6 Pernyataan Menohok Kholid, Nelayan Viral Lantang Bahas Pagar Laut di Tangerang
Kholid, nelayan terdampak pagar laut Tangerang. [YouTube/ILC]
15:41
21 Januari 2025

6 Pernyataan Menohok Kholid, Nelayan Viral Lantang Bahas Pagar Laut di Tangerang

Sosok nelayan bernama Kholid viral sesuai lantang berdebat soal pagar laut di Tangerang tengah ramai diperbincangkan. Kholid secara gamblang menyuarakan penolakannya.

Menurut Kholid pagar laut sepanjang 30 kilometer itu merugikan para nelayan. Hal itu diungkapkannya saat menjadi narasumber dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) baru-baru ini.

Lantaran argumennya, Kholid pun dicap berwawasan dan cerdas hingga sosoknya viral. Seperti apa kira-kira pernyataan Kholid? Intip ulasannya berikut ini.

1. Ingatkan Logika Penjajah

Kholid mengaku dihubungi penelepon gelap karena menyoroti pagar laut Tangerang. Dia diminta tak ikut campur lantaran berasal dari Serang. Terkait hal itu, Kholid mengungkit sebuah buku berjudul 'Logika Penjajah' karya Yai Midi.

"Dalam isi buku tersebut persis seperti kata penelpon tersebut ke saya, kamu orang Serang nggak boleh urusi Tangerang. Padahal menurut saya, nelayan tidak boleh parsial. Nah ciri-ciri penjajah itu memiliki pandangan parsial, sampai tingkatannya kita tidak menolong tetangga kita yang kelaparan atau sedang dijajah," ujarnua dikutip dari YouTube ILC.

"Begitu juga di laut. Ketika orang Tangerang menangis, orang Serang menangis. Ketika Rempang menangis, orang Serang menangis," sambungnya.

2. Berani Sebut Korporasi

Kholid nelayan. [Tangkapan layar YouTube Indonesia Lawyers Club]Kholid nelayan. [Tangkapan layar YouTube Indonesia Lawyers Club]

Selanjutnya, Kholid mengungkap dugaan korporasi di balik pembangunan pagar laut yang merugikan para nelayan. Sebagai orang yang mencari nafkah di laut, Kholid memilih untuk melawan.

"Lebih baik saya melawan, daripada hidup saya sebagai petani nelayan dikelola oleh korporasi. Karena ainal yaqin, kalau saya sebagai rakyat dikelola korporasi sampai kiamat anak cucu saya pasti miskin,"

"Karena saya sebagai obyek yang dikelola, dia yang mengelola karena namanya korporasi memikirkan untung rugi. Kalau negara keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, namun di sini kita gak merasakan itu," tambah Kholid.

3. Sah Tidak?

Kholid heran dengan pagar laut yang dipasang di area yang seolah sudah dikotak-kotakkan untuk proyek tertentu. "Ngerinya ada jual beli hitam. Dugaan saya di situ, Logika saya masuknya di situ," ujarnya.

Sebagai orang yang mengaku awam hukum, Kholid mempertanyakan kemungkinan kepemilikan Sertifikat Hak Milik (SHM) yang terbit di area pagar laut Tangerang.

"Herannya pagar itu tumbuh di wilayah yang diplot sebagai proyek. Ketika ini terjadi, kalau saya bukan ahli hukum, kira-kira seandainya udah ada SHM, 300 SHM sudah dikeluarkan dan BPN, SHM keluar di atas laut kira-kira sah gak secara hukum?," tanyanya.

4. 5 Bulan

Lebih lanjut, Kholid mengaku sudah mengetahui keberadaan pagar laut tersebut sekira lima bulan terakhir. Awalnya, ia sempat berpikiran positif, pagar tersebut untuk budidaya. Namun seiring berjalannya waktu, ia mengetahui pagar laut tersebut ternyata ilegal.

"Saya sempat lapor ke Dinas Kelautan Dan Perikanan (DKP) provinsi, dan (mereka) sudah tahu kalau ilegal. Kata saya 'Kenapa gak ditindak?' (dijawab) tugas saya hanya melaporkan ke KKP. Saya tunggu sampai akhir-akhir ini disegel," tukasnya.

5. Bukan Rahasia Umum

Kholid mempertanyakan tindakan pihak berwenang dalam mengusut pemilik pagar laut di Tangerang. Sebab menurutnya, pelakunya sudah bukan menjadi rahasia umum.

"Ini nunggu apa? biar pelakunya ngaku? Pelakunya bukan rahasia umum lagi, lurah-lurah tahu, yakin siapa pelakunya. Orang Serang tahu, tahu semua, gak mungkin gak tahu. Kalau saya sebutin takut dituntut," ungkapnya.

Ia pun menyebut beberapa nama yang diduga terlibat. "Kalau negara gak bisa, saya akan lawan," tukasnya.

6. Nelayan

Dalam kesempatan itu, Kholid menekankan nelayan juga mampu berwawasan luas. "Nelayan gak boleh bloon-bloon amat. Masa nelayan bego, sering makan ikan segar-segar kok bego," kata Kholid.

Selepas itu, Kholid menerangkan bawah hasil pemikiran seseorang tergantung dari mana sumber pengetahuannya. Sedangkan kejernihan pengetahuan tergantung dengan motivasinya.

"Sumber pengetahuan jernih atau keruh tergantung motivasinya, kalau motivasinya kesementaraan, (ada) keterlibatan tentang staf jabatan, harta atau ketenaran akan keruh pemikirannya, karena terganggu dengan kepentingan. Jernih dan tidaknya pengetahuan tergantung motivasinya, kalau motif keabadian dikarenakan Allah yakin pengetahuan akan jernih," pungkasnya.

Editor: Husna Rahmayunita

Tag:  #pernyataan #menohok #kholid #nelayan #viral #lantang #bahas #pagar #laut #tangerang

KOMENTAR