Gus Yahya Sebut Isu Tambang di Konflik PBNU Bagian dari Manuver Opini
- Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan isu adanya perselisihan soal tambang di balik polemik NU merupakan manuver dan opini sejumlah pihak.
“Masalah itu (tambang) soal maneuvering,” ujar Gus Yahya saat ditemui di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Yahya menilai, isu tambang ini adalah hal yang biasa. Ia meyakini, PBNU bisa menghadapi polemik di struktur internalnya saat ini.
“Ya, namanya maneuvering, opini ini biasalah. Ya. Nanti insyaallah ada jalan keluar,” imbuhnya.
Diketahui, polemik di internal PBNU mencuat usai beredar surat edaran yang menyatakan Gus Yahya diberhentikan untuk menindaklanjuti hasil rapat harian Syuriyah PBNU pada 20 November 2025.
Surat edaran yang dibuat 25 November 2025 itu menyatakan Gus Yahya tak lagi menjabat Ketum PBNU sejak 26 November 2025 dan diminta melepas segala atributnya sebagai Ketua Umum.
Selain menyatakan Gus Yahya diberhentikan, surat itu juga menyebut Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar akan mengambil tampuk kepemimpinan sementara di PBNU.
Malam ini, rapat pleno PBNU yang dibantah Yaqut
PBNU menggelar rapat pleno pada 9 Desember 2025 malam ini untuk menetapkan Pj Ketua Umum (Ketum) yang baru.
"Insyaallah. Salah satu agendanya adalah penetapan Pj Ketum PBNU," ujar Ketua PBNU Moh Mukri, dalam keterangannya, Jumat (5/12/2025).
Secara terpisah, Gus Yahya menegaskan bahwa posisinya hingga kini masih menjabat sebagai Ketua Umum PBNU.
Dia menegaskan, hasil Muktamar ke-34 pada 2021 yang menetapkan dirinya sebagai Ketua Umum PBNU tidak dapat diubah kecuali melalui Muktamar selanjutnya.
"Posisi saya sebagai Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar NU dan Mandataris Muktamar ke-34 tahun 2021 di Lampung tetap tidak dapat diubah kecuali melalui Muktamar. Ini sangat jelas dan tanpa tafsir ganda di dalam sistem konstitusi dan regulasi NU, baik AD/ART maupun aturan-aturan lainnya," kata Gus Yahya, di kantor PBNU, Jakarta, 3 Desember lalu.
Tag: #yahya #sebut #tambang #konflik #pbnu #bagian #dari #manuver #opini