Pemerintah Disarankan Tunda Program Berbiaya Besar, Antisipasi Perang Iran-Israel Berlanjut
Deputi V Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jaleswari Pramodhawardani.(dok. KSP)
15:26
25 Juni 2025

Pemerintah Disarankan Tunda Program Berbiaya Besar, Antisipasi Perang Iran-Israel Berlanjut

Kepala Laboratorium Indonesia 2045 (Lab 45) Jaleswari Pramodhawardhani menyarankan pemerintah menunda program-program yang memakan biaya besar untuk mengantisipasi dampak konflik Iran-Israel yang berpotensi meluas dan berkepanjangan.

Jaleswari mengatakan, pemerintah perlu mengedepankan mitigasi domestik di tengah ketidakpastian geopolitik global akibat konflik antara dua negara tersebut.

"Dan untuk mitigasi domestiknya, saya rasa untuk mitigasi tekanan ekonomi akibat perang, perlu dilakukan respons cepat seperti konsolidasi fiskal dan menunda program-program dengan biaya tinggi," kata Jaleswari dalam diskusi daring bertajuk “Senjata Nuklir atau Pergantian Rezim? Perkembangan Perang Israel-Iran”, Rabu (25/6/2025).

Ia juga mengingatkan pentingnya kolaborasi antara Bank Indonesia dan pemerintah dalam menciptakan skema burden sharing guna meredam dampak ekonomi jangka pendek dari eskalasi konflik Timur Tengah.

Lebih lanjut, Jaleswari menilai bahwa Indonesia juga dapat berperan dalam upaya deeskalasi konflik internasional melalui pendekatan diplomasi.

“Apa upaya-upaya deeskalasi tersebut? Yaitu, mendorong dialog dan deeskalasi konflik melalui berbagai saluran diplomasi, baik itu multilateral, minilateral, dan bilateral," kata Jaleswari.

"Dan kembali mempercepat perjanjian non-proliferasi nuklir dan yang ketiga, mendorong bantuan kemanusiaan kepada negara yang tengah berperang," imbuh dia.

Eks Deputi Kantor Staf Presiden ini menggarisbawahi bahwa konflik Iran-Israel merupakan ancaman serius terhadap stabilitas kawasan dan global.

Meski demikian, Jaleswari menilai durasi konflik masih sulit diprediksi karena pernyataan para pemimpin dunia kerap tidak sejalan dengan tindakan di lapangan.

“Menarik melihat pernyataan tokoh-tokoh dunia, misalnya Donald Trump yang menekankan perlunya diplomasi. Namun, di lapangan kita melihat implementasi yang kadang tidak konsisten dengan komitmen secara lisan,” kata dia.

Ia juga menyoroti pentingnya koordinasi regional, termasuk dalam kerangka ASEAN+, untuk merumuskan strategi mitigasi bersama terhadap potensi dampak ekonomi dan politik dari konflik yang berlangsung.

Di sisi lain, ia menyayangkan belum adanya pernyataan resmi dari pemerintah Indonesia terkait serangan militer Amerika Serikat terhadap Iran, termasuk dari Kementerian Luar Negeri.

“Sampai dengan kemarin, rasanya kita belum melihat statement pernyataan dari dalam, dari mungkin Kementerian Luar Negeri atau pemerintah Indonesia tentang pernyataan serangan Amerika ke Iran," ungkap Jaleswari.

Sebagai informasi, terkini, Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (24/6/2025) mengumumkan berakhirnya perang 12 hari melawan Israel.

Melalui pesan yang disiarkan kantor berita pemerintah, IRNA, Pezeshkian menyebutkan bahwa Israel-lah yang mengawali perang tersebut.

"Hari ini, setelah perlawanan heroik bangsa kami, yang kegigihannya mencatatkan sejarah, kita menyaksikan penegakan gencatan senjata dan berakhirnya perang 12 hari yang diawali provokasi (Israel)," ucap Pezeshkian, dikutip dari kantor berita AFP.

Tag:  #pemerintah #disarankan #tunda #program #berbiaya #besar #antisipasi #perang #iran #israel #berlanjut

KOMENTAR