



Diikuti 87 Kepala Daerah, Retret Gelombang Kedua Digelar di IPDN Jatinangor
- Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Retret Gelombang II. Retret kali ini diikuti oleh 87 kepala daerah. Mereka adalah kepala daerah yang tidak mengikuti pelantikan serentak di Istana Negara kareana proses pemilihannya sempat berlanjut di Mahkamah Konstitusi (MK).
Retret Gelombang II digelar di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Tomsi Tohir memimpin Apel Penyambutan sekaligus Pelepasan Kepala Daerah Peserta Retret Gelombang II di Plaza Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Minggu (22/6). Dari kantor Kemendagri, para peserta menggunakan Kereta Cepat Whoosh menuju Kampus IPDN Jatinangor sebagai lokasi retret.
Dalam amanatnya di hadapan para peserta retret yang mengenakan seragam PDL Praja, Tomsi menyampaikan bahwa kegiatan orientasi atau retret kepala daerah bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan juga sarana untuk mendisiplinkan diri. Selama kegiatan, para kepala daerah akan mengurus kebutuhan pribadinya secara mandiri sebagai bagian dari latihan disiplin kerja.
“Biasa sehari-hari ada yang nemenin, ada yang setrika, bersih-bersih sepatu, sekarang ngurus sendiri, sama seperti dulu lagi. Kemudian dimulai yang biasa bangun siang, sekarang bangun pagi. Olahraga biar sehat, itu juga untuk melatih supaya kita biasa rapat pagi. Kemudian dilanjutkan dengan materi,” kata Tomsi.
Tomsi menjelaskan, materi retret akan mencakup tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kepala daerah, regulasi yang berlaku, serta kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan nasional. Selain itu, kegiatan ini menjadi kesempatan bagi para kepala daerah untuk saling mengenal dan bertukar informasi terkait daerah masing-masing.
“Diharapkan dapat menjadi suatu tim yang baik. Dan dalam pelaksanaannya bisa saling membantu untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berprinsip good governance. Dan tentunya kita ketahui bersama bahwa setiap kabupaten itu tidak bisa berdiri sendiri,” ujarnya.
Ia menambahkan, setiap daerah memiliki keterkaitan dengan daerah lainnya, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Misalnya, dalam program pengendalian inflasi, kerja sama antardaerah penting ketika ada komoditas yang mengalami lonjakan harga.
“Kalau di sini ada cabai banyak, di sini cabai mahal, iya kan? Ini bisa saling berhubungan. Kenapa? Kita melayani masyarakat supaya masyarakat kita mendapatkan sembako dengan harga yang murah, dengan harga yang terjangkau,” tambahnya.
Lebih lanjut Tomsi berpesan, retret juga menyentuh aspek nasionalisme. Setiap daerah perlu mengedepankan kepentingan nasional di atas kepentingan daerahnya sendiri. Pemahaman ini penting agar Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap utuh dan dapat maju bersama.
“Ini juga tentunya harus dapat dipahami dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menyampaikan Retret Kepala Daerah Gelombang II, akan diikuti oleh 87 kepala daerah dan wakil kepala daerah dari berbagai wilayah di Indonesia. Awalnya, sebanyak 93 peserta terdaftar, tapi enam di antaranya mengajukan izin karena alasan kesehatan.
Menurut Bima, Retret Kepala Daerah Gelombang II merupakan momentum strategis untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi antarkepala daerah. Hal ini disampaikan saat konferensi pers terkait Retret Kepala Daerah Gelombang II di Kampus IPDN Jatinangor.
Memang kalau dipelajari kondisinya memang tidak memungkinkan,” tutur Bima. Peserta retret kali ini terdiri dari tiga kelompok. Pertama, kepala daerah yang sudah dilantik namun belum sempat mengikuti gelombang pertama. Kedua, kepala daerah yang sebelumnya menghadapi sengketa hasil Pilkada tetapi akhirnya tuntas. Ketiga, kepala daerah hasil pemungutan suara ulang (PSU) yang proses pelantikannya baru selesai.
Tag: #diikuti #kepala #daerah #retret #gelombang #kedua #digelar #ipdn #jatinangor