



Pemerintah Siapkan Program Pemberdayaan untuk Pekerja Migran Terdampak Konflik IsraelIran
Pemerintah berkomitmen menyiapkan program pemberdayaan bagi WNI yang dipulangkan dari luar negeri akibat terdampak konflik bersenjata antara Israel dan Iran.
Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran di Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM), Leontinus Alpha Edison, mengatakan bahwa pemerintah terus berkoordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk memastikan WNI yang kembali ke tanah air tidak hanya selamat, tetapi juga memiliki akses ke program pemberdayaan berkelanjutan.
"Pasti (ada pemberdayaan). Jadi kalau kita lihat, saya secara pribadi juga mengikuti berita, kita lihat Menteri Luar Negeri juga sudah mengusahakan sebaik mungkin untuk mengevakuasi," kata Leon kepada wartawan di Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Dia mengungkapkan bahwa telah ada beberapa pekerja migran Indonesia yang dipulangkan ke Tanah Air, baik yang ada di area Israel maupun Iran, akibat dampak dari perselisihan kedua negara tersebut.
Selanjutnya, kata Leon, pemerintah akan memperkuat program-program berbasis desa seperti Desa Migran Produktif (Desmigratif) dan Desa Migran Tangguh dan Mandiri Sejahtera (Desmigratmas) sebagai basis pemberdayaan terhadap mantan pekerja migran.
Kemenko PM pun mendorong lembaga teknis seperti Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) agar lebih masif dalam pelaksanaan program-program tersebut.
"Sekarang itu ada desmigratif, desmigratmas juga ada. Jadi kita akan pasti memperkuat itu, kita mendorong teman-teman kementerian teknis, misalnya KP2MI kita dorong juga untuk lebih masif dalam melakukan hal tersebut," ujarnya.
Pemerintah berharap program pemberdayaan ini dapat memulihkan kondisi ekonomi dan sosial WNI yang terdampak konflik luar negeri, sekaligus memperkuat kesiapsiagaan nasional dalam menghadapi dinamika geopolitik kawasan.
Sebelumnya Kemlu menyatakan sebanyak 68 orang dari total 97 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Iran masih menunggu jadwal pemulangan ke Tanah Air.
Direktur Jenderal (Dirjen) Protokol dan Konsuler Kemlu Andy Rahmianto di Tangerang, Rabu, mengatakan 68 WNI tersebut saat ini masih berada di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran dan Baku.
"Jadi sisanya 68 orang itu sekarang posisinya sudah ada di KBRI Baku. Sekarang kita sedang mengurus jadwal penerbangan mereka untuk bisa segera kita pulangkan," jelasnya.

Ia menyebutkan total ke 97 orang WNI yang berhasil dievakuasi tersebut dilakukan beberapa tahapan pemulangan, dimana tahap pertama ada 29 orang diterbangkan ke Tanah Air dengan menggunakan penerbangan pesawat yang berbeda-beda.
Namun, lanjutnya, dengan kondisi dan situasi di kawasan Timur Tengah kembali memanas, maka hanya sebanyak 11 WNI yang tiba di Indonesia.
Sedangkan untuk ke 68 orang sisanya, kata dia, KBRI Teheran dan Baku untuk menunggu pemulangan ke Indonesia.
"11 orang sudah tiba di Jakarta, mereka berasal dari dua daerah, yaitu Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Ada 18 orang lagi tertahan di Qatar karena di sana ada penutupan bandara, jadi untuk penerbangannya tertunda," tuturnya.
Ia juga menambahkan Pemerintah Indonesia akan terus mengupayakan proses evakuasi terhadap WNI yang masih terjebak di Iran.
"Yang baru tercatat ada 380-an WNI yang masih di Iran. Jadi pemerintah sudah memutuskan kita akan melakukan evakuasi tahap kedua. Jumlahnya masih terus kita pantau," ucapnya.
Menurutnya, jumlah WNI yang masih berada di Iran belum sepenuhnya diketahui secara pasti, lantaran tim KBRI masih terus menerima informasi adanya permintaan tambahan untuk dievakuasi dan pemulangan ke Tanah Air.
Tag: #pemerintah #siapkan #program #pemberdayaan #untuk #pekerja #migran #terdampak #konflik #israeliran