



Cek 6 Gejala Dehidrasi Saat Anak Diare, Orangtua Wajib Tahu
– Diare bisa dialami anak, salah satunya jika mengonsumsi makanan atau minuman yang kurang higienis. Dilansir dari laman WHO, Jumat (20/6/2025), diare biasanya gejala infeksi pada saluran usus.
Meski umumnya bisa sembuh dalam waktu kurang dari satu minggu, diare tidak bisa dianggap sepele. Sebab, jika tidak ditangani dengan baik, diare bisa menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan).
“Umumnya dalam waktu kurang dari satu minggu, diare bisa sembuh sendiri. Tapi bahayanya pada dehidrasinya,” jelas dokter spesialis anak subspesialis gastrohepatologi, dr. Himawan Aulia Rahman, Sp.A, Subsp.G.H dalam Media Discussion bersama RS Pondok Indah Group di Bouclette Deli, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2025).
Untuk itu, penting bagi orangtua mengenali tanda-tanda dehidrasi sejak dini. Berikut beberapa di antaranya.
6 gejala dehidrasi saat anak diare
1. Anak tampak lemas
Perubahan kondisi fisik anak bisa menjadi tanda awal dehidrasi. Anak yang mengalami kekurangan cairan cenderung terlihat lebih lemas, tidak seaktif biasanya, dan warna kulitnya terlihat lebih pucat.
“Pertama, dari penampilannya anak tampak lemas dan pucat dari biasanya,” ujar dia.
Jika biasanya anak aktif berlari atau bermain, lalu tiba-tiba menjadi lesu, lebih sering tidur, dan tidak bergairah, bisa jadi tubuhnya mulai kekurangan cairan.
2. Tampak sangat haus
Diare bisa menyebabkan dehidrasi yang berbahaya bagi anak. Kenali beberapa tanda dehidrasi yang perlu diwaspadai agar kondisi tak semakin parah.
Rasa haus yang berlebihan adalah cara tubuh memberi sinyal bahwa cairan sedang sangat dibutuhkan.
Anak yang dehidrasi disebut akan menunjukkan keinginan minum terus-menerus, bahkan bisa tampak gelisah karena merasa kehausan.
Orangtua perlu jeli membedakan rasa haus biasa dengan rasa haus yang muncul akibat diare. Pada kasus dehidrasi akibat diare, haus bisa muncul sangat intens meskipun anak sudah minum.
3. Tidak ada air mata saat menangis
Salah satu ciri khas dehidrasi sedang hingga berat pada anak adalah tidak adanya air mata saat menangis.
Kondisi ini bisa jadi petunjuk jelas bahwa tubuh anak sudah kekurangan cairan cukup banyak.
“Air mata yang biasanya keluar ketika menangis, sekarang kering,” ucapnya.
View this post on Instagram
4. Mata terlihat cekung
Diare bisa menyebabkan dehidrasi yang berbahaya bagi anak. Kenali beberapa tanda dehidrasi yang perlu diwaspadai agar kondisi tak semakin parah.
Tanda dehidrasi juga bisa diamati dari area mata anak. Mata yang tampak masuk ke dalam atau cekung, disertai kantung mata yang menghitam, bisa menunjukkan bahwa jaringan tubuh mulai kekurangan cairan.
“Dari mata juga terlihat cekung,” tutur Himawan.
Kondisi ini biasanya disertai wajah yang tampak lelah dan pandangan yang tidak fokus.
5. Warna urin lebih pekat
Perubahan warna urin juga menjadi indikator penting. Semakin pekat warna urin anak, berarti tubuhnya semakin kekurangan cairan.
“Dilihat warna air kencingnya. Kalau warnanya pekat, itu sudah dehidrasi,” jelasnya.
Normalnya, warna urin anak yang sehat adalah kuning muda. Jika berubah menjadi kuning tua atau hampir jingga, orangtua perlu meningkatkan asupan cairan atau segera berkonsultasi ke dokter.
6. Jarang ganti popok
Diare bisa menyebabkan dehidrasi yang berbahaya bagi anak. Kenali beberapa tanda dehidrasi yang perlu diwaspadai agar kondisi tak semakin parah.
Untuk anak atau bayi yang masih menggunakan popok, frekuensi penggantian popok bisa menjadi sinyal dehidrasi.
Jika dalam beberapa jam popok tetap kering atau hanya sedikit basah, kemungkinan anak mengalami penurunan produksi urin akibat dehidrasi.
“Kalau frekuensi penggantian popoknya jarang, maka bisa jadi dehidrasi,” tandas Himawan.
Biasanya, bayi dan balita yang sehat akan buang air kecil setiap tiga-empat jam. Jika lebih jarang dari itu, apalagi saat sedang diare, orangtua perlu waspada.
View this post on Instagram
Tag: #gejala #dehidrasi #saat #anak #diare #orangtua #wajib #tahu