



Komisi I Minta Prabowo Sigap Antisipasi Dampak Perang Iran-Israel
- Wakil Ketua Komisi I DPR Utut Adianto meminta Presiden Prabowo Subianto mengantisipasi dampak konflik bersenjata antara Iran dengan Israel.
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga dimintanya untuk mencermati konflik antara kedua negara itu.
"Apakah rencana pertahanan strategi kita sudah pas? Nyata-nyata orang yang terlibat (dalam perang) sangat sedikit, tapi daya rusaknya besar," ujar Utut di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (16/5/2025).
"Sekali lagi, kita dunia saling terkait, hanya betapa besar keterkaitannya dengan Indonesia. Ini yang kita harapkan Pak Presiden Prabowo harus siap dan sigap mengantisipasi," sambungnya.
Ia mengatakan, meningkatnya eskalasi militer antara Iran dan Israel tidak boleh dianggap sepele.
Apalagi konflik yang sudah berjalan beberapa hari itu sudah menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur strategis.
Oleh sebab itu, peperangan antara Iran dan Israel saat ini juga harus menjadi bahan evaluasi terhadap kesiapan sistem dan konsep pertahanan Indonesia.
"Yang harus kita cermati menurut hemat saya tiga hal. Yang pertama, apa penyebabnya? Yang kedua, kira-kira di mana titik berakhirnya? Dan yang ketiga, ini berkaitan dengan kita, konsep pertahanan negara kita," ujar Utut.
Ia juga meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) segera bertindak dalam menyikapi konflik antara Iran dan Israel.
Menurutnya, perlu dipertimbangkan untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di kedua negara tersebut. Tegasnya, keselamatan WNI harus menjadi prioritas pemerintah dalam setiap kebijakan luar negeri.
"Sikap itu kan artinya cepat dan tepat. Pemahaman sikap kalau terhadap warga negara kita yang ada di dua titik itu, baik di Iran yang memang tidak terlalu urgent, ada baiknya dipikirkan untuk dievakuasi ke daerah atau ke wilayah yang memang dianggap aman atau kembali," ujar Utut.
Dorong Gencatan Senjata
Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengatakan, Prabowo mendorong Iran dan Israel segera melakukan deeskalasi konflik dan gencatan senjata.
Hasan bilang, hal tersebut merupakan satu dari tiga poin yang diserukan pemerintah Indonesia untuk merespons konflik yang terjadi.
"Pemerintah kita selalu menyerukan tiga hal dan tidak pernah berubah sampai saat ini. Presiden Prabowo selalu mendorong terciptanya deeskalasi konflik atau sesegera mungkin melaksanakan gencatan senjata," kata Hasan di Gedung Kwartir Nasional, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2025).
Hasan menuturkan, pemerintah mengecam segala bentuk agresi dan penyerangan terhadap negara lain. Kemudian, Prabowo juga menyerukan penyelesaian konflik melalui jalur diplomasi dan hukum internasional.
"Jadi di manapun terjadi konflik, di manapun terjadi agresi militer, di manapun terjadi invasi, maka pemerintah kita secara konsisten menyerukan tiga hal ini. Jadi enggak akan kemana-mana, jadi kita akan selalu dalam posisi yang seperti itu," ujar Hasan.
Diketahui, hubungan Iran dengan Israel memanas usai Israel melakukan serangan besar-besaran pada Jumat (13/6/2025), yang menyasar infrastruktur nuklir dan militer Iran.
Sebagai balasan, Teheran meluncurkan serangan balistik ke wilayah Israel, yang menyebabkan kekhawatiran global akan kemungkinan eskalasi konflik di Timur Tengah. Perang Israel-Iran kini memasuki hari keempat di mana serangan udara dan rudal terus berlangsung di kedua negara.
Tag: #komisi #minta #prabowo #sigap #antisipasi #dampak #perang #iran #israel