4 Langkah Membangun Pola Pikir Kritis pada Anak, Orangtua Harus Tahu
Ilustrasi anak-anak(freepik.com)
19:40
22 Januari 2025

4 Langkah Membangun Pola Pikir Kritis pada Anak, Orangtua Harus Tahu

- Pola pikir kritis adalah salah satu kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki anak, dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk menganalisis informasi, mempertimbangkan berbagai sudut pandang, dan menemukan solusi yang tepat atas masalah yang dihadapi.

Menurut Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim, MPsi, berpikir kritis bukan hanya soal mengkritik, tetapi juga melibatkan kemampuan untuk menunda penilaian, menggali informasi secara mendalam, dan membuat keputusan yang bijak.

Namun, kemampuan ini tidak muncul begitu saja, sehingga diperlukan bimbingan dan pembiasaan sejak dini.

Lalu, bagaimana cara membantu anak membangun pola pikir kritis?

Berikut empat langkah yang dapat dilakukan orangtua untuk melatih anak berpikir lebih jernih dan mendalam.

1. Ajarkan untuk Tidak Langsung Menilai

Menurutnya, orangtua perlu mengajarkan anak menunda penilaian untuk mempertimbangkan berbagai sudut pandang terlebih dahulu.

Dengan begitu, anak dapat memahami berbagai situasi dengan lebih mendalam. Misalnya, saat anak merasa makanan tidak enak, bantu mereka menilai ulang perasaannya.

Anak akan menyimpulkan bahwa makanan tersebut bukan tidak enak, tetapi dia tidak terbiasa atau merasa tidak cocok,” ujarnya kepada Kompas.com, pada Minggu (19/01/2025).

2. Biarkan Anak Menyampaikan Pemikirannya secara Asertif

Menurutnya, jika anak dapat berbicara apa adanya, itu merupakan hal yang baik.

“Namun, karena mereka belum punya banyak jam terbang dalam pengalaman hidupnya, cara menyampaikannya belum tepat,” lanjutnya.

Misalnya, mengatakan 'aku enggak suka, ini enggak enak' di depan orang yang memberinya makanan.

“Ini karena mereka belum tahu cara menyampaikan kritik dengan baik, karena belum diajarkan,” jelasnya.

Orangtua bisa mengajarkan anak cara berkomunikasi dengan lebih baik, tapi tetap menyatakan perasaan, pikiran, dan keinginannya.

Ini disebut sebagai komunikasi asertif, dimana seseorang dapat menyatakan perasaan dan keinginannya secara jelas, tepat sasaran, tanpa menyinggung orang lain.

“Daripada mengatakan ‘tidak enak’, lebih baik jika anak diajarkan untuk mengatakan 'aku enggak biasa makan ini, aku enggak suka’,” sebutnya.

3. Berikan Kebebasan untuk Mengungkapkan Pendapat

Tidak ada yang salah dengan mengetahui apa yang dirasakan anak, karena itu penting untuk memberinya kebebasan dalam mengungkapkan apa yang dia pikirkan.

“Misal ketika dia mengatakan 'aku tadi dapat nilai ulangan yang jelek’, jika respons dari lingkungan berupa kemarahan atau hal negatif lainnya, anak tidak akan merasa nyaman untuk terbuka lagi di kemudian hari,” jelasnya.

Sebaliknya, jika lingkungan tidak memberikan respons negatif, anak akan lebih nyaman untuk terbuka.

4. Berikan Stimulasi yang Tepat

Kemampuan berpikir kritis adalah potensi yang ada pada diri manusia, tetapi apakah itu digunakan atau tidak, sangat tergantung pada stimulasi yang diterima.

Stimulasi yang dimaksud bisa berupa pengalaman hidup, membaca, menonton, atau diskusi bersama orang tua.

“Ketika dihadapkan dengan suatu hal, anak akan menganalisis dan merangkum informasi yang ada di kepalanya,” jelasnya.

“Jika hal ini dilakukan secara rutin, itu akan melatih anak untuk berpikir lebih dalam sebelum memberikan jawaban atau solusi,” tambahnya.

Editor: Rebecca Rosevanya Johanna Rudiansyah

Tag:  #langkah #membangun #pola #pikir #kritis #pada #anak #orangtua #harus #tahu

KOMENTAR