



Benarkah Efisiensi Anggaran untuk Bayar Utang RI Jatuh Tempo 2025? Ini Respons Legislator PDIP
Irene menyatakan dirinya tidak ingin berandai-andai perihal kabar tersebut. Sebab, hingga saat ini, pemerintahan Prabowo belum menjelaskan tujuan dari efisiensi anggaran yang tengah gencar dilakukan.
Pun demikian Kementerian Keuangan (Kemenkeu) belum menjelaskan tujuan efisiensi, melalui surat perihal anggaran setiap Kementerian/ Lembaga (K/L), yang harus mendapat persetujuan dari DPR RI.
Hal itu disampaikan Irine dalam wawancara eksklusif di Studio Tribunnews.com, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
"Forum DPR saya pikir bukan forum berandai-andai. Dalam artian, bahwa ketika kita tidak mengetahui secara pasti perintah presiden dalam hal ini bisa disampaikan melalui Inpres ataupun Kementerian Keuangan, terkait dengan penggunaan efisiensi itu maka kita saya tidak mau berbicara mengenai perandai-perandaian gitu," kata Irine.
Namun, Irine mengakui bahwa kebutuhan fiskal Indonesia sangat besar dan tidak bisa memenuhi.
"Kita selalu berutang untuk pemenuhan APBN, itu kan sebuah fakta yang masyarakat juga ketahui," ucapnya.
"Kita juga tidak bisa menampik, PDI Perjuangan sendiri bukan fraksi yang anti terhadap utang negara," lanjutnya.
Irine menilai, utang yang dipakai dengan efektif dan efisien, maka akan menghasilkan sesuatu yang produktif.
Ia pun menjelaskan bahwa dalam APBN telah diatur mengenai pembayaran utang negara.
"Jadi konsekuensi terhadap pembayaran utang saya pikir juga sudah dibahas di dalam APBN 2024. Sebelum kita ketuk undang-undang APBN 2024, bahwa kemampuan negara di dalam melaksanakan APBN 2025 adalah 3000 triliun sekian," ucapnya.
"Dan harusnya waktu undang-undang itu kan sudah tercatat ya berapa persen yang dipakai untuk membayar utang. Berapa persen yang dipakai untuk pembiayaan pembangunan. Berapa persen yang dipakai untuk subsidi ataupun bansos," imbuhnya.
Lebih lanjut, Irine berpendapat kebijakan efisiensi anggaran dilakukan untuk mendukung program prioritas pemerintah, misalnya Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal itu tampak pada pidato dari kepala negara yakni Presiden Prabowo Subianto.
"Nah, tetapi memang kita mengetahui dari pidato Bapak Presiden bahwa akan ada program MBG, terus yang baru-baru ini adalah adanya Danantara, dan segala macam," tandasnya.
Tag: #benarkah #efisiensi #anggaran #untuk #bayar #utang #jatuh #tempo #2025 #respons #legislator #pdip