 

Kantor Pusat Basarnas juga mengerahkan satu tim Basarnas Special Group (BSG) dengan kualifikasi water rescue.

Sementara Potensi SAR yang mendukung operasi SAR tersebut di antaranya tim Vertical Rescue Indonesia (VRI), Jagat Samagram Indonesia (JSI), ORARI, Rentan, Reaksi, BPBD Kabupaten Karo, BPBD Langkat, BPBD Binjai, Camat Tiga Binanga, Kades Ujung Delang, Kades Limang, tim kayak Asahan, Pandawa Kayak, Federasi Arum Jeram Indonesia (FAJI) Sumatera Utara, Sumatera Explore, Pramuka SAKA SAR, Polsek, dan Koramil Kutabuluh. 

Pada Rabu (23/10/2024), tim SAR yang tanpa mengenal lelah terus melaksanakan operasi pencarian hingga akhirnya berhasil menemukan kedua rescuer Kantor SAR Medan tersebut. 

Keduanya kemudian diserahkan keluarga dan disemayamkan di rumah duka.

Doa bersama juga digelar hingga kedua jenazah dimakamkan.

Editor: Dewi Agustina

Tag:  #perahu #karet #tabrak #kayu #rescuer #kantor #medan #ditemukan #meninggal #setelah #hari #pencarian

KOMENTAR