Sosok Bahlil Disamakan dengan Harmoko, Antara Penjilat dan Brutus Si Pengkhianat
Tim sukses Ganjar Mahfud, Islah Bahrawi, menyamakan Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, dengan sosok Harmoko di era Presiden Suharto.
Lewat postingan di X, Islah Bahrawi memposting foto Bahlil sedang tertawa. Ia lalu menuliskan artikel panjang mengenai sosok Harmoko di era Orde Baru.
Menurut Islah, di tahun 1997 "approval rate" presiden Soeharto sedang kuat-kuatnya. Harmoko yang ketika itu menjabat sebagai Ketum Golkar dan Ketua DPR/MPR, "menjilat" Soeharto agar kembali jadi presiden RI yg ke-7 kalinya.
"Padahal Soeharto sudah berniat untuk "lengser keprabon", namun Harmoko berhasil meyakinkan Soeharto dengan alasan: "rakyat masih sangat menginginkannya"," tulis Islah Bahrawi.
Walhasil, pada Maret 1998, Harmoko mengangkat Soeharto sebagai presiden RI di usia 72 tahun. Dua bulan kemudian, sikap Harmoko terhadap Suharto berubah.
Islah mengatakan, Harmoko meminta Presiden Suharto untuk mundur karena adanya demonstrasi mahasiswa besar-besaran yang berujung pada pendudukan gedung DPR/MPR.
Menurut dia, Harmoko terdesak. Ia lalu ikut mendesak Suharto mundur dari jabatannya sebagai presiden sebagai jurus selamat dari pengadilan rakyat.
Sejak itu kata Islah, Harmoko dianggap sebagai "Brutus Sang Pengkhianat" oleh pihak Soeharto. Di sisi lain, Harmoko tidak juga dianggap sebagai pahlawan oleh masyarakat sipil.
Sebab rekam jejak Harmoko selama ini dikenal sebagai sosok yg hampir setiap hari "menjilat" Soeharto ketika sedang berkuasa.
"Nah, sosok Bahlil ini mirip sekali dengan sosok Harmoko pada eranya. Entah kelak akan dianggap penjilat atau justeru disematkan sebagai pengkhianat, tunggu waktunya saja. Path of our destiny will tell the story," ujar Islah Bahrawi.
Tag: #sosok #bahlil #disamakan #dengan #harmoko #antara #penjilat #brutus #pengkhianat