Orang yang Percaya dengan Teori Konspirasi, Sering Menunjukkan 8 Perilaku Ini Menurut Psikologi
- Teori konspirasi yang sering kita dengar melalui televisi atau podcast, sering kali mengejutkan dan seperti di luar akal sehat. Terlepas itu nyata atau tidak, biasanya teori ini bermaksud pada suatu tujuan.
Mengutip dari laman Sampoerna University, teori konspirasi ini biasanya menyangkut soal politik, sejarah, dan sosial. Hal ini juga disebut sebagai persekongkolan dalam rencana besar yang terselubung.
Dilansir dari laman Blog Herald pada (07/12) orang yang percaya dengan teori konspirasi, sering menunjukkan 8 perilaku ini menurut psikologi:
1. Memiliki pengenalan pola
Salah satu perilaku umum di antara mereka yang sering percaya pada teori konspirasi adalah kecenderungan yang meningkat terhadap pengenalan pola. Psikolog telah mencatat bahwa otak kita terhubung untuk mengidentifikasi pola.
Tapi jika sifat ini terlalu aktif, hal ini dapat menyebabkan kita melihat hubungan yang sebenarnya tidak ada. Para ahli teori konspirasi sering kali masuk dalam kategori ini.
Mereka hebat dalam menghubungkan titik satu ke titik yang lain. Ini seperti melihat bentuk di awan atau membaca terlalu banyak tentang suatu kebetulan.
Kecenderungan terhadap pengenalan pola ini sering kali membawa mereka ke lubang teori konspirasi, di mana setiap peristiwa saling terhubung dan tidak ada yang terjadi secara kebetulan.
2. Bias konfirmasi
Bias konfirmasi adalah ketika kita menyukai informasi yang menegaskan keyakinan diri sendiri dan mengabaikan informasi yang menantang keyakinan tersebut.
Tapi ketika mereka diberikan artikel-artikel ilmiah yang membantah teori konspirasi tersebut, dia langsung menganggapnya sebagai ‘propaganda pemerintah’ atau ‘kebohongan media’.
3. Disonansi kognitif
Disonansi kognitif adalah teori psikologis yang menjelaskan alasan para ahli teori konspirasi sering kali memiliki keyakinan bertentangan. Misalnya, sebagian orang percaya bahwa Putri Diana dibunuh oleh keluarga kerajaan Inggris dan pada saat yang sama, mereka mengira dia masih hidup dan bersembunyi.
Hal yang menarik adalah kedua teori ini saling bertentangan. Jika Putri Diana dibunuh, dia tidak mungkin masih hidup. Tapi, orang yang sama mempercayai kedua teori tersebut.
Kemampuan untuk menganut keyakinan yang bertentangan ini menyoroti kekuatan disonansi kognitif dan menggarisbawahi betapa kuatnya pengaruh teori konspirasi.
4. Kebutuhan akan keunikan
Hal ini berasal dari keinginan untuk menonjol dari yang lain, untuk mengetahui sesuatu yang tidak diketahui orang lain. Teori konspirasi sering kali menawarkan pengetahuan eksklusif, kebenaran tersembunyi dan dianggap tidak disadari oleh seluruh dunia.
Hal ini mungkin menarik bagi mereka yang mendambakan rasa individualitas dan perbedaan. Kebutuhan akan keunikan ini tidak menjadikan mereka salah arah. Ini hanya memberikan wawasan alasan teori konspirasi bisa begitu menarik bagi sebagian orang.
5. Ketakutan dan rasa tidak aman
Inti dari banyak teori konspirasi terletak pada ketakutan dan rasa tidak aman. Dunia ini sulit, dan sering kali merasa ada banyak hal di luar kendali kita.
Teori konspirasi dapat memberikan rasa keteraturan dalam kekacauan ini. Mereka menawarkan penjelasan, betapapun mustahilnya, atas hal-hal yang tidak dapat dijelaskan dan tidak pasti.
6. Ketidakpercayaan akan otoritas
Ketidakpercayaan ini berasal dari perasaannya bahwa ia telah dikecewakan oleh suatu hal dalam berkali-kali. Hal ini sering kali berakar pada pengalaman dan kekecewaan pribadi, yang menjadikannya semakin nyata.
Memahami hal ini dapat membantu dalam berempati terhadap orang lebih cenderung percaya pada teori konspirasi dibandingkan yang lain.
7. Keinginan untuk mengontrol
Ketika kejadian tak terduga terjadi atau segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana, hal ini bisa membuat kita merasa tidak berdaya dan lepas kendali. Teori konspirasi dapat memberikan perasaan mendapatkan kembali atas kendali. Mereka menyajikan sebuah narasi disaat segala sesuatu terjadi karena suatu alasan.
Keyakinan akan dunia yang terkendali, meskipun dikendalikan oleh kekuatan jahat, bisa lebih menenangkan daripada menerima kehidupan tidak terduga. Hal ini memberikan pemahaman dan prediktabilitas terhadap dunia yang tidak dapat diprediksi.
8. Kebutuhan akan jawaban yang pasti
Ini adalah istilah psikologis yang mengacu pada keinginan individu untuk mendapatkan jawaban tegas atas sebuah pertanyaan dan keengganan terhadap ketidakpastian.
Teori konspirasi sering kali memberikan jawaban pasti terhadap situasi yang kompleks atau ambigu. Mereka menghilangkan ketidakpastian, menawarkan narasi dan penjelasan yang jelas, padahal kenyataan tidak memberikan apa-apa.
Tag: #orang #yang #percaya #dengan #teori #konspirasi #sering #menunjukkan #perilaku #menurut #psikologi