Prabowo Kumpulkan 6 Ketum Parpol di Kemhan, Dinilai Tak Bicarakan PDIP Tapi Finalisasi Kabinet
Presiden terpilih Prabowo Subianto (Dok. JawaPos.com)
07:16
18 Oktober 2024

Prabowo Kumpulkan 6 Ketum Parpol di Kemhan, Dinilai Tak Bicarakan PDIP Tapi Finalisasi Kabinet

    - Presiden terpilih Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan enam ketua umum partai politik, di Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, pada Kamis (17/10). Pertemuan itu digelar di tengah proses pembekalan calon wakil menteri di kediaman Prabowo, di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat.   Pertemuan yang digelar secara tertutup itu tidak dihadiri Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka. Keenam pimpinan parpol yang melakukan pertemuan dengan Prabowo itu yakni, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Pelaksana Tugas Harian (Plh) Presiden PKS Ahmad Heryawan.   Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, pertemuan Prabowo dengan enam pimpinan parpol tidak membicarakan nasib PDIP. Melainkan hanya ingin memfinalisasi susunan kabinet jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, pada Minggu (20/10).   "Pertemuan ketum parpol itu sepertinya ingin finalisasi soal komposisi menteri dan wamen. Tentu untuk menyingkronkan kesamaan kepentingan politik bersama," kata Adi kepada JawaPos.com, Jumat (18/10).   Adi menyebut, Prabowo tidak seharusnya mengumpulkan ketum parpol untuk bertemu Megawati. Sebab, Presiden terpilih punya kekuasaan penuh untuk bisa bertemu dengan siapapun.   Mengingat memang, dikumpulkannya enam pimpinan parpol itu di tengah isu rencana pertemuan antara Prabowo dan Megawati.   "Prabowo tak harus kumpulkan ketum partai jika hanya soal rencana pertemuan dengan mega. Prabowo presiden terpilih punya kekuasaan penuh untuk bertemua dengan siapapun," ucap Adi.   Terkait belum terealisasinya pertemuan antara Prabowo dan Megawati, kata Adi, kondisi politiknya sangat rumit. Ia menilai, ada ketidakharmonisan antara Megawati dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pasca Pilpres 2024.   "Mungkin kondisi politiknya rumit, terutama hubungan Mega dengan Jokowi. Mungkin itu faktornya," ujar Adi.   Sementara, usai pertemuan dengan Prabowo di Kemhan, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan, ada dua hal yang dibahas dalam pertemuan yang melibatkan dirinya, Prabowo, dan para ketum parpol lain. Pertama, mereka kompak mengucapkan selamat ulang tahun ke-73 kepada Prabowo.    Kedua, mereka membahas beberapa hal terkait dengan kerja-kerja dan rencana yang akan dilakukan setelah Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada Minggu (20/10).   Hal senada disampaikan Bahlil, Aher, dan Zulkifli Hasan, yang menyempatkan diri menjawab pertanyaan awak media. Jawaban mereka mirip-mirip. Yakni membahas beberapa hal terkait dengan kepentingan bangsa dan negara serta memberi ucapan selamat kepada Prabowo yang berulang tahun ke-73 pada 17 Oktober 2024.  

  Di luar itu, tidak ada bahasan lain. Termasuk soal PDIP maupun pengisi jabatan menteri dan wakil menteri. Keterangan itu ditegaskan Bahlil ketika awak media menanyakan soal PDI Perjuangan.   ”Tadi saya nggak ada pembahasan itu ya. Tadi, kami bahas itu, kami bahas negara bukan partai,” jelasnya di kantor Kemhan.   Lebih lanjut, Bahlil menjawab singkat saat ditanya soal posisi menteri di kabinet Prabowo-Gibran. ”Nanti diumumkan Pak Prabowo,” pungkas Bahlil.  

Editor: Kuswandi

Tag:  #prabowo #kumpulkan #ketum #parpol #kemhan #dinilai #bicarakan #pdip #tapi #finalisasi #kabinet

KOMENTAR