Melestarikan Keajaiban Laut Melalui Budidaya Mutiara Terakhir  di Wilayah Hurun
Upaya pelestarian ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga keindahan alam dan pariwisata, tetapi juga untuk melindungi ekosistem laut dan melestarikan warisan budaya yang telah tumbuh di kawasan ini. 
18:49
27 Januari 2025

Melestarikan Keajaiban Laut Melalui Budidaya Mutiara Terakhir di Wilayah Hurun

Lampung kembali mencuri perhatian dunia dengan diperkenalkannya budidaya mutiara terbaru yang kini menjadi simbol pelestarian alam di wilayah Hurun, Kyoko. Terletak di kompleks Marriott Lampung, upaya pelestarian ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga keindahan alam dan pariwisata, tetapi juga untuk melindungi ekosistem laut dan melestarikan warisan budaya yang telah tumbuh di kawasan ini. Diharapkan, upaya ini juga dapat menjadi harapan baru bagi pariwisata bahari.

Acara perkenalan Kyoko ini dihadiri oleh Rahmat Mirzani Djausal, calon gubernur terpilih Lampung; Selphie Bong, CEO The Hurun; dan Junanto Hendriawan, Kepala Bank Indonesia Lampung.

Budidaya mutiara Kyoko memiliki sejarah yang menarik. Dibangun pertama kali pada tahun 1987 oleh perusahaan Jepang, budidaya ini telah menjadi bagian integral dari upaya konservasi alam di kawasan tersebut. Setelah perusahaan tersebut memilih berhenti beroperasional di Lampung, Tim Pengembangan The Hurun mengambil alih dan berkomitmen untuk menjaga serta melestarikan budidaya mutiara ini agar tetap dapat dikenal di Lampung.

“Kami memutuskan untuk melanjutkan budidaya mutiara ini karena kami memiliki nilai yang sama, yaitu sustainability. Kami membangun dan merawat Kyoko agar menjadi budidaya mutiara yang berkelanjutan—bukan hanya mutiara, tetapi juga pemeliharaan terumbu karang, di mana adanya budidaya mutiara menjadi bukti bahwa biota laut Lampung benar-benar sehat dan dirawat,” ujar Selphie Bong.

Selphie juga menyatakan harapannya agar pemerintah Lampung dapat lebih serius dalam mengembangkan pariwisata dan melestarikan alam Lampung. Ia berharap ada sinergi antara berbagai instansi untuk mendorong perkembangan pariwisata, bahkan mencontoh kesuksesan Bunaken di Manado, yang telah dikenal dunia berkat keindahan alamnya

Rahmat Mirzani Djausal juga menyampaikan, "Kami semua di Provinsi Lampung memiliki semangat yang sama, yaitu ingin Indonesia menjadi negara yang maju, begitu pula dengan Provinsi Lampung. Untuk mencapai kemajuan, dibutuhkan lompatan besar. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri; salah satu instrumen untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah dengan bekerjasama dengan teman-teman di sektor swasta, sehingga investasi dapat masuk ke Lampung dan menyerap lapangan pekerjaan. Saya tahu bahwa budidaya mutiara ini tidak mudah dan membutuhkan konsistensi, terutama dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dunia sudah mengetahui bahwa apabila di suatu daerah terdapat budidaya mutiara, itu menjadi indikasi bahwa daerah tersebut memiliki laut yang bersih. Hal ini tentu akan berdampak positif pada citra Provinsi Lampung. Oleh karena itu, di area budidaya ini dipasang jaring sampah untuk mencegah sampah masuk, karena jika sampah mencemari, mutiara tidak bisa berkembang dan para petani pun akan rugi. Saya berharap para petani dan nelayan bisa sukses, sehingga semakin banyak yang bergabung dalam budidaya mutiara ini." ujar Rahmat Mirzani Djausal.

Mutiara sering disebut sebagai keajaiban laut karena proses pembentukannya yang sangat unik. Proses pembentukan mutiara memerlukan waktu bertahun-tahun, sehingga mutiara mencerminkan ketahanan dan keindahan alam bawah laut. Keunikan dan keindahannya yang berasal dari kedalaman laut menjadikan mutiara sebagai salah satu keajaiban alami.

Melestarikan budidaya mutiara Kyoko bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan pendekatan terpadu dan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan berbagai aspek lingkungan yang sangat vital. Salah satu tantangan terbesar adalah memelihara kualitas air laut, yang harus bebas dari polusi seperti limbah plastik, limbah industri, dan bahan kimia berbahaya. Selain itu, untuk mendukung kelangsungan hidup tiram mutiara, kawasan ini juga ditetapkan sebagai tempat budidaya yang dilindungi dari kerusakan yang dapat mengganggu ekosistem laut.

Dengan diperkenalkannya budidaya mutiara Kyoko, Lampung semakin mengukuhkan diri sebagai destinasi wisata dunia yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan lingkungan.

Budidaya mutiara Kyoko diharapkan dapat menjadi tempat wisata edukatif di mana wisatawan baik dalam dan luar negeri dapat belajar lebih dalam mengenai pentingnya menjaga kelestarian laut serta menikmati keindahan tiram mutiara yang menjadi simbol kemakmuran alam laut Lampung.

Selphie Bong menambahkan, “Kita harus bisa memberikan edukasi kepada masyarakat Lampung bahwa pengeboman laut di Lampung masih banyak terjadi dan membawa dampak negatif. Area laut harus gencar dilindungi dari siapapun yang tidak bertanggung jawab.”

Lampung Marriott Resort kini semakin dikenal oleh wisatawan mancanegara berkat keindahan alamnya dan komitmennya dalam merawat lingkungan. Inisiatif ini telah menarik perhatian Abercrombie & Kent, salah satu perusahaan tour dan travel termewah di dunia yang melayani tamu-tamu penting. Mulai tahun ini, Abercrombie & Kent akan mengirimkan tamunya ke Lampung.

Selphie Bong juga menyampaikan pesan, “Saya berharap masyarakat Lampung mulai bersiap diri untuk perubahan yang positif, menjadi tuan rumah yang hangat, sehingga Lampung selalu dikenang oleh para wisatawan yang datang.”

Editor: Content Writer

Tag:  #melestarikan #keajaiban #laut #melalui #budidaya #mutiara #terakhir #wilayah #hurun

KOMENTAR