Kelakar Komeng Tak Didekati Saat Pemilihan Pimpinan DPD: Padahal Saya Sudah Pakai Minyak Wangi
Anggota DPD Komeng saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (5/2/2025). (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA)
19:14
19 Februari 2025

Kelakar Komeng Tak Didekati Saat Pemilihan Pimpinan DPD: Padahal Saya Sudah Pakai Minyak Wangi

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Alfiansyah Komeng mengaku tidak mendapat bisikan dari siapa pun saat hendak menggunakan hak pilihnya untuk memilih Ketua DPD periode 2024-2029.

Komeng berkelakar, dirinya tidak ada yang mendekati meskipun hari itu sudah pakai minyak wangi.

“Enggak ada (yang hampiri). Padahal, saya sudah pakai minyak wangi waktu itu ya,” kelakar Komeng saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/2/2025).

Komeng mengaku tidak tahu soal kasus dugaan terkait pemilihan Ketua DPD periode 2024-2029 yang kini tengah ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dia juga tidak tahu soal sosok 95 orang yang diduga terlibat dalam suap ini.

“Saya enggak ngerti, orang baru masuk terus staf enggak ada yang incumbent,” katanya.

Komeng memastikan, dirinya ikut memilih pimpinan DPD usai dilantik pada 1 Oktober 2024 lalu.

“Kan pelantikan 1 Oktober, jadi abis pelantikan, itu pemilihan. Kelar pelantikan pagi, siangnya langsung (pemilihan) tuh,” jelas Komeng.

Dia mengaku, pada masa awal-awal dilantik dulu, dia masih belum mengenal banyak orang.

“Saya kan enggak hafal tuh orang baru. Maksudnya, ketemu orang-orang tuh, belum kenal banget pada saat itu ya,” lanjut dia.

Komeng menjelaskan, ketika berada di Jakarta pada saat pelantikan, 1 Oktober 2024, dia lebih banyak berkumpul dengan sesama anggota DPD dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat.

“Jadi, cuma datang pagi pulang, paling kadang-kadang saja lah nongkrong di restonya gitu. Paling dari Jabar yang kenal, waktu itu pas awal-awal,” kata Komeng lagi.

Diberitakan, seorang mantan staf di Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Muhammad Fithrat Irfan, melaporkan kasus dugaan suap terkait pemilihan Ketua DPD periode 2024-2029 ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Irfan mengaku melaporkan mantan atasannya, dalam hal ini senator asal Sulawesi Tengah (Sulteng) berinisial RAA, yang diduga menerima suap dalam proses pemilihan Ketua DPD.

"Saya melaporkan salah satu anggota DPD asal Sulawesi Tengah inisial RAA. Indikasinya itu beliau menerima dugaan suap untuk kompetisi pemilihan ketua DPD dan wakil ketua MPR unsur DPD. Itu melibatkan 95 orang yang ada, anggota dewan yang ada di DPD dari 152 totalnya," kata Irfan bersama kuasa hukumnya, Aziz Yanuar, di Gedung Merah Putih, Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Irfan mengatakan, seorang anggota DPD diduga mendapat 13.000 Dollar Amerika Serikat (AS), di mana uang sebesar 5.000 Dollar AS untuk memberikan suara pada pemilihan ketua DPD, sementara 8.000 Dollar AS lainnya untuk pemilihan wakil ketua MPR dari unsur DPD.

"Untuk Ketua DPD RI itu ada nominal 5.000 Dollar AS per orang dan untuk wakil ketua MPR itu ada 8.000 Dollar AS. Jadi ada 13.000 Dollar AS total yang diterima (mantan) bos saya," ujarnya.

Irfan menjelaskan, pemberian uang dilakukan secara door to door ke tiap ruangan anggota DPD.

Kemudian, uang suap itu disetorkan ke rekening bank.

"Saya berempat semuanya, saya, Saudara RAA bos saya, ada dua perwakilan yang dititipkan dari ketua DPD yang terpilih ini. Nah, itu diposisikan sebagai bodyguard. Satu bodyguard, satu driver untuk mengawal uang ini biar enggak bisa tertangkap OTT di jalan. Jadi uang itu ditukarkan dengan suara hak mereka untuk memilih salah satu dari pasangan calon ini," ucap dia.

Editor: Shela Octavia

Tag:  #kelakar #komeng #didekati #saat #pemilihan #pimpinan #padahal #saya #sudah #pakai #minyak #wangi

KOMENTAR