Tema Hari Gizi Nasional 2024 dan Sejarahnya
Hari Gizi Nasional 2024 diperingati setiap tanggal 25 Januari, yang tahun ini jatuh pada hari Kamis (25/1/2024).
Peringatan Hari Gizi Nasional 2024 adalah momen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia dalam mengatasi masalah gizi di Tanah Air.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) selalu menetapkan tema yang berbeda setiap tahunnya, termasuk Hari Gizi Nasional 2024.
Lantas apa tema peringatan Hari Gizi Nasional 2024 ini?
Tema Hari Gizi Nasional 2024
Kemenkes melalui Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak telah menetapkan Tema Hari Gizi Nasional 2024.
Tema Hari Gizi Nasional 2024 yaitu “MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting.”
Mengutip laman resmi Dinkes DIY, pemilihat tema tersebut dianggap relevan dengan kondisi gizi masyarakat saat ini.
Yakni stunting yang masih menjadi masalah serius di Indonesia.
Maka diperlukan diperhatikan khusus pada pemberian MP-ASI, bayi tetap terus diberikan ASI.
Saat mulai pemberian MP-ASI dianjurkan sedini mungkin memberikan protein hewani dalam jumlah yang cukup.
Hal itu dikarenakan, protein hewani mengandung asam amino esensial lebih lengkap bagi tubuh daripada sumber protein nabati.
Semakin tinggi dan baik kualitas protein yang dikonsumsi tubuh maka semakin tinggi juga kadar insulin sebagai mediator pembentukan matriks tulang.
Jika anak mengonsumsi protein hewani lebih banyak, maka akan cenderung memiliki potensi pertumbuhan lebih baik dibanding tidak mengonsumsi makanan sumber protein hewani.
Sumber protein hewani dapat diperoleh dari daging sapi, daging ayam, hati sapi, berbagai jenis ikan, telur, dan susu.
Melalui tema peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 ini, masyarakat diharapkan lebih menyadari pentingnya menerapkan MP-ASI yang kaya protein hewani secara optimal.
Langkah ini juga diharapkan dapat membantu mencegah stunting dan menciptakan generasi emas Indonesia.
Selain tema utama, Kemenkes juga memiliki slogan pada Hari Gizi Nasional 2024, yaitu "MP-ASI Berkualitas untuk Generasi Emas."
Sejarah Hari Gizi Nasional 2024
Dilansir Kemkes, upaya perbaikan gizi masyarakat telah dimulai sejak tahun 1950, yaitu saat Menteri Kesehatan Dokter J Leimena Bapak Gizi Indonesia mengangkat Prof. Poorwo Soedarmo sebagai kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR).
Kemudian, Prof. Poorwo Soedarmo dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia.
Diketahui, Prof. Poorwo Soedarmo waktu itu lebih dikenal sebagai Instituut Voor Volksvoeding (IVV) yang merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan yang dikenal sebagai Lembaga Eijckman.
Hari Gizi Nasional (HGN) diselenggarakan untuk memperingati dimulainya pengkaderan tenaga gizi Indonesia dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan oleh LMR pada tanggal 25 Januari 1951.
Poster Hari Gizi Nasional (kemenkes.go.id/kolase tribunnews)Sejak saat itu pendidikan tenaga gizi terus berkembang pesat di banyak perguruan tinggi di Indonesia.
Setelah itu, disepakati bahwa tanggal 25 Januari di peringati sebagai Hari Gizi Nasional Indonesia.
Hari Gizi Nasional pertama kali diadakan oleh Lembaga Makanan Rakyat (LMR) pada pertengahan tahun 1960-an, kemudian dilanjutkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat sejak tahun 1970-an hingga sekarang.
Perlu diketahui pada 2015-2019, Indonesia mengalami perbaikan dalam hal prevalensi masalah gizi khususnya prevalensi gizi kurang dan stunting.
Sebagai informasi tambahan, angka stunting di Indonesia masih tinggi yaitu 24,4 persen (SSGI 2021), walaupun terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 27,7 persen (SSGI 2019) namun masih butuh upaya untuk mencapai target penurunan stunting pada tahun 2024 sebesar 14 persen.
Tren data SSGI 2019-2021, menunjukkan stunting terjadi sejak sebelum lahir, dan meningkat paling banyak pada rentang usia 6 bulan 13,8 persen ke 12 bulan 27,2 persen (SSGI 2019).
Dari data tersebut, kita dapat melihat pentingnya terpenuhi gizi ibu sejak hamil, menyusui dan gizi pada MP-ASI balita.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)