Jangan Terkecoh Label Alami, Pilih Suplemen dengan Cermat
Ilustrasi suplemen. Sejumlah suplemen bermanfaat untuk mendukung tubuh tidak lelah.(Dok. Shutterstock)
10:35
24 Juni 2025

Jangan Terkecoh Label Alami, Pilih Suplemen dengan Cermat

 

Kesadaran masyarakat Asia Pasifik, termasuk Indonesia, terhadap gaya hidup sehat terus meningkat. Produk alami, terutama suplemen, pun semakin populer karena dianggap lebih “aman” dan bebas bahan kimia. 

Namun, anggapan bahwa suplemen alami selalu aman dan efektif bisa menyesatkan.

Di Indonesia, peredaran suplemen diawasi oleh BPOM, dengan regulasi yang memastikan keamanan, mutu, dan informasi yang tidak menyesatkan di label. Aturan seperti Peraturan BPOM No. 10/2024 dan No. 24/2023 menekankan pentingnya konsumen memahami apa yang mereka konsumsi, bukan sekadar percaya pada embel-embel “alami”.

Menurut Direktur Riset dan Pengembangan Sains Herbalife Asia Pasifik, Alex Teo,  semakin banyak orang yang mengandalkan suplemen untuk menunjang kesehatan jangka panjang. Namun, label "alami" dalam sebuah produk sering dijadikan jaminan produk itu aman. 

"Penting untuk memahami bahwa label alami tidak otomatis berarti aman," katanya dalam siaran pers.

Ia menegaskan, baik bahan alami maupun sintetis, semua tetap harus dilihat dari sisi ilmiah yang mencakup apa saja kandungannya, bagaimana dosisnya, dan apakah ada potensi interaksi dengan obat lain.

Contohnya, akar licorice yang banyak dipakai dalam pengobatan tradisional, tapi dalam dosis tinggi justru bisa memicu tekanan darah tinggi dan gangguan elektrolit. 

Di sisi lain, suplemen sintetis umumnya dirancang menyerupai senyawa alami dan melalui uji keamanan laboratorium yang ketat.

“Dengan berbagai pilihan suplementasi yang ada, penting untuk tidak terpengaruh oleh label alami pada deskripsi suplemen. Baik produk itu alami atau sintetis, kuncinya adalah fokus pada kualitas, dosis, dan bukti ilmiah. 

Mitos keliru suplemen alami

Kesalahpahaman umum yang sering ditemui di masyarakat adalah bahwa suplemen alami pasti aman karena bukan obat kimia. 

Kenyataannya, racun seperti arsenik dan timbal dapat ditemukan di beberapa tanaman dan mengonsumsinya tanpa pengetahuan dosis yang tepat dapat berdampak serius pada ginjal dan hati.

Jangan lupa juga untuk memperhatikan dosis. Senyawa alami dapat menyebabkan reaksi negatif jika dikonsumsi berlebihan. Misalnya, vitamin yang larut dalam lemak seperti A, D, E, dan K dapat menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan toksisitas jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Suplemen juga harus dilihat sebagai pelengkap dalam perawatan medis, bukan sebagai pengganti obat yang diresepkan.

Selain itu, suplemen juga tidak bisa menggantikan diet seimbang dan bergizi. Makanan utuh menyediakan kombinasi kompleks nutrisi, serat, dan senyawa lain yang tidak dapat direplikasi oleh suplemen. 

"Suplemen yang efektif untuk satu orang mungkin tidak bermanfaat bagi orang lain. Berkonsultasi dengan dokter sangat penting, terutama jika kita sedang mengonsumsi obat rutin untuk menghindari interaksi obat dengan bahan suplemen," saran Alex Teo.

 

Tag:  #jangan #terkecoh #label #alami #pilih #suplemen #dengan #cermat

KOMENTAR