Waspada! Krim Pemutih Instan yang Anda Pakai Bisa Merusak Ginjal Permanen, Ini Penjelasan Dokter
- Skincare ilegal berbahaya bagi kulit dan ginjal, sehingga produk aman dan berbukti klinis sangat penting.
- Dokter menekankan perawatan berbasis sains untuk hiperpigmentasi, rosacea, dan kulit atopik.
- Isisphatma terus melakukan edukasi dan riset, termasuk merilis seri SECALIA.
Keinginan memiliki kulit putih instan masih menjadi dorongan kuat bagi sebagian masyarakat. Sayangnya, obsesi tersebut kerap membuat orang mengambil jalan pintas, termasuk menggunakan skincare racikan ilegal yang mengandung bahan berbahaya seperti merkuri.
Risiko yang ditimbulkan bukan hanya merusak kulit, tetapi juga mengancam kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dermatolog dr Idrianti Idrus, SpDVE menjelaskan bahwa banyak krim racikan online mengandung merkuri, logam berat yang sangat berbahaya ketika diserap kulit.
"Yang mengandung dari krim-krim racikan online itu, misalnya seperti merkuri, itu adalah logam. Bayangkan logam, tapi bentuknya cair. Itu akan masuk ke dalam pembuluh darah kita," ujar dr Idrianti dalam sesi Media Interview Isispharma bersama Regenesis baru-baru ini.
Dalam jumlah kecil sekalipun, paparan harian membuat merkuri terakumulasi di dalam darah. Zat ini kemudian masuk ke ginjal, memaksa organ bekerja lebih keras untuk menyaring racun.
"Nah, ketika beban ginjal kita terlalu keras, dia akan nanti mengalami suatu kegagalan kerja," terang dr Idrianti.
Ia mengungkapkan adanya laporan kasus yang menunjukkan hubungan antara pemutih ilegal dan penyakit ginjal, yang pada tahap berat bisa berujung gagal ginjal.
Kerusakan Kulit Akibat Pemutih Instan
PerbesarSesi Media Interview bersama Para Dokter yang dihelat ISISPHARMA bersama Regenesis (Dok. Istimewa)Di sisi lain, efek instan yang dijanjikan skincare ilegal biasanya dihasilkan lewat proses over exfoliation. Hal ini membuat kulit tampak lebih putih, tetapi dengan harga mahal, kerusakan jangka panjang hingga permanen.
Dermatolog dr Sri Ellyani, SpDVE memaparkan penggunaan skincare ilegal dapat menyebabkan kulit iritasi, kemerahan, dan jerawat berulang. Ia juga menekankan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan alami terhadap hiperpigmentasi akibat paparan sinar matahari.
“Namun, efeknya tidak secara langsung terjadi. Butuh waktu berkali-kali hingga paparan terus-menerus mengenai kulit sehingga terjadi hiperpigmentasi. Ditambah lagi bahwa masyarakat Indonesia banyak yang beraktivitas yaitu di luar ruang,” ujarnya.
Selain sinar UV, hiperpigmentasi dapat muncul setelah peradangan kulit atau post-inflammatory hyperpigmentation (PIH), misalnya setelah jerawat, iritasi, atau tindakan skincare yang salah. Mengobati hiperpigmentasi pun tidak mudah.
"Untuk mengobati hiperpigmentasi, butuh waktu yang cukup panjang. Jadi kita ngobatin-nya juga harus sangat diperhatikan," tambah dr Ellyani.
Ia mengingatkan bahwa sunscreen menjadi perlindungan wajib, terutama pada kondisi skin barrier yang rusak, kondisi yang sering diperburuk oleh skincare ilegal.
dr Ellyani juga menyoroti perlunya bahan aktif yang bekerja hingga ke berbagai lapisan kulit untuk menangani hiperpigmentasi.
Ia menegaskan bahwa produk dengan bukti klinis sangat penting dalam mencegah kekambuhan, terutama pada kondisi yang bersifat kronis.
Isispharma dan Pentingnya Dermatocosmetics Berbasis Evidensi
Melihat meningkatnya kebutuhan edukasi tentang perawatan kulit yang aman, Isispharma bersama Regenesis Indonesia menggelar sesi Media Interview & Doctor Appreciation, menghadirkan para dermatolog terkemuka: dr Sri Ellyani, SpDVE, dr Idrianti Idrus, SpDVE, dan dr Reiva Farah, SpDVE.
Acara ini menekankan pentingnya dermatocosmetics berbasis riset dan pembuktian klinis, sebuah pendekatan yang semakin relevan di tengah maraknya produk skincare yang menjanjikan hasil instan tanpa bukti ilmiah.
Sebagai distributor resmi Isispharma di Indonesia, Regenesis menegaskan kembali peran penting edukasi publik. President Director Regenesis Indonesia, Emmy Noviawati, menyampaikan komitmennya.
"Regenesis Indonesia berkomitmen menghadirkan dermatocosmetics yang bukan hanya aman, tetapi benar-benar dibuktikan secara ilmiah agar masyarakat mendapatkan informasi perawatan kulit yang terpercaya dan berbasis penelitian," ujar dia.
Dari sisi global, perwakilan Head of Asia Pacific Isiapharma, May Chow, menjelaskan mengapa penelitian dan reformulasi terus dilakukan.
“Kebutuhan kulit saat ini tidak lagi sama seperti lima atau sepuluh tahun yang lalu. Perubahan iklim, polusi, paparan blue light, dan gaya hidup yang serba cepat membuat kulit jauh lebih rentan. Inilah alasan Isispharma terus memperbarui risetnya dan mengembangkan formulasi yang tetap relevan dengan tantangan kulit modern,” pungkasnya.
Salah satunya adalah produk terbaru yang ikut diluncurkan, yakni Secalia Series, rangkaian terbaru yang diformulasikan khusus untuk kulit kering, sensitif, dan atopik.
Skincare ini menghadirkan solusi yang mampu menenangkan iritasi, meningkatkan hidrasi, dan memperkuat skin barrier secara mendalam.
Tag: #waspada #krim #pemutih #instan #yang #anda #pakai #bisa #merusak #ginjal #permanen #penjelasan #dokter