PDI-P soal Koalisi Permanen: Usulan Mengada-ada, Tak Sesuai Realita Politik
Anggota DPR RI, Andreas Hugo Parera(KOMPAS.com/SERAPHINUS SANDI)
12:06
9 Desember 2025

PDI-P soal Koalisi Permanen: Usulan Mengada-ada, Tak Sesuai Realita Politik

- PDI-P menilai usulan Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia terkait pembentukan koalisi permanen tidak sesuai dengan kondisi politik Indonesia.

Ketua DPP PDI-P Andreas Hugo Pareira menilai, gagasan tersebut mengada-ada dan hanya berlandaskan kepentingan pribadi kelompok tertentu.

“Usulan seperti ini mengada-ada, tidak sesuai dengan realita politik, cenderung lebih bersifat kepentingan pribadi. Enggak ada urgensinya,” kata Andreas, saat dihubungi, Selasa (9/12/2025).

Menurut Andreas, konsep koalisi permanen tidak dikenal dalam sistem presidensial yang dianut Indonesia.

Andreas menilai, koalisi permanen hanya relevan dalam sistem parlementer.

“Koalisi itu hanya ada dalam sistem parlementer. Dalam sistem presidensial yang ada adalah kerja sama antarpartai untuk mendukung pemerintahan presiden yang memenangkan pilpres. Artinya, partai berada di kabinet atau di luar kabinet,” ujar Hugo.

“Sementara platform pemerintahan adalah platform politik yang sudah disusun dan dikampanyekan presiden, bukan platform politik partai-partai yang menterinya ikut di kabinet,” pungkas dia.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengusulkan terbentuknya koalisi permanen untuk mewujudkan stabilitas politik di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Usulan tersebut disampaikan Bahlil saat memberikan sambutan dalam puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 Partai Golkar, di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (5/12/2025) malam.

"Partai Golkar berpandangan Bapak Presiden, bahwa pemerintahan yang kuat dibutuhkan stabilitas. Lewat mimbar yang terhormat ini, izinkan kami menyampaikan saran, perlu dibuatkan koalisi permanen," ujar Bahlil, dalam sambutannya.

"Jangan koalisi on-off, on-off. Jangan koalisi in-out. Jangan koalisi di sana senang, di sini senang, di mana-mana hatiku senang," sambung dia.

Menurut Bahlil, Indonesia sudah harus memiliki prinsip yang kuat untuk meletakkan kerangka koalisi yang benar.

Bahlil menegaskan, baik penderitaan maupun kegembiraan harus dirasakan bersama-sama.

"Kalau mau menderita, menderita bareng-bareng. Kalau mau senang, senang bareng-bareng," tegas Bahlil.

Dalam kesempatan itu, Bahlil menyampaikan salah satu keputusan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar.

Munas tersebut memutuskan agar Partai Golkar sepenuhnya mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

“Partai Golkar harus bersama-sama dengan Bapak Presiden dan Wakil Presiden sebagai partai koalisi yang mendukung pemerintahan. Sampai di mana selesainya? Tergantung Bapak Presiden, karena ini keputusan Munas," ujar Bahlil.

Tag:  #soal #koalisi #permanen #usulan #mengada #sesuai #realita #politik

KOMENTAR