42
Perilaku anak6 perilaku anak yang sering dimanjakan oleh orang tua (Mindshift Psychological Sevices)
07:39
1 Desember 2024
Anda Dimanja sejak Kecil? Biasanya Menunjukkan 8 Ciri Kepribadian Ini Setelah Menjadi Dewasa Menurut Psikologi
Menjadi orang tua adalah salah satu tanggung jawab terbesar dalam hidup, dan cara orang tua membesarkan anak-anak mereka memiliki dampak besar pada karakter dan kepribadian anak tersebut di masa depan.
Salah satu pendekatan yang sering ditemui adalah memanjakan anak secara berlebihan—memberikan semua yang mereka inginkan tanpa batasan atau tanggung jawab.Meskipun niatnya mungkin baik, terlalu memanjakan anak bisa menciptakan pola perilaku tertentu yang bertahan hingga dewasa. Dilansir dari Geediting pada Sabtu (30/11), terdapat delapan ciri kepribadian yang sering muncul pada orang dewasa yang terlalu dimanja saat kecil, berdasarkan wawasan psikologi dan pengamatan sosial:
1. Kurangnya Kemandirian
Orang yang terlalu dimanja biasanya tumbuh tanpa harus menghadapi tantangan sendiri. Akibatnya, mereka sering kali kesulitan membuat keputusan penting tanpa meminta bantuan orang lain. Dalam kehidupan dewasa, mereka cenderung bergantung pada orang di sekitar mereka, baik itu pasangan, teman, atau bahkan kolega.
Mereka juga mungkin menunjukkan ketakutan menghadapi situasi baru karena tidak terbiasa mengatasi kesulitan sendiri sejak kecil.
2. Kesulitan Menghadapi Penolakan
Karena selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan di masa kecil, mereka mungkin tidak tahu cara menghadapi situasi ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. Penolakan atau kegagalan kecil saja bisa terasa seperti bencana besar.
Hal ini sering kali menyebabkan rasa frustrasi yang berlebihan, serta perilaku defensif atau menyalahkan orang lain ketika keadaan tidak sesuai dengan harapan mereka.
3. Ekspektasi yang Tidak Realistis
Orang yang dimanja cenderung memiliki ekspektasi tinggi terhadap kehidupan, pekerjaan, atau hubungan. Hal ini muncul dari pola asuh di mana semua kebutuhan mereka selalu dipenuhi tanpa syarat.
Ekspektasi ini bisa menjadi masalah dalam hubungan sosial atau profesional, karena mereka mungkin merasa kecewa atau marah ketika orang lain tidak memenuhi standar yang mereka anggap normal.
4. Kurangnya Empati
Memanjakan anak secara berlebihan sering kali membuat mereka kurang memahami kebutuhan dan perasaan orang lain. Fokus pada kebahagiaan pribadi membuat mereka sulit merasakan empati atau mempertimbangkan sudut pandang orang lain.
Sebagai akibatnya, mereka mungkin dianggap egois atau tidak peka dalam hubungan interpersonal, baik di lingkungan keluarga maupun di tempat kerja.
5. Kesulitan Menjalin Hubungan yang Seimbang
Dalam hubungan, mereka cenderung mengharapkan pasangan atau teman untuk terus-menerus memberikan perhatian dan pengorbanan, tanpa menawarkan hal yang sama sebagai timbal balik.
Hubungan ini sering kali tidak sehat karena tidak adanya keseimbangan antara memberi dan menerima, yang dapat menyebabkan konflik atau bahkan perpisahan.
6. Ketidakmampuan Menghadapi Kritik
Orang yang dimanja sering kali kesulitan menerima kritik, bahkan jika kritik itu bersifat konstruktif. Mereka mungkin merasa tersinggung atau merespons dengan defensif karena kritik dianggap sebagai ancaman terhadap harga diri mereka.
Ini sering kali membuat mereka sulit berkembang di tempat kerja atau lingkungan sosial yang menuntut umpan balik terus-menerus untuk perbaikan.
7. Kecenderungan Menghindari Tanggung Jawab
Karena terbiasa hidup dalam kenyamanan tanpa harus memikul beban tanggung jawab, mereka mungkin sulit menerima tugas-tugas yang menuntut usaha besar.
Dalam lingkungan kerja, mereka mungkin mencari cara untuk menghindari tugas-tugas yang menantang atau terlalu sering mengandalkan orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
8. Rasa Hak yang Berlebihan (Entitlement)
Salah satu ciri yang paling umum adalah rasa hak yang berlebihan. Mereka merasa bahwa dunia atau orang lain berutang sesuatu kepada mereka hanya karena keberadaannya.
Rasa entitlement ini dapat memunculkan sikap kurang menghargai usaha orang lain atau bahkan memicu konflik di tempat kerja maupun dalam hubungan pribadi.
Bagaimana Mengatasi Pola Ini?
Meskipun dampak dari terlalu dimanja bisa bertahan hingga dewasa, ada banyak cara untuk memperbaiki pola perilaku ini:
Belajar menghadapi tantangan kecil: Mulai dari mengambil tanggung jawab sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Mendengarkan umpan balik: Berlatih menerima kritik tanpa reaksi defensif.
Mengembangkan empati: Berusaha memahami perspektif orang lain melalui komunikasi yang mendalam.
Menetapkan batasan diri: Meninggalkan ekspektasi yang tidak realistis dan menerima kenyataan bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana.
Memanjakan anak tidak selalu buruk jika dilakukan dengan batasan dan keseimbangan. Namun, penting untuk memastikan bahwa anak juga belajar tentang tanggung jawab, empati, dan pentingnya usaha untuk mencapai tujuan. Dengan memahami dampaknya, kita dapat membantu membangun generasi yang lebih mandiri dan siap menghadapi tantangan kehidupan.
Editor: Bintang Pradewo
Tag: #anda #dimanja #sejak #kecil #biasanya #menunjukkan #ciri #kepribadian #setelah #menjadi #dewasa #menurut #psikologi